Jangan lupa tekan bintangnya ya. Terimakasih
⭐⭐⭐⭐⭐
Happy reading....
Di hari minggu jam satu siang, Ara sudah siap untuk pergi, meski tidak cocok di bilang untuk pergi, karena penampilannya seperti tukang palak, sepan sobek-sobek, baju kaos kebesaran, lalu sendal jepit berwarna biru, uang serta ponselnya ia taruh di kantong celana.
Ara menuruni tangga, di situ ada Bundanya bersama abangnya lagi mengobrol.
"Hai Bun... Ara pergi dulu,"pamit Ara menyalimi Bundanya juga abangnya.
"Mau kemana?"tanya wilanda.
"Ke pasar"bukan suara Ara tapi abangnya Reynal.
"Ish... apaan sih Bang, orang mau jalan juga,"ketus Ara sembari mendengus.
"Begini yang mau jalan?"Reynal mengamati penampilan Ara dari atas sampai bawah,"Gue kira mau jaga parkiran,"lanjut Reynal mencibir.
"Abang... Enggak boleh gitu,"tegur Wilanda.
"Huh... dasar Abang durhaka!"Ara berlari keluar rumah setelah mengatakan itu.
Sampai depan, Ara melihat Johan sudah siap dengan motornya,"Han...!"panggil Ara.
Johan yang melihat penampilan Ara hanya bisa menggeleng kepala,"Lo enggak punya baju lain Ra?"tanya Johan.
"Ish... apaan sih, ini itu baju ternyaman, ngapain pake baju bagus-bagus kalau enggak nyaman,"ketus Ara. Heran enggak Reynal, enggak Johan, demen banget mengomentari penampilannya,"Ayo buruan...!"Ara menepuk bahu Johan keras.
"Kemana dulu nih... maen asal nyuruh jalan ajah!""toleh Johan pada Ara.
"Oh, iya... gue pan belom ngomong,"lupa Ara nyengir lebar,"Gue nanya embah gogle dulu,"
Ara mengeluarkan benda pipih dari saku celananya, dan mulai menekan aplikasi di ponselnya.
Tut...!
"Ok goggle, jalan darma kompleks indah nomor 37."
"Ini rute menuju jalan darma kompleks indah nomor 37. Silangkan jalan lurus..."
"Lurus katanya Han..."
"Yakin lurus...?"
"Iya katanya,"
"Ok, pake helm lo,"titah Johan yang sudah siap menyalakan mesinnya. Johan menjalankan motornya seperti yang Ara bilang. Harus lurus.
Ara menyernyi,"Heh... bego! Koq lo malah masuk gerbang mang Amat sih?!"tegur Ara menggaplak helm Johan.
Johan menghentika lajunya, menoleh pada Ara"Tadi lo bilang harus lurus... yah ini lurus,"jawab Johan sembari mendengus.
Ara berdecak turun dari motor, ia berkacag pinggang menatap Johan garang,"Lo tuh... bego di sengaja! Apa bego beneran? Maksud gue tuh... keluar dulu dari komplek baru lurus ke jalan raya! JOHAAAmpppppp...!"
"Diem..."desis Johan, membekap mulut Ara.
"Isshhh.... Apa-ap ... "
"Lo mau di tembak mang Amat?"potong Johan.
Seketika Ara langsung diam, Otaknya langsung mengingat kejadian dulu waktu SD. Saat itu Ara dan Johan diam-diam memanjat pagar rumah mang Amat dari belakang, Keduanya berniat mencuri buah mangga yang tumbuh di belakang rumah mang Amat, pohonnya kecil tapi buahnya lebat, tanpa manjat pohon, keduanya bisa langsung memetik buah mangga tersebut karena pohonnya begitu pendek. Namun tanpa mereka sadari yang punya rumah berdiri di belakang Johan dan Ara sembari memegang senapan. Apa yang terjadi? Keduanya di giring ke rumah masing-masing dengan di todong sebuah senapan panjang. Ara menangis, begitu juga Johan. keduanya seminggu tidak keluar rumah, sampai-sampai Johan sakit gegara kaget.
"Kalau gitu cepet keluar... sebelum mang Amat bawa senapan,"bisik Ara, Johan terkekeh, melihat wajah Ara yang sangar berubah jadi wajah takut,"Mau ngapain?"tanya Ara melihat Johan hendak menyalakan mesin.
"Jalanin motor,"
"Jangan... entar mang Amat denger,"cegah Ara.
Johan mengangguk, akhirnya keduanya keluar dari gerbang mang Amat yang terbuka tersebut. Sepertinya mang Amat lagi mau ngeluarin mobil, tapi syukur mang Amatnya enggak ada.
"Sekarang lurus ke jalan raya,"ingat Ara, takut-takut Johan lupa malah lurus ke pagar orang.
"Nah... gitu dong, ngomong yang jelas, jangan maen nyuruh lurus ajah,"jawab Johan.
"Terserah lo, buruan jalan!"titah Ara.
"Siap komandan!"
Akhirnya motor berwarna hitam itu melaju bersama jalanan, dengan Ara yang tak henti-hentinya berkicau di belakang Johan.
VOTE DAN KOMEN DI TUNGGU!!
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA KITA ADA DIA ? [COMPLETED]
Teen Fiction(COMPLETED) Janara siviana. Gadis tomboy dengan rambut sepunggung, yang lebih sering memegang Bola basket ketimbang peralatan make up. Lebih sering menggunakan celana jeans yang sengaja di robek di bagian lutut, di banding rok semacam gaun, dan yang...