Playing now : ST 12 - Rasa yang tertinggal
JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DI POJOK BAWAH
SELAMAT MEMBACA
⭐⭐⭐
Sebulan berlalu begitu saja masa-masa ujian pun telah usai. Saat ini Darius serta Ilham tengah menatap Johan prihatin, Ara akan pergi nanti sore membuat keduanya merasa Johan akan sangat sedih, namun apa yang di dapatkan. Johan malah tertawa bahagia dengan Naya lewat telepon. Johan lupa atau memang tidak tahu? Namun Ara mengatakan dengan jelas ia sudah memberi tahu johan lewat surat yang Ara sendiri kasih ke tangan Johan.
"Han, lo enggak pergi? Udah jam lima nih,"akhirnya celetuk Darius.
Johan menoleh sembari bangkit mengambil jaket serta kunci mobil,"Nih gue mau pergi,"jawab Johan santai.
"Gue kira lo bakalan sedih,"tutur Ilham yang ikut berdecak bangun, Darius pun mengangguk setuju.
Johan menaikan satu alis,"Sedih? Ngapain orang mau pergi koq di suruh sedih, udah ah.. gue mau jemput Naya,"
Ilham mengepalkan tangannya menatap kecewa Johan,"Seenggaknya lo hargai! Meski Naya pacar lo sekarang, tapi dia yang selalu ada buat lo sebelum Naya datang, brengsek lo Han!"Ilham mendorong tubuh Johan hingga termundur dan Ilham langsung berdecak keluar.
"Jahat lo Han! Setidaknya pura-pura sedih, kalau lo emang bahagia meski di tinggalkan,"hardik Darius ikut keluar menyusul Ilham.
Johan menganga tak percaya, apa yang salah, dan siapa yang akan di tinggalkan, Johan menggeleng kepala tak ambil pusing mungkin dua manusia itu sedang mengerjainya. Saat ini Johan sudah berada di depan rumah Naya, terlihat Naya melambai tangan, lalu keduanya memasuki mobil.
"Han ada yang nelpon,"Naya meraih ponsel Johan dan memberikanya.
"Mami telpon ngapain?"Naya mengedik bahu, sembari menyetir Johan mengangkat panggilan,"Kenapa Mam?"
"Pulang dari bandara jangan terlarut sedih, Mami cuma ingetin itu doang, yaudah Mami tutup dulu, Nino nangis,"
"Tungu maks ... "
Tut...!
"Kenapa Mami kamu?"tanya Naya.
Johan menggeleng,"Enggak tahu, semua orang pada bilang gue jangan sedih,"Johan tak mengerti ada apa dengan semua orang hari ini.
Tak selang waktu lama satu notif pesan masuk di ponsel Johan. Dari Serlin Johan membuka isi chatnya dan langsung menginjak ram, hingga Naya hampir tersungkur jika saja ia lupa mengenakan seatbelt.
"Kenapa sih Han!"bentak Naya yang hampir saja terbentur.
Johan bergeming menatap Naya sendu,"Gue harus pergi Nay, lo bisa turun,"
Naya menggeleng,"Gue ikut,"meski bingung apa yang terjadi, seenggaknya Naya perlu melihat ada apa hingga seorang Johan mendadak diam dengan raut khawatir.
Johan mengangguk langsung menjalankan mobilnya menuju bandara setelah membaca pesan Serlin.
"Han... cepet datang lima belas menit lagi pesawat Ara berangkat, gue bakalan musuhin lo kalau sampai lo enggak datang, tega tau enggak! Darius sama Ilham ajah datang, lo yang sahabatnya lebih milih kencan."
Seperti itulah Chat yang dikirim oleh Serlin. Jalanan macet membuat Johan frustasi,"Shiit!"
~~●●~~
Di satu sisi Ara menatap satu-persatu temannya, Serlin memeluk Ara sembari terisak, dan Darius sedikit berkaca-kaca, sedangkan Ilham sibuk mengedarkan pandangannya.
"Udah dong Ser... gue ikut sedih kalau lo nangis,"Ara menepuk-nepuk punggung Serlin.
"Belum datang?"tanya Darius.
Ilham menggeleng sembari terus mengedarkan pandangannya,"Lima menit lagi yah.."
Ara mengangguk mengiyakan,"Mungkin dia lagi sibuk,"
"Meski sibuk, seengaknya dia sempetin nganter,lo sama diakan udah bersahabat sejak orok,"hardik Reynal kesal sendiri.
Ara tak mengubris lebih memilih diam, ia akan menepati janjinya pada Edo dan menggapai cita-citanya, meski hampir setiap hari keinginannya di tentang oleh Reynal dan juga Ayahnya untuk pergi ke luar negri, akhirnya seminggu yang lalu Reynal mengizinkannya begitu pula Ayahnya, itu pun dapat rayuan dari bundanya. Yah! Wilanda mengizinkan Ara pergi demi Ara yang ingin menggapai mimpinya untuk menjadi seorang desainer.
Meski tak sanggup Wilanda harus merelakan demi kesuksesan anaknya. Dua hari yang lalu keluarga Edo begitu pula Edo sudah pergi terlebih dahulu karena kondisi Edo, saat ini Ara di temani oleh asisten maminya Edo. Sesuai kesepakatan Ara akan menemani Edo operasi hingga sembuh sembari berkuliah jurusan desainer tentu dengan bantuan keluarga Edo. Sekarang Sudah waktunya berangkat namun orang yang ingin Ara lihat tak nampak juga.
"Aku pamit ya Bunda, Bang Rey, Ayah.. dan teman-teman doain gue biar sukses."
Semua mengangguk,"Hati-hati jangan lupain sahabat yang di indonesia,"ucap Serlin.
Ara tersenyum sembari berdecak melangkah setelah berpelukan dengan keluarganya,"Ayah. Bunda Bang Rey, Ara pamit,"setelah menyalimi ketiganya Ara berdecak melangkah.
Di sisi lain Johan baru sampai depan bandara ia berlari masuk mengedarkan pandangannya.
Ara berjalan menatap layar ponsel yang menampilkan gambar Ara bersama johan saat tertawa bahagia di pantai, mengusapnya sedih mengingat, bahwa tanpa Ara pun dia sahabatnya akan bahagia. Ara berbalik kembali menatap keluarga serta yang lain berharap orang yang tunggu akan terlihat, dengan tangan menyeret koper besar. Sembari menghela napas panjang. Ara dengan langkah pasti meninggalkan tanah air. Memberi jejak sebuah air mata yang menetes di lantai bandara.
"Ara!"teriak Johan..
Semua nampak menoleh ke arahnya, namun Ara tak nampak, Johan terduduk dengan Air mata yang menetes, terlambat! Bodohnya Johan terlambat, Aranya sudah pergi. Pergi untuk waktu yang lama.
Di situ Naya dapat melihat Johan sangat kacau dengan mata penuh kesedihan, bahwa orang yang benar-benar Johan Cinta dan sayang adalah Janara. Bukan dirinya, "Maafin gue Ra, manjadi penghalang cinta kalian,"batin Naya sedih dan melangkah mundur meninggalkan Johan.
Johan menatap pesawat yang sudah lepas landas dengan mata berlinang,"Sampai jumpa JANARA SIVIANA. Cinta yang telat di ketahui, I love you."
Ara tersenyum sedih menatap daratan yang terlihat semakin mengecil di matanya,"Sampai jumpa sahabat, serta cinta pertama yang tertolak sebelum di ungkapkan. JOHANES FERNANDO. I love you ."
End
Hhaaaaaaaa... bahagianya akhirnya cerita pertama saya di wattpad yang ini selesai, maaf yah endingnya kurang bagus, insya allah di cerita selanjutnya saya akan terus belajar.. terima kasih teman-teman seperjuangan menulis kata-kata dengan tulisan, tunggu karya saya selanjutnya yah... see you 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA KITA ADA DIA ? [COMPLETED]
Teen Fiction(COMPLETED) Janara siviana. Gadis tomboy dengan rambut sepunggung, yang lebih sering memegang Bola basket ketimbang peralatan make up. Lebih sering menggunakan celana jeans yang sengaja di robek di bagian lutut, di banding rok semacam gaun, dan yang...