Merelakan satu hati yang terluka, hanya untuk mempertahankan banyak hati
⭐⭐⭐⭐
SELAMAT MEMBACA
***
"Semalam gue dengar lo nangis... Kenapa?"tanya Reynal.
"Kepo"jawab Ara ketus."Siapa yang nangis Rey!?"teriak Wilanda dari arah dapur.
"Ara Bun...!"jawab Reynal yang langsung mendapat delikan mata oleh Ara.
"Gak Bun bohong...!"sahut Ara sembari berdiri selesai mengikat tali sepatu,"Ara pergi ya Bun... Asalamualaikum...!"pamit Ara mengabaikan abangnya.
Ara berjalan sembari menikmati alunan musik dari earphone yang ia kenakan. Terus jalan hingga bunyi klakson mobil mengagetkannya, Ara melepas kabel dari telinganya lalu menoleh melihat siapa gerangan orang yang mengejutkannya pagi-pagi.
"Ara..!"panggilnya menyembulkan kepala dari jendela kaca mobil.
Johan tersenyum, senyuman bahagia penuh semangat, Ara berpikir Johan pasti berhasil menyatakan cintanya. Sekarang Ara rela menyimpan perasaannya saat ini, sampai hatinya lelah dan menyerah.
Johan menyernyit melihat Ara malah melamun menatapnya."Woy! Ara...!"
Ara tersadar dari pikiran berkelananya"Heh... Kenapa Han?"
"Malah bengong... Mau nebeng enggak lo,"ajak Johan.
"Tumben bawa mobil? biasa jalan juga,"
Johan menyurai rambutnya kebelakang, lalu tersenyum sambil mengedip-edipkan matanya,"Mau jemput pacar,"ucapnya lalu terkekeh sendiri,"Mangkanya cari pacar sana... Jomblo di pelihara Ck, ck,"cibir Johan, yang tak menyadari bahwa Hera yang di cibir seperti itu sangat merasa sakit mendengar dari mulut orang yang ia cinta.
Ara melanjutkan langkahnya, tiba-tiba hatinya dongkol mendengar cibiran Johan.
Tin..
Tin..
"Woy Ra...! Mau nebeng enggak?"tawar Johan kembali.
Ara terus berjalan entah kenapa? Dari kemarin air matanya suka sekali ingin jatuh, melihat Johan terus bersuara Ara menarik napas dalam lalu berhenti untuk untuk sekedar menoleh ke arah Johan,"Gue lebih suka naik busway, lo duluan ajah,"tolak Ara tentu saja ia tidak ingin membuat Naya pacar Johan cemburu dengan kehadirannya.
"Ok, gue duluan, bye Ra..."Johan melambai tangan pergi melaju bersama mobil hitamnya.
Ara menatap nanar mobil di hadapannya,"Lihat lo seneng itu udah cukup."batin Ara tersenyum sedih.
~~●●~~
Setelah berperang dingin dengan rumus-rumus yang belum pasti akan di gunakan di masa depan, akhirnya bel istrirahat berbunyi bagai alunan nada yang indah, semua murid menghela napas lega.
"Woy Han... Jangan lupa pjnya,"pinta Bobi yang duduk di bangku paling ujung.
"Jadian kagak bilang-bilang Ane sama aye Han,"celetuk Ali dari meja samping.
"Siapa yang jadian Li?"tanya Darius yang sedikit kurang konek, sedangkan Ilham menoyor pala darius sembari berdecak keluar kelas.
"Kuylah ikut gue lo lo, pada!"ajak Johan meski sedikit tak rela demi untuk menutup mulut teman embernya.
"Kita-kita kagak di ajak nih?"pinta murid laki yang lain.
"Tau nih si Johan masa cuma trio cecunguk yang lo ajak,"protes murid perempuan.
"Siapa yang lo sebut trio cecunguk!?"protes Ali tak terima,"Begini tampang mirip boy band bts di sebut cecunguk apa kata dunia."
Suara sorakan perempuan terdengar nyaring tak terima fansnya di samain dengan wajah mirip anak selokan,"hhuuuuuu...!"
"Udah-udah lo pada mau ikut enggak nih?"ucap Johan melerai aksi perang bacot.
"Mau lah...!"ucapan serempak para manusia yang suka makanan gratis.
Saat ini Johan sudah berada depan kelas Naya setelah menyuruh tiga temannya juga yang lain pergi ke kantin duluan.
"Hai Nay,"sapa Johan tersenyum manis depan kelas.
"Hai juga,"balas Naya sedikit malu.
Naya gadis yang sedikit lebih pendek dari Ara, rambutnya panjang hitam, wajahnya imut seperti bayi, pipi yang sedikit tembem menambah kesan manis di wajahnya, suka melukis juga menari, dan wanita pertama yang menjadi pacar Johan fernando.
Semua murid perempuan ada yang iri dan tak suka pada Naya yang mampu membuat Johan menjadi pacarnya, sudah tampan, ramah, jago main basket, meski jahil tingkat akutnya tak bisa di hilangkan.
"Hey, kamu kamu kamu,"tunjuk Johan sedikit di buat nada," jangan memuji gue dalam hati, bisa meledak pala gue mendengar pujian kalian wahai kaum hawa,"celoteh Johan seakan tahu isi pikiran mereka.
Sebagian menggeleng ngeri melihat tingkah Johan, meski tinggi tampan atletis. Asal kalian pada tahu? Johan tak seperti cowok dalam novel yang terlihat pendiam juga dingin atau cowok badboy tapi populer. Johan ya Johan, Cowol jahil suka dangdutan di meja kantin, bacotnya bisa ngalahin emak-emak nawar di pasar, itulah sosok Johan si pembuat kekesalan hati para wanita yang di kerjainya.
Hai maapkan meski enggak nyambung... jangan lupa bintang dan komentarnya...
tbc
👇
⭐
![](https://img.wattpad.com/cover/176537097-288-k427244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA KITA ADA DIA ? [COMPLETED]
Подростковая литература(COMPLETED) Janara siviana. Gadis tomboy dengan rambut sepunggung, yang lebih sering memegang Bola basket ketimbang peralatan make up. Lebih sering menggunakan celana jeans yang sengaja di robek di bagian lutut, di banding rok semacam gaun, dan yang...