Kaset laknat

605 63 13
                                    

Happy reading....
.
.
.
.

Johan merutuki kebodohannya memberi kaset itu pada Ara. Bagaimana bisa kasetnya saat ini ada pada genggaman tangan sang Oma.

"__Oma itu kaset apa?"

Bego, bego. Udah jelas-jelas itu kaset tadi sore yang di kasihkan ke Ara. Pake nanya segala.

"Oma nemu di bangku taman. Kayaknya kaset lama enggak ada gambarnya,"kata Oma.

Hahahahha Johan tertawa hambar bagaimana bisa kaset yang sangat ia susah cari sebentar lagi akan terbelah dua saat sang Oma hendak memasukannya di dvd player.

"Kamu kenapa tiba-tiba tertawa macem cucu gila Johan,"ucap Oma sibuk mencari remot dvd.

"Johan tidak gila Oma. Tapi akan stres sebentar lagi,"Johan mendrama.

"Bocah edan,"sungut Oma,"Johan coba carikan Oma remot dvd,"titah Oma.

Tidak akan Oma tidak akan! Tapi agar tidak curiga Johan berpura-pura mencari remot mesti ada pada kantong celananya.

"Kagak ada Oma... Mungkin ke bawa sama tamu Mami tadi sore,"

Maafkan Johan ya Allah yang telah berbohong pada Oma. Ini demi perdamain dan ketentraman.

"Cari apa Oma nyonya?"tanya Iyem ART turun dengan tangan membawa baju kotor.

"Iki loh... Remot di cari-cari ndak ketemu-temu,"jawab Oma.

Mau cari sampe penjuru rumah juga enggak bakal ketemu. Kecuali di toko. Ada-ada ajah Oma ini.

"Kamu kenapa senyum-senyum?"tanya Hesti yang baru pulang dari luar bersama Nino.

"Idih... Mami kepo,"

Hesti tak menanggapi ucapan Johan yang sangat basi itu."Ini pada nyari apa?"

"Oma nyonya, lagi nyari remot kaset,"jawab Iyem.

"Mph... Remot kaset,"Johan menahan tawanya mendengar Bi Iyem menyebut remot kaset.

"Tadi ada di situ. Coba aku cari,"Hesti berdecak mencari di sekitar lemari tv.

"Abang Jo,"panggil Nino menarik kaos Johan.

Johan menundukan kepalanya melihat Nino yang berada di sampingnya"Apaan pasti minta duit,"tuduh Johan.

Nino menggeleng,"Mau pipis bang jo,"

"Yok... Dah."Johan mengangkat nino menuju kamar mandi.

Setelah selesai

Johan mendengar suara toa Ara dari ruang tamu, benar saja Ara berdiri menyodorkan remot pada Oma, sepertinya Oma meminjam pada Ara. Nino berlari pada Ara yang berdiri samping Oma.

Johan melotot. Kasetnya mulai di putar, Oma menyalakan tvnya. Akan ada perang kedua di rumahnya sebentar lagi. Ini semua gara-gara Ara!.

"Kaset opo iki? bukan film Roma ini mah?"celoteh Oma melihat adegan dua bule berjalan sempoyongan akibat pengaruh alkohol.

"Film barat ini mah Oma,"Ara ikut nimbrung duduk menonton di samping Oma. Nino duduk di pangkuan Ara.

Tidak bisa di biarkan, ini harus di hentikan. Johan mundar-mandir di belakang sofa, memikirkan cara bagaimana menghentikan acara film yang asik di tonton Omanya dengan Ara serta adiknya, kencang pula suaranya.

"Loh... loh, pada lepas baju iki film,"oceh Oma.

"Oma ini film dari mana? Koq kayak film dewasa, coba Ara cepetin,"Ara hendak meraih remot di meja tapi dengan sigap 86 Johan merebutnya.

Terjatuhlah remot tersebut di kaki Oma, diraihnya itu remot oleh Oma, dan tanpa sengaja terpencet tombol next hingga menampilkan adegan mendesah.

"Ah... ahhh.. ahh!!"

Oma syok tak percaya melihat adegan dua orang remaja bule sedang melakukan hubungan suami istri di atas ranjang. Ara melotot ke Johan mendengar desahan, segera Ara memencet tombol open, mengeluarkan kaset berwarna putih polos tanpa gambar.

"Itukan kaset yang lo kasih ke gue Han..."Ara semakin memperjelas kesalahan Johan, berdecak mengambil kaset memperlihatkan ke Oma.

Johan pasrah akan amukan para wanita sebentar lagi.

"JOHAAAAANNN!!"Oma bangkit menjewer telinga Johan kencang, mengetahui bahwa kaset laknat itu milik cucunya.

"Aduh... Oma sakit telinga Jojo!"Jojo merengek seperti anak kecil

"Ara patahkan kasetnya,"titah Oma, dengan nurut Ara meraih kaset tersebut.

"Jangan Raaa...!!"Johan secepat kilat melepaskan jewerannya berdecak dengan langkah lebar mencegah Ara.

"Yah... sudah patah,"dengan polosnya Ara memperlihatkan kaset yang sudah menjadi dua bagian.

Johan menatap miris kaset yang tergeletak di lantai. Bagaimana bisa? Baru nonton setengah, berniat mau nobar bareng bang Reynal malah sudah terbelah dua. Mana susah nyari kasetnya. Itu juga dapet minjem susah payah dengan adek kelasnya yang kaya tapi pelit.

"Johan! Mami potong uang jajan kamu satu bulan. Akibat kaset laknat itu mata adik kamu ternodai!"Hesti menggendong Nino yang hanya diam saja menatap layar tv yang sudah mati. Mungkin syok.


"Yah... yah. Terserah kalian saja,"pasrah Johan memungut kasetnya dengan sendu.



Ada-ada ajah tingkah Johan, mari budayakan vote dan komen, thank you..



tbc.
















DI ANTARA KITA ADA DIA ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang