Happy reading...
Usai di introgasi macam penjahat keduanya di hukum. Membersihkan halaman sekolah yang lebar kali panjang bikin tangan kaki pegel. Keduanya di hukum selama dua minggu.
Ara bagian memotong rumput. Sedangkan Johan yang menyapu. Sungguh kebalikan bukan. Itulah keduanya dua insan paling aneh.
Ara terus saja menatap Johan marah, entah sudah berapa kali Ara memukul kepala Johan dengan tangannya hari ini.
"Aww...! Sakit bego!"bentak Johan meringis mengusap kepalanya yang entah sudah berapa kali kena pukulan tangan Ara.
Ara mendelik dengan tangan memegang pemotong rumput,"Bersyukur bukan gunting yang gue getokin!"
"Iye-iye kanjeng doro..."ucap Johan dengan tubuh membungkuk ala-ala pelayan kerajaan.
"Lo pernah liat enggak? Cowok di sunat dua kali,"
"Ma_maksud lo?"Johan berdecak mundur melihat Ara mendekat dengan tangan menckrek-ckrek pemotong rumput matanya tidak lepas dari sangkar burung Johan.
"Iya maksud gue... Kalau gue motong ..."Ara menjeda mengode matanya ke arah celana Johan.
Johan menurunkan matanya ke arah junior miliknya. Lalu kembali menatap Ara dengan wajah kaget melihat Ara semakin mendekat menckrek-ckrek gunting dengan senyuman penuh arti.
"Ra. Lo enggak ada niat itukan...?"ucap Johan segera menutupi celananya dengan tangan.
"Hemmm... Koq abang Jo tahu sih..."dengan suara manja, dan wajah di imut-imutkan yang terlihat mengerikan di mata Johan.
"Ra.. Ara..!!
Johan berlari dengan Ara di belakang mengejarnya."Siinnniiii! Gue gunting burung lo...! Gara-gara tuh burung gue kena amuk induk betina!"Ara berteriak kencang mengejar Johan di tengah lapangan.
Johan berhenti sejenak melihat gadis di kebelakangnya yang tertinggal jauh masih mengejar dengan napas engos-engosan.
"Udah Ra...!! Jangan lari lagi.. Entar jantung lo berhenti gue ogah yah... Nelpon ambulance. Kagak ada pulsa!"
Saat itu juga Johan melihat Ara ambruk di tengah lapangan. Johan yang terkejut langsung panik berlari mendekat ke Ara dengan wajah khawatir.
"Ra.. Ara.. Bangun woy,"Johan menepuk- nepuk pipi Ara celingak-celinguk mencari seseorang. Sepi tak ada murid satupun di karenakan masih dalam jam pelajaran.
Ara yang melihat Johan lengah segera menerkam tubuh Johan hingga terjatuh dengan Ara di atasnya."Kena lo..!"seru Ara dengan tangan mencekik leher Johan.
"Uhuk, uhuk. Ra_ra le_lepas..."pinta Johan terputus-putus dengan tangan menepuk lengan Ara.
"Enyah kau mahluk astral! Hahahhah!"sungut Ara dengan tawa di buat-buat.
Dug..
"Aaawww..!"ringis Ara melepas cekikikannya pada leher Johan mengusap jidatnya nyeri terkena benturan jidat Johan yang sengaja di benturkan oleh Johan.
Johan langsung bangkit mendorong Ara hingga posisinya terbalik dengan Ara di bawah tubuh Johan.
Hening... Keduanya saling menatap.
Deg
Deg
Deg
Deg
"Han..."
"Hm..."
"Tubuh lo berat."
"Heh.."
"Tubuh lo be.ra.t."ulang Ara penuh penekanan di kata berat.
Johan yang baru paham langsung berdecak berdiri dengan salah tingkah. Sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sedangkan Ara merasa panas di wajahnya hingga telinganya sedikit memerah.
###
Darius, ilham menatap Johan penuh arti, lebih tepatnya Darius saja yang menatap,"Lo jujur sama gue Han. Ngapain ajah lo sama si Ara?"
Plak..
"Aaww...!"ringis darius, menoleh siapa gerangan yang berani memukul kepalanya. Ternyata Ara yang baru datang.
"Apa! Lo mau marah. Pake nanya ngapain ajah gue... Emang menurut lo gue ngapain sama si Jones,"sungut Ara,
"Lo tuh Janda,"sahut Johan.
"Ada juga lo... Johanes... Jomblo ngenes kutu kupret.
"Lo. Janara... Janda merana.. Bwahhhhaa cocok banget iya enggak kawan..."
"Lo mau rasain bogeman Janda merana enggak Han!"
Hep..
Tawa Johan langsung reda mendengar bogeman.
"Udah... Giliran di rumah ajah kayak pengantin baru,"celetuk Ilham masih sibuk main game di ponselnya.
"Gue, sama dia"
"Gue, sama dia"
Ucap keduanya bebarengan.
"Sekarang ajah udah kompak,"sahut Serlin yang baru sampai .
Ara juga Johan mendelik ke arah Serlin
"Sorry... lanjutkan."Serlin mengibaskan tanganya menyuruh mereka lanjut.
"Hahahahah...!
Tak ada angin tak ada hujan Darius malah tertawa.
"Aduh... aduh."Ara sengaja menginjek kaki darius agar diam,"Isshhh... Harusnya lo lahir jadi cowok. Tenaga lo lebih kayak cowok di banding Cewek,"desis Darius marah.
"Lo mau gue inj ... "
"Ehem!"
Suara deheman menghentikan aksi saling ribut di keduanya. Ara, Darius menoleh, Johan, Serlin juga Ilham mendongak melihat siapa yang berdehem.
Cewek dengan wajah imut, berrambut panjang berdiri dengan salah tingkah di hadapan mereka berlima."Sorry ganggu. Aku mau nanya ruang kepala sekolah di mana ya?"tanyanya dengan suara yang amat lembut di telinga Darius juga Johan. Tidak dengan Ilham yang kembali memainkan ponselnya.
"Tolong... wahai bapak-bapak mulut di kondisikan,"sindir Serlin pada Johan juga Darius melihat keduanya menganga.
"Biar gue anter,"ucap Ara bangkit.
"Eit. Tuh pesanan lo datang,"ucap Johan menarik lengan Ara agar kembali duduk,"Yo. Neng geulis abang Jo antar,"beranjak bangkit mengantar Cewek tersebut, Ara Serlin cengo melihat akal modus Johan.
"Ye... Si Johan maen asal embat ajah lo!"teriak Darius.
Johan menghiraukan ocehan Darius juga Serlin di belakangnya tanpa menoleh sedikitpun, Johan berjalan dengan gaya coolnya sambil melirik-lirik cewek di sampingnya yang tersenyum malu-malu.
Jangan lupa kasih bintangnya yah...
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/176537097-288-k427244.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA KITA ADA DIA ? [COMPLETED]
Ficțiune adolescenți(COMPLETED) Janara siviana. Gadis tomboy dengan rambut sepunggung, yang lebih sering memegang Bola basket ketimbang peralatan make up. Lebih sering menggunakan celana jeans yang sengaja di robek di bagian lutut, di banding rok semacam gaun, dan yang...