☀BBB (Bukan Baper Biasa)☀

94 21 10
                                    

-Menjatuhkan hati kepadamu ialah inginku. Keharusan membohongi diri ialah resikoku. Sudahlah kau tak perlu tahu. Intinya aku cinta kamu!-

EZRA terlihat sedang tidak dalam keadaan mood yang baik. Pastilah, siapa juga yang akan baik-baik saja ditolak tanpa kata saat niat tulusnya memberikan bunga. Kini dirinya semakin diolok-olok teman kelasnya karena insiden yang terjadi di lapangan tadi. Lagian kenapa juga Agis tak menerima bunganya?

"Ezra jahat lebih milih Aziz ketimbang gue, oke fix kita putus," ujar Andre dengan ekspresi dibuat sedramatisir mungkin. Mau tak mau celetukan nyeleneh lainnya pun ikut tersuarakan.

"Jadi Aziz mana yang lu maksud bro? Aziz si tukang kebun atau Aziz Gagap? Ga nyangka gue, yang jadi idaman cewek-cewek homo juga bok... Kiamat dahhh kiamat."

"Sialan lu Len," sahut Ezra datar melihat teman sebangkunya ikut meledek.

Ingin sekali dirinya berteriak, "Ajis tuh cewek!!! Ajis woyy Ajis... Bukan Aziz Salahudin, apalagi Aziz gagap. Nah lohhh tuh ceweknya baru aja lewat kelas kita."

Bukannya tersuarakan Ezra justru terdiam melihat Agis terkekeh kecil yang membuat wajah cantiknya berkali lipat lebih cantik. Dasar Agis! Bangga banget bikin kecil hati gue.

Diliriknya jam yang melingkar di tangannya sekarang. Pukul 14.30. Tiga puluh menit lagi Ezra akan bersabar, sebelum menemui Agis yang sudah seminggu ini menganggurkan begitu saja ajakan untuk bertemu. Agis berhutang banyak pada Ezra!

Kring....kring.....

Hebat. Penantian tiga puluh menit rasa satu tahun bagi Ezra usai sudah. Dirinya kini dapat bernapas lega karena tak lagi ditontonnya adegan temannya saling berbagi bunga dan menggombal di depan kelas. Bukan romantis justru terkesan menjijikan.

Jika Agis dan Ezra yang begitu tentu akan lain cerita, dirinya pasti dianggap pasangan romantis sepanjang masa. Mengalahkan pasangan romeo-juliet, beauty and the beast, si vampir bella dan edward cullen, si galih-ratna, hingga dylan-milea sekalipun!

"Eh ... curut ngapain lu senyum-senyum sendiri," ujar Galen membuyarkan lamunan Ezra.

Lah gue senyum beneran?

"Dasar jones sirik ae lu. Gue mau ketemu Ajis, bye!" Ezra pun beralih meninggalkan teman sebangkunya yang masih menganga itu.

"Lah itu bocah homo beneran?!" sahut Galen diikuti tatapan horor beberapa teman lainnya. Sementara yang ditatap justru tetap melangkah maju seolah julukan 'homo' tak berefek apapun baginya.

Ezra tak peduli sahutan-sahutan temannya yang lama kelamaan mulai tak terdengar itu. Ezra lebih peduli lagi saat dirinya yang sudah di depan kelas Agis justru disuguhkan pemandangan Agis tengah akrab berbincang dengan lelaki asing baginya.

"Ehm.. Sorry Gi tadi gue gak ada maksud bilang gitu, gue kira emang semua bilang gitu. Abis dibilangin sama Oryz gue."

Lah Agis ngobrol sama siapa?

"Santai aja Ta, yakali gue baper sama omongan lo tadi. Enggak lah kan gu.."

"Heyy Ajisku," interupsi Ezra sembari mengalungkan tangannya di leher Agis setepat itu langsung menghentikan suara lelaki di depan Agis. Agis kontan melotot kaget mendapati Ezra yang sedekat ini berdiri di sampingnya.

AGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang