Ini dia cerita barunya author
Semoga suka
Ini masih cerita saat SMA nya ya, belum yang dewasa
Untuk yang you make me pregnant kali ini author kemungkinan tidak akan menggunakan alur maju mundur cantik (kemungkinan tidak ada adegan fleshback)
Jadi ceritanya mulai dari awal aja
😁😁😁
Happy reading
***
Suasana SMA Harapan Bangsa, pagi ini terlihat ramai seperti biasanya, para siswa mulai berdatangan memasuki gerbang sekolah dengan berbagai cara
Ada yang menggunakan mobil, motor dan jalan kaki, salah satu di antara siswa yang datang ke sekolah dengan berjalan kaki adalah Jiya
Gadis yang berpenampilan biasa saja, tidak cantik, tapi juga tidak jelek.
Seperti penampilannya yang biasa saja, wajahnya pun biasa saja, gadis dengan rambut yang selalu di sanggul seadanya, di sanggul menggunakan pulpen atau pensil sebagai konde, gadis dengan tinggi badan yang hanya mencapai angka 148 cm.
Jiya tengah berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah saat sebuah motor gede berhenti tepat di hadapan Jiya, yang terpaksa membuat Jiya menghentikan langkahnya dan menatap heran kepada si pengemudi motor yang memakai seragam sekolah yang sama seperti dirinya
Sebenarnya tanpa perlu Jiya melihat lagi wajah si pengemudi motor yang tertutup helm, Jiya sudah sangat kenal dengan si pemilik motor gede ini, yang selama sebulan ini selalu mencegat Jiya di depan pintu gerbang sekolah
Alasan pengemudi motor itu mencegat Jiya di depan gerbang sekolah selama 1 bulan ini, bukan karena pria itu mengejar-ngejar cinta Jiya atau ingin memalak uang jajan Jiya, masalahnya hanya 1, pria itu menjadikan Jiya sebagai perantara, pesan pengganti burung merpati.
Pengemudi motor itu adalah Daka, salah satu pria populer di sekolah Jiya, pria dengan wajah yang lumayan tampan, tubuh yang tinggi nya mencapai 175 cm, serta jago main basket. Ciri-ciri pria yang bakal menjadi incaran para gadis-gadis di sekolah.
Daka membuka kaca helmnya dan langsung menatap Jiya dengan tatapan khasnya, tajam yang mendebarkan
"Ji, titip salam cinta untuk Anggi ya" pinta Daka semangat, yang membuat Jiya menganggukan kepalanya pelan
Sudah menjadi konsumsi publik bagi semua siswa di sekolah mereka, kalau Daka naksir berat pada Anggi, sahabat Jiya yang memiliki wajah cantik plus manis, di tambah bentuk tubuh yang bagus karena rajin olah raga, memiliki tinggi badan yang mencapai angka 160 cm, selain itu Anggi memiliki rambut panjang yang lurus secara alami, tanpa proses catok binti rebonding, menambah kesan gadis feminim pada diri Anggi, tentunya gadis seperti itu adalah tipe para pria-pria di sekolah mereka
"Jangan hanya mengangguk saja Ji, harus benar-benar kamu sampaikan, jangan sampai tidak" pinta Daka sedikit kesal melihat tingkah cuek Jiya
"Iya, nanti akan aku sampaikan" jawab Jiya meyakinkan, Daka menatap Jiya ragu
"Tapi kenapa Anggi tidak pernah membalas salam yang aku sampaikan, jangan-jangan kamu tidak pernah menyampaikan salam cintaku untuk Anggi ya?" tuduh Daka sambil menatap Jiya penuh selidik
"aku terus menyampaikan salam kamu untuk Anggi kok, tapi kamu sendiri tau kan kalau Anggi itu tidak tertarik sama sekali pada kamu, dari pada kamu repot-repot mengejar Anggi, labih baik kamu sama aku saja, kalau sama aku sih, kamu tidak perlu repot-repot mengejar, aku sudah pasti langsung mau kok" ujar Jiya sambil mengedip-ngedipkan matanya pada Daka, membuat Daka menatap Jiya dengan tatapan ilfil
Daka mengamati penampilan Jiya dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan tatapan mencela"Sorry, kamu jauh sekali dari tipe gadis idaman aku" tolak Daka tanpa rasa bersalah, tidak perduli Jiya akan merasa tersinggung dengan ucapannya, tapi bukan Jiya namanya kalau mudah tersinggung dengan celaan dari orang lain, Jiya tipe gadis yang urat malunya sudah putus
"Eh jangan salah, aku bisa kok berubah menjadi tipe gadis idaman kamu, gadis tipe idaman kamu itu seperti Anggi kan, yang rambutnya selalu di biarkan terurai, rambut aku juga tidak kalah indah dari rambut Anggi kalau dibiarkan terurai, nih aku lepas sanggul aku, kalau mau melihat aku buktikan" jawab Jiya pantang menyerah berniat menarik pensil dari gulungan rambutnya
"Eh jangan! Merusak pemandangan, bisa katarak mata aku melihat rambut acak-acakan kamu, pokoknya ingat! sampaikan salam aku untuk Anggi ya" jelas Daka dengan tegas
Daka menyalakan motornya dengan cepat sebelum Jiya kembali beraksi untuk menggodanya
Daka kemudian melajukan motornya memasuki gerbang sekolah, Jiya tersenyum cengengesan melihat tingkah Daka yang ilfil melihat tingkahnya
"Anggi itu aneh sekali ya, pria secakep itu malah di abaikan, coba saja kalau Daka nya mau sama aku, kan jelas tidak mungkin aku tolak" ujar Jiya sambil melanjutkan langkahnya memasuki gerbang sekolah
Saat tibanya di kelas, Jiya langsung menghampiri Anggi yang tengah duduk di bangkunya sambil membaca buku
"Anggi, ada salam tuh dari Daka, salam balik tidak?" tanya Jiya sambil duduk di samping Anggi
"Tidak!" jawab Anggi jengkel
Bukan rahasia umum juga kalau Anggi selalu menolak mentah-mentah Daka yang ngotot mengejarnya, saat para gadis-gadis lain berebutan untuk menjadi pacar Daka, Anggi salah satu gadis yang menolak pesona Daka, meskipun Daka terang-terangan mengejar dirinya
"Idih, Ang, kamu kejam juga ya, salam balik sekali-kali Ang, kasian tuh si Daka" pinta Jiya membuat Anggi menatap Jiya jengkel
"Kalau menyebut nama aku yang jelas Ji, jangan Ang, tapi Anggi, sorry ya aku tidak akan pernah mau salam balik, bisa besar kepala itu orang kalau aku salam balik, bisa-bisa dia menyangka aku juga tertarik pada dia, membuat hidup rumit saja" omel Anggi jengkel
"Nah kamu sendiri memanggil aku hanya dengan sebutan Ji, padahalkan nama aku Jiya, lagian kenapa sih kamu tidak tertarik pada Daka, Daka kan tampan Ang, kalau aku sih aku langsung sikat saja deh" jelas Jiya membuat Anggi makin jengkel
Tbc
Padahal author udah ngetik sampai 3 part lho, tapi 2 part selanjutnya tiba-tiba hilang ckckck

KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Money (You Make Me Pregnant 3)
RomanceJiya, wanita yang selalu menilai segala sesuatunya dengan uang membantu Daka, salah satu pria populer di sekolahnya untuk berdekatan dengan Anggi yang merupakan sahabat baik Jiya. Sayangnya rencana itu tidak pernah berhasil karena Jiya yang tiba-tib...