"Jiya" jawab Jiya sambil menarik tangannya tapi Arfa malah menggenggam jemarinya erat
"Jiya? Wait! aku tau kenapa kamu tiba-tiba tertarik dengan jenis gadis cute seperti gadis ini, asalkan punya unsur nama Jiya, tidak perduli seperti apa fisiknya pasti kamu dekati" ujar Arfa semangat membuat Jiya bingung, Jiya masih berusaha menarik tangannya dari genggaman Arfa, Mr. D melihat Arfa dengan tatapan tajam
"Kalau kamu tidak mau terjadi apa-apa dengan tangan kamu, lebih baik kamu lepaskan sekarang genggaman pada tangan kekasih ku" ujar Mr. D membuat Arfa terkekeh pelan sambil melepaskan jabatan tangan mereka
"I am sorry, tangan gadis kamu enak untuk di sentuh, mungil dan lembut, kalau kamu sudah bosan dengan dia, berikan saja untuk ku" jelas Arfa semangat membuat Jiya makin menganga kaget, tidak menyangka pemikiran anehnya tadi nyaris terbukti, Mr. D akan menjual dirinya
Tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri mereka
"Arfa, tolong kamu jemput Kayla di lobi" pinta pria paruh baya itu membuat raut wajah Arfa yang tadinya ceria berubah jengkel, Jiya kaget sekaligus senang melihat pria paruh baya yang tengah berbicara pada Arfa itu
"Om Zafa!" panggil Jiya membuat pria paruh baya itu menoleh ke arah Jiya, Arfa yang berniat pergi, mengurungkan niatnya setelah mendengar Jiya memanggil ayahnya dengan akrab, pria paruh baya itu mengerutkan keningnya bingung
"Siapa ya?" tanya Zafa tidak merasa mengenal Jiya
"Simpanan papa dulu kali" sindir Arfa membuat Zafa menatap putranya tajam, hanya sesaat, setelah itu Zafa mengalihkan tatapannya pada Jiya lagi
"Jiya om" ujar Jiya berusaha membuat Zafa mengingat dirinya
"Jiya?" tanya Zafa lagi sambil berusaha mengingat
"Anak angkatnya bibi Mirna!" ujar Jiya lagi pantang menyerah membuat Zafa terlonjak kaget sekaligus senang
"Ah, miss money!" ujar Zafa mulai mengingat Jiya membuat Jiya tersenyum senang
"Akhirnya om ingat juga" ujar Jiya senang
"Tentu, om tidak mungkin melupakan kamu, tapi malam ini kamu sangat berbeda dari biasanya, makanya om sampai tidak mengenali kamu" ujar Zafa menjelaskan membuat Jiya tersenyum pelan
"Oh ya, dik Mirna apa kabar?" tanya Zafa lagi membuat Jiya tersenyum geli
"Om masih tertarik dengan bi Mirna ya? Masih mau mengejar-ngejar bi Mirna?" tebak Jiya membuat Zafa terkekeh pelan
"kamu tau om dengan baik ya" jawab Zafa
"Om, aku sarankan, dari pada mengejar-ngejar bibi, lebih baik dengan aku saja, aku kan jauh lebih muda dari pada bi Mirna, masih fresh" ujar Jiya bercanda membuat Zafa tertawa lepas, Arfa menatap ayahnya dan Jiya penuh selidik, begitu juga dengan Mr. D
"Jiya, Jiya, karena kamu masih muda, makanya kamu bukan tipe saya" ujar Zafa
"Itu kan karena om belum mencoba, coba deh om mengenal aku lebih jauh, om pasti sadar aku ini lebih menarik dari pada bi Mirna" canda Jiya lagi membuat Zafa tertawa terpingkal-pingkal, Zafa mengacak lembut rambut Jiya, tapi hanya sebentar karena sadar jika Mr. D menatap pria paruh baya itu dengan tatapan tajam penuh kemarahan
"Kalau begitu om pergi dulu ya, titip salam pada bibi kamu" ujar Zafa sebelum melangkah pergi
"Ya ampun om Zafa itu hampir sama nasibnya seperti Daka" guman Jiya sambil terkekeh geli membuat Mr. D menatap Jiya kaget, Arfa menatap Jiya tajam
"Sebelumnya aku pikir kamu itu gadis yang polos, tapi ternyata kamu sering di booking om-om ya? Berapa lama kamu pernah menjadi simpanan ayah saya? Atau sampai sekarang kamu masih menjadi simpanan ayah saya?!" tuduh Arfa membuat Jiya kaget
"Tadi apa yang kamu ucapkan?" tanya Mr. D tidak memperdulikan pertanyaan Arfa pada Jiya, Mr. D menatap Jiya tajam, Jiya balik menatap Mr. D bingung
"Hah?" hanya itu kalimat yang bisa Jiya keluarkan karena bingung harus menjawab pertanyaan Arfa terlebih dahulu atau Mr. D
"Tadi apa yang kamu katakan?!" tanya Mr. D lagi sedikit membentak membuat Jiya makin bingung
"Yang mana?" tanya Jiya benar-benar bingung
"Kamu tadi mengatakan kalau om Zafa nasibnya seperti siapa?" tanya Mr. D lagi dengan tidak sabar
"Oh itu, seperti Daka" jawab Jiya membuat Mr. D menatap Jiya kaget dan tidak percaya
"Daka?!" tanya Arfa ikut-ikutan membuat Jiya menoleh ke arah Arfa
"Iya, kenapa? Ada masalah?" tanya Jiya heran melihat kedua pria yang bersamanya tampak kaget saat dirinya menyebut nama Daka, Arfa menatap Mr. D heran
"Bukannya itu kam.." belum sempat Arfa menuntaskan kalimatnya, Mr. D sudah menyela
"Kayla" ujar Mr. D singkat membuat Arfa menggeram kesal
"Ck! Aku hampir lupa dengan keberadaan gadis itu, kenapa dia harus datang kesini, menyusahkan saja" geram Arfa kesal, Arfa kemudian menoleh ke arah Jiya
"Dan kamu little girl, aku setuju-setuju saja kamu menjadi simpanan ayah ku, tapi aku menolak dengan keras kalau kamu menjadi istri ayah ku" jelas Arfa membuat Jiya menganga kaget, tidak menyangka akan tuduhan Arfa yang terlalu banyak melenceng, Arfa beranjak pergi
"Pria yang tadi itu, orang yang taruhan dengan anda ya?" tanya Jiya mencoba menerka-nerka
"Jadi Daka itu siapa nya kamu?" tanya Mr. D tanpa menghiraukan pertanyaan Jiya, Jiya langsung menoleh ke arah Mr. D dengan kaget, tidak menyangka kalau Mr. D akan membahas masalah Daka
"Teman" jawab Jiya singkat, tidak terlalu nyaman menceritakan masa lalunya kepada orang asing
"Teman? Kamu yakin?" tanya Mr. D meragukan jawaban Jiya, Jiya menatap Mr. D bingung
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Jiya balik
"Tadi kamu berkata bahwa nasib om Zafa sama seperti teman kamu itu, Daka, jadi dia juga pernah begitu tertarik pada seseorang? Dan orang itu kamu?" tebak Mr. D membuat Jiya tertawa geli meskipun tidak mengerti kenapa Mr. D mengajak Jiya membahas masalah itu
"Bukan, bukan saya orangnya, saya tidak secantik itu sehingga membuat orang seperti Daka mengejar-ngejar saya" jelas Jiya membuat Mr. D tersenyum samar
"Jadi, kamu yang tertarik pada Daka? Jadi Cinta bertepuk sebelah tangan?" tebak Mr. D lagi membuat Jiya makin tertawa geli
"Ehm begini Mr. D, saya tidak tau kenapa kita harus membahas hal seperti itu sekarang, sepertinya Mr. D penasaran sekali dengan masa lalu saya bersama pria bernama Daka ini, bukan berarti saya menuduh Mr. D cemburu, karena itu jelas tidak mungkin, tapi Daka itu murni hanya teman bagi saya, dia tertarik pada sahabat saya" jelas Jiya panjang lebar
"Oke, dan kamu tertarik pada pria bernama Daka itu" tuduh Mr. D lagi
"Bisa di bilang seperti itu, saya memang tertarik pada Daka, tapi bukan tertarik seperti Daka tertarik pada teman saya, ketertarikan saya hanya sebatas kekaguman saya melihat Daka begitu gigih dalam mengejar sahabat saya, itu saja" jelas Jiya menegaskan
"Oh ya? Dan bagaimana ketertarikan kamu pada om Zafa? Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan? Dan sudah sejauh mana hubungan itu?" tanya Mr. D bertubi-tubi dengan nada yang tajam
Jiya menatap tidak percaya ke arah Mr. D, ternyata pandangan Mr. D terhadap dirinya, sama seperti Arfa memandangnya, mereka menganggap dirinya adalah wanita simpanan om Zafa
"Hm, sebenarnya kami hampir mempunya anak" jawab Jiya jengkel, karena Mr. D sudah menganggap dirinya wanita murahan, maka Jiya akan berakting menjadi wanita murahan, Mr. D tampak kaget dengan jawaban Jiya
"Kalau begitu saya permisi ke toilet sebentar" pinta Jiya sambil melepaskan rangkulan tangan Mr. D pada pinggangnya, setelah itu Jiya bergegas pergi menuju toilet
"Mirabel, aku pasti akan membuat berantakan butik kamu besok" ujar Jiya geram karena sudah terjebak di dalam suasana yang tidak menyenangkan itu
Belum saja Jiya sampai menuju toilet, pemandangan di depannya membuat Jiya kaget, seorang pria gagah dan lumayan tampan dengan setelan kemeja bewarna cream tengah mencekik leher seorang gadis cantik yang mengenakan longdres bewarna biru pucatTbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Money (You Make Me Pregnant 3)
RomanceJiya, wanita yang selalu menilai segala sesuatunya dengan uang membantu Daka, salah satu pria populer di sekolahnya untuk berdekatan dengan Anggi yang merupakan sahabat baik Jiya. Sayangnya rencana itu tidak pernah berhasil karena Jiya yang tiba-tib...