Serangan Fajar, Eh Salah, Serangan Malam

46.4K 2.5K 102
                                    

Pada tau kan ya istilah serangan fajar 😁😁😁😁😁

Istilah yang sering di pakai saat kampanye 😁😁😁

Berhubung sekarang masih aroma kampanye jadi seru aja dengar kalimat serangan Fajar, eh pakai p atau f ya? 😁😁😁😁

Oke untuk part ini sedikit dewasa ya, harap yang belum cukup umur jangan berani-berani ikutan baca ya

Takut baperan 😁😁😁 oh ya author udah tag in kalau cerita ini dewasa kan ya, jd kalau yang umurnya belum nyampe 17 tahun jangan coba-coba ya 😁😁😁😁😁

Happy reading

***

"Ok, lady, lets dance with me?" tanya pria bule itu sambil menghampiri Jiya, Jiya merasa benar-benar rileks sampai-sampai ia tersenyum manis pada bule yang tidak ia kenal itu

"Ok" jawab Jiya santai, pria bule itu meraih gelas di tangan Jiya dan meletaknya di atas meja, kemudian menarik tangan Jiya sampai menuju lantai dansa, Jiya mengikuti langkah bule itu dengan langkah yang terasa ringan

Jiya dan pria bule itu kini sudah sampai di lantai dansa, Jiya menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik yang menghentak, tidak sadar jika pria bule itu sudah memeluknya erat

"May i kiss you?" tanya pria bule itu sopan, Jiya berpikir sejenak

"No!" suara bentakan itu bukan berasal dari Jiya, melainkan Mr. D yang sudah berdiri di samping mereka

Mr. D menarik tubuh Jiya hingga menjauh dari pria bule itu, Mr. D menatap tajam penuh kemarahan pada pria bule itu

"She is mine!" jelas Mr. D tegas, kemudian menarik tangan Jiya, menyeret Jiya keluar ruangan, dengan langkah tertatih Jiya berusaha menyeimbangkan tubuhnya saat melangkah

Mr. D menyeret Jiya sampai di samping mobil, Mr. D membuka pintu belakang mobilnya dan mendorong Jiya masuk
Jiya pun terpaksa masuk meskipun masih  bingung dengan apa yang sedang terjadi, Mr. D juga memasuki mobil tersebut dari pintu belakang menyusul Jiya, Jiya menatap Mr. D bingung

"Kamu senang menjadi objek menarik untuk semua pria heh?" tanya Mr. D tampak marah, Jiya menatap Mr. D bingung

"Apa acara pertunangannya sudah selesai?" tanya Jiya tidak terlalu menanggapi pertanyaan Mr. D yang menurut Jiya terdengar sedikit aneh

"Apa tawaran itu masih berlaku?" tanya Mr. D membuat Jiya makin bingung

"Hah?" hanya itu yang baru sempat Jiya ucapkan karena Mr. D langsung menciumnya ganas, membuat Jiya kaget, mulut Jiya yang sudah sepenuhnya terbuka membuat Mr. D dengan mudah menjelajahi bibir Jiya dengan mulutnya

seperti sudah siap dengan reaksi penolakan, Mr. D langsung menggenggam kedua jemari Jiya erat membuat Jiya kesulitan bergerak

Entah sudah berapa lama Mr. D mencium Jiya, yang jelas Jiya nyaris sesak nafas jika Mr. D tidak juga mengakhiri ciuman ganas itu
Mr. D melepaskan ciumannya dengan tatapan mata penuh gairah

"Argh! I cant stop!" geram Mr. D kesal, Jiya masih melongo bingung akibat ciuman Mr. D yang begitu menuntut

"Aw" jerit Jiya saat sandaran kursinya terturun membuat Jiya sepenuhnya terbaring, belum sempat Jiya bereaksi dengan kejadian itu, Mr. D sudah menindihnya dan memberikan ciuman yang bertubi-tubi di lehernya, yang tentu saja membuat bulu roma Jiya meremang

"Tunggu!" pinta Jiya berusaha mendorong tubuh Mr. D  menjauh, tapi bukannya menjauh, Mr. D malah memberikan tanda kissmark di leher Jiya yang membuat Jiya sedikit merintih kesakitan

"Tunggu! Mr. D!" ujar Jiya setengah membentak

Jiya kesal pada dirinya sendiri yang malah merespon setiap sentuhan dari Mr. D

Mr. D menghentikan ciumannya dan menatap Jiya dengan tatapan lembut membuat Jiya tertegun sesaat

"Just call me my nick name, Daka" pinta Mr. D membuat Jiya membelalakkan matanya kaget

"Hah?" Jiya belum sempat melanjutkan ucapannya karena Mr. D atau Daka lagi-lagi menyerang Jiya dengan ciuman bertubi-tubi di tubuhnya, dan anehnya tubuh Jiya seperti merespon setiap sentuhan Daka

Pikiran dan logika Jiya menentang keras tindakan Daka yang sudah berbuat terlalu jauh pada dirinya, tapi tubuh Jiya seolah menerima dengan pasrah setiap sentuhan Daka

Jiya mengernyit kesakitan saat di rasa ada sesuatu yang mendesak memasuki dirinya, Jiya merintih tertahan karena hal itu, Jiya mencengkram kedua pundak Daka erat, Jiya lupa kapan Daka melepaskan pakaian mereka, yang jelas sekarang keduanya nyaris bugil

Daka tertegun sesaat saat menyadari sulitnya memasuki benteng pertahanan Jiya yang masih tersegel rapi, terlebih saat melihat wajah Jiya yang meringis kesakitan saat dirinya berusaha masuk

"Hurt?" tanya Daka lembut, Jiya mengangguk pelan

"Sakit" rintih Jiya tertahan, Jiya berusaha mendorong tubuh Daka agar menjauh, tapi Daka menolak

"You still Virgin?" tanya Daka lagi tidak percaya sekaligus takjub, ada rasa menyesal sekaligus senang di hati Daka, menyesal karena Daka tadi memperlakukan Jiya seperti wanita-wanita yang pernah ia tiduri, sedikit kasar, tapi kemudian berubah menjadi senang karena Daka tau bahwa dirinyalah lelaki pertama yang menyentuh gadis itu

"Please, stop!" pinta Jiya membuat Daka menggeleng pelan

"No, i cant stop" bisik Daka lembut

Daka berusaha bergerak selembut mungkin untuk menyatukan dirinya dan Jiya, meskipun sedikit mustahil bisa tetap bersikap lembut saat gairah lebih dominan menguasai dirinya

Mr. D tetap berjuang untuk menembus penghalang yang memang harus ia hancurkan itu, akhirnya penghalang itu berhasil ditembus, keduanya sudah menyatu sempurna, helaan nafas lega dari Daka bersatu dengan jeritan tertahan dari Jiya, tanpa sadar beberapa air mata Jiya jatuh perlahan

"I am sorry, but, i cant stop" bisik Daka sambil mengecup kening Jiya lembut
selanjutnya Daka memperlakukan Jiya secara lembut, seolah Jiya adalah wanita yang sangat spesial yang tidak boleh ia sakiti

"Thanks my little girl, i love you" bisik Daka penuh kepuasan saat semuanya telah selesai

sebelum Jiya terlelap tidur, Jiya masih dapat merasakan Daka mengecup keningnya lembut

Saat Jiya kembali tersadar, Jiya sudah berada di atas sebuah ranjang besar di dalam sebuah kamar mewah, dengan tatapan yang masih mengantuk, Jiya berusaha mengingat apa yang terjadi sehingga Jiya bisa berada di ruangan itu

"Kamu sudah bangun?" tanya sebuah suara membuat Jiya menoleh ke arah samping tempat tidurnya, di sampingnya Mr. D tengah berbaring miring menatapnya penuh cinta

"Aku rasa masih bermimpi erotis" guman Jiya pelan membuat Daka terkekeh

"Hmm, sure, please  one more again?" tanya Daka membuat Jiya bingung

"Hah?" entah sudah berapa kali Jiya mengeluarkan kalimat serupa itu, tapi lagi-lagi Daka sudah menindih tubuhnya, menyentuhnya lagi dan lagi dengan kelembutan yang luar biasa, membuat Jiya tidak bisa menolak, dan karena Jiya menganggap bahwa itu adalah mimpi, jadi Jiya menikmatinya dengan senang hati

Tapi saat keesokan harinya Jiya benar-benar bangun dengan kondisi tubuh bugil yang hanya di tutupi selimut, dan nyeri pada area sensitifnya, membuat Jiya benar-benar sadar kalau hal yang terjadi semalam bukan lah mimpi, perlahan tanpa bisa Jiya tahan, air matanya mengalir perlahan

Jiya memeluk selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat, Daka yang baru keluar dari kamar mandi dan hanya berbalut handuk tertegun melihat Jiya yang menangis sedih

Daka beranjak menghampiri Jiya, Daka duduk di tepi ranjang kemudian memeluk Jiya erat, Jiya tidak menolak pelukan itu, tapi tangisan Jiya makin menjadi

Tbc

Ehm! Part ini terlalu vulgar gak sih? Author takut juga di tegur pihak wattpad kalau terlalu vulgar hehehe

Semoga nggak yaa
😁😁😁

Wow Jiya kehilangan keperawanan di mobil ya 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁

Masih kurang hot?

Miss Money (You Make Me Pregnant 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang