Kalau readers penasaran bagaimana kasus pembunuhan itu sabaaar yaa, nanti juga terungkap secara perlahan kok, ini masih author kasi part yang manis-manis dulu biar pada diabetes, dan yg jomblo ngelangsa tingkat dewa 😁😁😁😁
Happy Reading
***
Jiya duduk di tepi ranjang sambil masih menatap tidak percaya ke arah Daka, sementara Daka berdiri tidak jauh dari tempat Jiya duduk, menatap Jiya dengan tatapan matanya yang tajam sekaligus lembut
"Jadi kamu itu benar-benar Daka?" tanya Jiya masih tidak percaya
10 tahun waktu yang cukup lama bagi Jiya yang memang sering melupakan wajah orang lain untuk bisa mengingat dengan jelas sepenuhnya bagaimana sosok Daka
pertanyaan itu sudah terjadi sebanyak 10 kali dari semenjak resepsi pernikahan mereka tadi, resepsi pernikahan keduanya berakhir sekitar jam 9 malam tadi, dan sekarang keduanya sudah memasuki kamar pengantin, atau lebih tepatnya kamar Daka
"Aku tidak menyangka perlu waktu 10 tahun sampai bisa bertemu dengan kamu lagi, aku sudah memacari puluhan wanita bernama Jiya berharap mereka adalah kamu, tapi tidak satupun dari mereka adalah kamu, aku pikir aku tidak akan pernah bertemu kamu lagi, tapi ternyata tuhan memberikan aku kesempatan kedua" jelas Daka membuat Jiya tercengang
"Untuk apa kamu sampai berpacaran dengan puluhan wanita yang bernama Jiya hanya dengan harapan mereka adalah aku? Memangnya dari dulu kamu sudah lupa seperti apa wajah ku?" tanya Jiya heran membuat Daka menggeleng pelan sambil tersenyum geli
"Aku bukan seperti kamu yang dengan mudahnya melupakan wajah orang lain, aku cukup ingat wajah kamu seperti apa, Wajah kamu selalu berada di sini" ujar Daka sambil menunjuk kepalanya
"Dan di sini" ujar Daka lagi sambil menunjuk dadanya, Jiya menatap Daka bingung
"Ok, jika memang wajah aku tersimpan di sana dan di sana" ujar Jiya sambil menunjuk ke arah kepala dan dada Daka
"kenapa kamu repot-repot berpacaran dengan puluhan wanita bernama Jiya, padahal kamu tau dengan jelas bahwa mereka bukan aku" ujar Jiya merasa heran
"Karena aku punya harapan mereka akan seperti kamu, tapi nyatanya tidak ada satu pun dari mereka yang seperti kamu" jawab Daka
"Tunggu dulu, kenapa kamu malah berharap mereka seperti aku?" tanya Jiya makin bingung, Daka menatap Jiya tidak percaya
"Sepertinya aku sudah berbicara panjang lebar dengan sangat jelas tentang perasaan aku ke kamu?" ujar Daka membuat Jiya benar-benar bingung
"Hah? Kamu sudah berbicara apa?" tanya Jiya bingung, Daka mendengus jengkel
Daka melangkah maju mendekati Jiya, langkahnya berhenti tepat di hadapan Jiya, Daka membungkukkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan wajah Jiya
Seketika Jiya terpaku menatap mata Daka, tatapan yang tajam membuat darah Jiya berdesir aneh, Jiya tanpa sadar menghela nafas gugup, aroma wangi farfum Daka merasuk ke dalam indera penciuman Jiya, aroma yang sungguh menyegarkan tapi anehnya membuat perut Jiya bergejolak aneh
Jiya merasa tiba-tiba ingin muntah saat menghirum aroma farfum Daka, sontak Jiya menutup mulutnya membuat Daka heran, belum sempat Daka mengeluarkan suara Jiya sudah mendorong tubuh Daka hingga tubuh Daka terpaksa mundur beberapa langkah, Daka menegakkan tubuhnya kembali
"Kamu ke.." belum sempat Daka menuntaskan kalimat pertanyaannya, Jiya sudah bergegas menuju toilet, berusaha memuntahkan isi perut nya di wasafel, tapi tidak ada yang keluar selain air liur
suara Jiya terdengar menggema di ruangan kamar itu membuat Daka cemas, Daka bergegas menuju toilet tempat istrinya berada, Jiya membasuh wajahnya dengan air setelah di rasa mualnya mereda, tapi saat Daka mendekati Jiya, rasa mual itu kembali melanda Jiya
"Jangan mendekat!" pinta Jiya tegas membuat Daka berhenti di ambang pintu toilet, Daka menatap Jiya heran
"My little girl, apa kamu sudah lupa kalau sekarang kita sudah menikah? Jadi tidak ada salahnya kita berdekatan" ujar Daka sedikit jengkel dengan sikap Jiya yang seolah menolak berdekatan dengan dirinya, padahal saat ini status Daka adalah suami sahnya Jiya
"Aroma mu membuat aku mual" jelas Jiya lagi membuat Daka melongo
"Are you kidding me?!" tanya Daka tidak percaya, Jiya hanya bisa mengangguk pelan membuat Daka hanya bisa menghela nafas jengkel"Jadi aku tidak bisa berada dekat-dekat dengan mu saat ini?" tanya Daka berusaha memastikan, Jiya lagi-lagi hanya bisa mengangguk
"Artinya aku tidak bisa menyentuhmu juga?" tanya Daka nampak prustasi, Jiya hanya bisa memamerkan senyuman miris, tanda bahwa dirinya juga tidak mengerti dengan kondisi diri sendiri
"Ok, aku akan tidur di kamar lain malam ini, apa kamu perlu tante Mirna yang menemanimu tidur malam ini?" tanya Daka berusaha meredakan kejengkelannya
"Memangnya boleh?" tanya Jiya penuh harap, Daka memang mengijinkan mama angkatnya beserta suami mama angkatnya untuk tinggal sementara di rumah Daka selama mereka di jakarta
"Tentu, aku tidak mungkin membiarkan kamu tidur sendirian di kamar ini dengan kondisi mu seperti ini, aku tidak tau bagaimana caranya mengatasi wanita yang tengah hamil, jadi tante Mirna mungkin lebih tau" jelas Daka membuat Jiya terharu
"Terima kasih" ujar Jiya membuat Daka tersenyum pelan
"Its ok, demi bayi kita aku pasti akan melakukan yang terbaik" jelas Daka membuat Jiya makin terharu, hati Jiya terasa menghangat mendengar perkataan Daka
Jiya tidak menyangka kalau Daka bisa bersikap semanis itu pada dirinya, mengingat dulu Daka sering sekali meremehkan penampilan dirinya
"Sekarang bisakah kamu menahan nafas sebentar?" tanya Daka membuat Jiya bingung
"Hah? Untuk apa?" tanya Jiya heran
"Please, sebentar saja" pinta Daka membuat Jiya akhirnya menahan nafas meskipun masih bingung, Daka beranjak mendekati Jiya, saat sudah berdiri di hadapan Jiya, Daka mengecup singkat bibir Jiya, setelah itu mengecup kening Jiya lembut, membuat Jiya tertegun
"Thanks my wife" ujar Daka kemudian beranjak pergi membuat Jiya menghembuskan nafas gugup, Jiya meraba bibirnya pelan, Jiya benar-benar bingung, Daka yang sekarang benar-benar berbeda dari Daka yang di kenalnya dulu, dulu Daka akan menolak Jiya mati-matian dengan alasan Jiya bukanlah tipe wanita yang Daka inginkan, tapi sekarang Daka seperti pria yang begitu menginginkan Jiya
"Jantungku, kenapa jantungku berdetak secepat ini? Apa mungkin aku akan mengalami serangan jantung?" tanya Jiya bingung kenapa jantungnya harus berdebar kencang karena sikap Daka
"Tapi kenapa Daka semanis itu sekarang? Dia tidak mengalami amnesia kan?" guman Jiya tidak habis pikir dengan semua sikap manis yang Daka berikan
Jiya menduga bahwa kemungkinan Daka pernah mengalami kecelakaan yang membuat pria itu sedikit amnesia, sehingga kemungkinan besar menyangka dirinya adalah Anggi
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Money (You Make Me Pregnant 3)
RomanceJiya, wanita yang selalu menilai segala sesuatunya dengan uang membantu Daka, salah satu pria populer di sekolahnya untuk berdekatan dengan Anggi yang merupakan sahabat baik Jiya. Sayangnya rencana itu tidak pernah berhasil karena Jiya yang tiba-tib...