3

1.2K 55 0
                                    

Entah sudah berapa hari Hinata tidak masuk ke kantornya. Banyak karyawan karyawan hilir-mudik kebingungan hendak mengumpulkan pekerjaannya. Bahan Neji, pengamat perusahaan terpaksa menggantikannya untuk sementara.

Sementara itu di kediaman klan hyuuga.
"Nee-San, waktunya bekerja. Nona Sera meneleponku, ia mau menyerahkan pekerjaannya Nee" panggil Hanabi, adik dari Hinata sekaligus pemilik cabang perusahaan mereka.

"Ti-tidak. Bolehkah... Bolehkah kau saja yang urus, Hanabi?" ucap Hinata dari balik pintu kamar. Hanabi menghela napas sambil menggeleng pelan.

"Maaf, aku harus ke ruang tamu. Permisi Hinata-san" ucapnya pada Hinata dengan setengah kesal.

Hanabi melangkah ke ruang tamu, dimana ia bisa sedikit tenang. Terdengar pintu depan di ketuk.

"Konnichiwa, Hanabi. Seperti biasa, ini catatan hari ini buat Hinata." Ucap seseorang yang familiar bagi keluarga Hyuuga, Kiba Inuzuka. Ia memberikan catatan mata kuliah kesukaan Hinata, karena Hinata sibuk bekerja.

"Arigato, Kiba-San." Hanabi menerima beberapa lembar kertas itu.

"Dimana kakak lu7?" Tanya Kiba dengan mata menelusur. Hanabi menggeleng, "Entahlah, sepertinya dia badmood."

"Masuk saja Kiba-San, aku akan mencatat ini untuk Onee-San dan segera mengembalikannya padamu." Kata Hanabi.

"Ha'i" ucap Kiba sambil berjalan menuju kamar Hinata untuk membujuknya.

Tok... Tok

"Hinata, keluarlah!" panggil kiba.

"Ki-kiba Kun! Hiks" Hinata menangis dibalik pintu. Ia membuka pintu dan langsung keluar kamar memeluk Kiba. Hinata hanya memakai jaket, tidak seperti biasanya yang tegas menggunakan blouse hitam.

"Lu pucat Hinata, lu harus makan dulu" bujuk Kiba. Hinata menggeleng.

"I.. Inikah rasanya patah hati Kiba-kun!?" Tanya Hinata spontan. Kiba yang terkejut mendecih pelan.

Kau masih mengejarnya dan tidak menyadariku hinata?!

"Hinata, lu harus makan. Lihat apa ini." Kiba mengangkat sekantong plastik makanan. "Lihat, ini Dango. Kesukaanmu. "

Hinata menggeleng. "Ta-tapi.. "

Tap...

Kiba menepuk kepala Hinata dan mengusap rambutnya pelan. "Makan ya, nanti gak gue bawain catetan lagi, bodoh lu" ia berjalan sedikit menjauh.

"Kiba-kun..." panggil hinata. Kiba menoleh
"Gunakan aku-kamu jika bicara denganku, oke?" Hinata mengacungkan jempolnya dan berusaha tersenyum, meski matanya bengkak dan wajahnya sendu. Kiba sedikit membelalakkan matanya, tapi langsung mengangguk.

"Sekarang, kau makan dulu." Titah Kiba sambil membuka plastik pembungkus Dango itu. Meskipun hanya camilan, tapi itu sangat cukup bagi Hinata. Perutnya kini sudah terisi, meski tidak makan sejak tadi.

"Arigatou, Kiba-kun. Aku tidak tau bagaimana lagi cara membalas budi padamu" ucap Hinata tersenyum, dibalas senyum Kiba.

Setidaknya, balas lah perasaanku Hinata!

"Ano- aku pulang dulu Hinata." ujar Kiba seketika membuat Hinata menoleh. "E- cepat sekali?"

"Ih gimana sih, tadi dramanya lama banget loh." ucapnya mengejek. Hinata memanyunkan bibirnya. "Baiklah. Dah, Kiba-kun!" ia melambaikan tangan dan menutup pintu rumahnya.

Baiklah, Hinata. Saatnya membuka hati, kuharap aku tidak gegabah.

***

Cieeee para kunoichi mau membuka hati ea. Gimana, lanjut ga? Mau SASUINO?!

Et, tidak semudah itu Ino!!
Ada Karin disana...

ありがとう

-ないら-

INSIDE - a Narusaku Alternate UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang