2

1.5K 71 4
                                    

Perjalanan kembali mereka lakukan, sekarang mereka pergi ke taman kota. Kali ini menjadi sedikit canggung hanya karena dua bulir nasi tadi. Sakura pun berusaha mencairkan suasana.

"N-Naruto bagaimana cara untuk belajar menyukai seseorang?" tanya Sakura. Naruto agak kaget tapi berusaha senetral mungkin, "Um, ya cukup terima dia apa adanya. Lalu belajarlah memberi kenyamanan baginya"

Duh kode banget batin Naruto

Sakura mengangguk. Lalu menepuk pundak Naruto, membuatnya lebih terkejut. "Gimana kalo orangnya itu kamu?" ucap Sakura pada Naruto. Pipi Naruto memerah lagi

"A-aku mm ya tidak memaksamu untuk menyukai ku. Aku hanya berharap kamu tulus." Naruto berkata sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Diam diam, ada seorang berusia sebaya mereka menangis dibalik pohon maple. Dialah Hyuuga Hinata. Pewaris klan hyuuga.

Ia tidak melanjutkan sekolah ninja. Ayahnya menjadikannya penerus perusahaan Hyuuga yang ada di kota.

Hinata menangis dibalik pohon yang hendak dilewatinya. Ia beranjak pergi. Pupus sudah harapannya menaruh rasa pada Uzumaki Naruto. Kali ini ia benar benar menyerah padanya.

Sakura merasa agak canggung. Ia mendongakkan kepalanya, "Kau tahu? Kita bisa menjadi sahabat sepertinya. Yah, maksudku lebih deket daripada teman."

"Wah,beneran?! Aku ga pernah punya sahabat cewe, awalnya aku emang pengen sahabatan sama kamu Sakura chan. Tapi ada si Ino,jadi aku hanya suka padamu saja." ujar Naruto panjang lebar. Sakura menahan tawanya, ucapan naruto terdengar konyol, "Ahahah, apaan sih. Tinggal bersahabatan saja susah!"

Mereka tertawa lagi. Tiba tiba, telepon Naruto berdering.

"Ya, halo!"

"Uzumaki Naruto, mana sopan santun mu!"  Ucap Kushina Uzumaki

"Ah iya maafkan aku."

"dimana kamu sekarang?" suaranya melembut.

"Tenang saja bu, aku di taman kota. Aku aman, disini ada Sakura." ucap Naruto.

"Wah, ada Sakura? Lama sekali ibu tak ngobrol sama dia. Cepat, kasih teleponnya ke sakura!" titah Kushina. Naruto hanya menurut dan menyedahkan handphonenya ke Sakura.

Sakura dan Kushina malah mengobrol melalui sambungan telepon Naruto. Entah membicarakan kuliah nya, membicarakan Minato yang sibuk, atau bahkan menanyakan kabar teman teman Sakura. Naruto disana merasa seperti anak kandung yang diasingkan.

Naruto menatap Sakura. Sakura yang mengerti langsung menyerahkan handphone itu pada pemiliknya. Naruto langsung bicara,

"Ih ibuuuu, anak ibu itu aku atau sakura siih" ucap Naruto manja. Sakura memutar bola matanya setengah kesal.

"Naruto! Kamu tidak sopan memotong pembicaraan ibu. Kamu memang anak ibu, tapi ibu lebih kangen Sakura dan teman temanmu sekarang!" ucap ibunya. Akhirnya Naruto terpaksa menyerahkan handphonenya kepada Sakura lagi.

Perjalanan mereka akhirnya dihabiskan sebagian besar di taman kota. Menghirup udara segar, bersantai sambil bertelepon, berfoto, dan bercanda mengingat waktu mereka kecil.

Perjalanan panjang ini diakhiri ketika sore hampir tiba.

"Naruto, aku pamit ya!" ucap Sakura tiba tiba.

Naruto sedikit kaget, "Cepat banget? Aku anter lagi ya?"

Sakura menggeleng "Gak usah. Ino akhirnya nyusul kesini, dia takut sendirian katanya" ucapnya. Naruto hanya mengangguk.

"Yasudah, hati hati Sakura chan" Naruto melambaikan tangannya.

Sakura membalas lambaiannya, "Kau juga, baka!" ia berlari menuju jam menara, spot terkenal di kota, tempat Ino menjemput Sakura.

Ino menggunakan kacamata berlensa ungu metalic, rambutnya di ikat dan menggunakan high heels favoritnya. "Kemana aja kamu?" Tanya Ino.

Sakura menjawab, "Jalan jalan lah. Kamu sendiri ngapain nyusul? Katanya mau ngestalk Sasuke?" Wajah ino lalu memerah. "Ih, nggak ya kata siapa!"

Sakura terkekeh. "Yasudah aku mau pulang." ucapnya sambil menyisir rambut pinknya dengan jari jari tangannya.

"Aku lapar, baka!" Ino memukul bahu Sakura. Sakura pun mengaduh kesakitan.

"Ya sudah, nanti ku masakin. Makanya belajar masak dong!" Sakura membalas pukulan tangan Ino. Tentunya lebih keras.

Ino hanya meringis dan langsung mengajak Sakura ke stasiun untuk pulang.

Sesampainya disana, Sakura mencuci muka dan tangannya. Ia lalu mengeluarkan roti, daging ham, beberapa lembar keju dan mentega. Ia akan mengajari Ino memasak makanan paling simple: sandwich daging.

"Nah, kau siapkan dulu bahan bahannya, ingat ya!" seru Sakura. Ino serius menyimak, "Lalu apa, cepetan!?" ujarnya.

Sakura mendecak, "Ck, ini kamu masukin daging yang udah dipanggang ke rotinya, terus keju sesuai selera," ia memandu Ino "Eh, dibuka dulu bungkusnya!" titah Sakura. Ino mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya, "Terus?" Tanya Ino.

"Nah kamu olesi mentega, terus panggang deh!" ucap Sakura seraya memanggang rotinya.

"Wow, makasih Saku!!" Ino mencubit lengan Sakura. Sakura hanya mengangguk, menyaksikan sahabatnya yang girang ketika menikmati hasil masakannya.

INSIDE - a Narusaku Alternate UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang