Don't forget to click ⭐ and comments
..Happy Reading..
"Jangan tanyakan lagi, sampai seratus kali pun oppa bertanya dengan pertanyaan yang sama. Jawabanku tetap tidak berubah, aku tidak tahu."
"Aku hanya penasaran kenapa kau bisa sampai ke daerah elit seperti itu"
"Mungkin keberuntunganku atau lebih tepatnya kesialan di sangkar emas"
"Menurut ceritamu, aku sekarang yakin kau ini benar - benar bodoh. Kenapa kau tidak menyetujui saja ajakan menikah pria bernama Suwon itu.."
"Siwon.." ucap Yoona membenarkan
"Ya itu, Sewon..apa marganya? Mungkin saja dia salahsatu chaebol di Korea. Kau tidak perlu lelah mengikuti casting dan syuting di tempat yang panas. Kau tinggal menikmati uang dari si pria mesum berduit itu.."
Bola mata Yoona memutar "Cobalah berkaca sebelum mengatakan aku bodoh. Kau mengeja nama orang saja masih salah. Lalu di mana letak harga diriku oppa?! Kau ini masih waras atau tidak? Barusan saja kau mengatakan dirinya mesum lalu dengan teganya kau mengorbankan ku pada pria macam itu? Atau jangan - jangan oppa berniat membuatku mati muda?"
"Apa Siwan pria jelek, bertubuh tambun dan berkepala botak?"
Yoona hanya sedikit melirik ke arah Seungwoo sang manager " kau sedang merepresentasikan dirimu sendiri oppa?"
"Mungkin saja alasan kau menolak karena dia tua penyakitan. Tetapi bukankah hal itu menguntungkan? Kalau kau menjadi istrinya, jika dia mati semua harta akan jatuh ke tanganmu. Gajiku akan bertambah"
"Berhenti berbicara omong kosong dan berandai - andai. Siwon bukan seperti bayanganmu"
"Berarti dia tampan? Model pria berambut klimis, dada berotot, senyuman menggoda?"
"Diam atau mau kusumpal dengan tiket ini?" Yoona mengacungkan boarding pass miliknya dihadapan Seungwoo.
"Aku hanya memastikan saja, lumayan bisa untuk cuci mata tidak hanya disodori dengan wajah sajangnim yang membosankan"
Yoona menatap tak percaya, "Ingatkan aku untuk melaporkan pada sajangnim bahwa salahsatu pegawainya sedang menghinanya di dalam pesawat. Semenjak di New York, apa kau kehilangan orientasimu?"
"Aku masih normal Im--"
"...Song Yoona!" lanjut Seungwoo gelagapan dengan tatapan mematikan dari Yoona.
"Oke..kalau kau ingin berbelok pun aku tak peduli. Hanya sayang jika kau akan bermain pedang - pedangan"
"Yak! Dasar kau!"
"Cari kursi kita dengan benar, banyak orang mengantri di belakang" Yoona mendorong tubuh Seungwoo agar berjalan lebih cepat di lorong kabin pesawat.
Setelah menemukan kursi tempat mereka duduk, seorang pramugari menghampiri Yoona dan managernya.
"Apakah Anda Nona Im Yoona?"
"Ya.."
"Tempat Anda bukan di sini.."
Yoona menatap bergantian pramugari dan Seungwoo dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
For A Reason [TERBIT]
RomanceKita tidak dapat mengelak bahwa setiap kejadian di hidup kita terjadi karena sebuah alasan.