Parent's Guidance - 15
Please be wise ☺
..Happy Reading..Yoona mendorong dada bidang Siwon dan mengelap bibirnya dengan punggung tangan.
"Aku tidak akan menyudahinya karena kau baru saja mengawalinya Yoona.." ujaran Siwon dilingkupi rasa bangga karena Yoona tidak dapat mengalahkannya. "Kenapa? Kesal ? Tidak sesuai dengan ekspetasimu? Aku tahu kau sengaja membuat imej buruk di depanku, tetapi kau lupa..." jeda Siwon, ia tersenyum mengejek.
"...Kalau kau berusaha menampilkan sisi jalangmu, aku bisa menampilkan sisi brengsek ku. Kita memang ditakdirkan untuk menjadi pasangan yang serasi. Jangan pernah berpikir karena asal usulku, kau menganggapku sama seperti yang lain. Aku tidak sebaik yang kau kira. Kusarankan jangan pernah memancingku kalau kau tidak ingin kita berakhir diranjang."
Kalian berpikir Yoona akan menampar atau menendang Siwon? Sepertinya pemikiran kalian harus segera diarsipkan ke dalam koleksi adegan klise drama percintaan seorang wanita protagonis.
Karena senyatanya, Yoona membalas perlakuan Siwon yang menciumnya tanpa izin dengan seulas senyum. "Aku sama sekali tidak kesal. Kau benar, aku jalang dan kau monster. Dunia akan hancur jika kita bersama. " sudut bibir Yoona terangkat membentuk seringai penuh. Gilirannya membuat Siwon terperanjat dengan sisi lain yang dimilikinya.
Boleh, untuk saat ini Siwon merasa di atas angin. Namun, pria itu melakukan kesalahan dengan menyepelekan sikap Yoona dan menyamaratakan dengan wanita yang selama ini Siwon temui. Tidak segampang itu bagi Yoona untuk tunduk hanya karena kemampuan beretorika Siwon. Yoona mampu membalikan keadaan menjadi di bawah kendalinya.
Keberanian Yoona sangat besar, setelah mendapatkan peringatan untuk tidak bermain - main dengan Siwon. Ia justru semakin terlihat menantang perkataan pria itu. Yoona menyusupkan jemari lentiknya di balik surai hitam milik Siwon, memberikan sedikit dorongan dan mengecup bibir pria itu. Pergerakan yang cepat membuat Siwon tidak dapat memprediksi apa yang akan dilakukan Yoona padanya.
Yoona tersenyum di sela ciumannya. 'Pria dengan insting bereproduksi, akan selalu bertindak impulsif hanya dengan sedikit sentuhan'. Pernyataan itu dibuktikan dengan gerakan Siwon yang membalas ciuman Yoona.
Mendapatkan reaksi yang diinginkannya, Yoona masuk ke tahap berikutnya. Ia menggigit sudut bawah bibir Siwon dengan kuat, membuat pria itu spontan merintih dan membuka mulutnya. Kesempatan itu digunakan Yoona untuk melepaskan pagutan bibir keduanya. Kemudian segera menjauh dari jangkauan Siwon."Ini sebagai salam perpisahan dariku. Mulai hari ini aku tidak akan lagi bertemu denganmu dan aku tidak akan pernah membuat kita berakhir di ranjang siapapun." Ujar Yoona sembari menginjakan ujung sepatunya di atas kaki Siwon.
"Tidak bisa Yoona, kau barusaja mengikat kontrak denganku.." ucap Siwon sambil meringis dan membungkukan badannya.
"Aku akan membayar denda pinalti dua kali lipat. Jangan mencoba menuntut agensi. Kalau itu terjadi, pasal 3 klausul 41 benar – benar akan aku layangkan ke pengadilan."
"Kau tetap akan kembali padaku Yoona, cepat atau lambat.. Satu hal yang perlu kau tahu. Semua orang membutuhkanku dan tidak terkecuali dirimu."
Yoona tergelak, kesan licik tersirat dari tawanya. "Kau pasti belum pernah mendengar kutipan Sylvia Plath. Ciumlah aku, maka kau akan akan mengerti seberapa pentingnya dirimu. Dan hasilnya aku tidak merasa kau penting bagiku Siwon. Buanglah jauh - jauh percaya dirimu tentang anggapan aku membutuhkanmu. Karena sejujurnya kau lah yang membutuhkanku.."
Siwon menarik ikatan dasi agar sedikit longgar , entah mengapa ikatanya terasa lebih kencang dari sebelumnya. Ia menatap dalam punggung Yoona yang berjalan menjauhinya. Siapa yang sedang berhadapan dengannya? Untuk ukuran wanita, Yoona cukup menyeramkan dengan aura penuh misteri melingkupinya. Wanita itu tak gentar dengan segala macam cara yang dilakukan Siwon membuat dirinya terintimidasi. Bahkan masih bisa menyanggah dengan pongah, dan Siwon merasa tertohok.
KAMU SEDANG MEMBACA
For A Reason [TERBIT]
RomanceKita tidak dapat mengelak bahwa setiap kejadian di hidup kita terjadi karena sebuah alasan.