8. Born from the Death

3.1K 281 12
                                    

AlwaysSasuhina
I hope you like it~

-------------------------🌸🌸---------------------
Kau membuat Luka yang begitu besar didasar hatiku.
Hingga aku tak mampu
Lagi merasakan apa itu rasa sakit.

Angin musim semi tahun ini seolah membawa terbang ingatannya, Mata seindah mutiara itu memandang lurus ke depan. Dimana dua orang anak kembar berbeda jenis kelamin sedang asik bermain, wajah tampan Sang anak membuatnya teringat akan masa lalu.

Masa-masa indah sebelum petaka datang, sudah lima tahun berlalu namun tak banyak berubah selain rambutnya yang kini sebahu.

Hati dan pikirannya masihlah untuk Lelaki yang telah menggoreskan luka dihatinya.

Membuatnya sempat dinyatakan gila sebelum ia tersadar oleh suara tangisan bayi.

Sebuah sentuhan lembut dipipinya membuat Hinata tersentak dari lamunannya, ia dapat melihat seorang gadis kecil dengan rambut sebahu menatapnya khawatir.

"Mommy tak apa?" tanyanya.

Hinata tersenyum lembut, ia menggeleng sambil memberikan elusan pada rambut putrinya. Kaori, gadis manis itu memiliki wajah yang mirip dengannya sewaktu kecil hanya saja ia memiliki bola mata hitam pekat.

"Mommy sejak tadi melamun, aku lapar" rengek Bocah lucu itu menatapnya dengan kedua bola mata besarnya.

Hinata gemas ia tak kuasa untuk mengecup kedua pipi gembil sang anak, ia lalu mengetik sesuatu pada ponselnya. 'Kenapa tak bermain dengan Akira-kun?'

"Akira-kun nakal! Dia selalu memasang wajah menyeramkan sampai-sampai teman yang lain ketakutan dan lari" adunya kesal akan kelakukan saudara kembarnya yang lahir lima menit lebih dulu darinya.

Hinata terkekeh mendengar ucapan Kaori, Walau kembar namun keduanya bagaikan Kucing dan Anjing yang selalu ribut. Akira sang Kakak memiliki sifat yang dingin dan jarang tersenyum berbeda dengan Kaori yang memiliki sifat ceria. Namun karena perbedaan itulah, Hinata dapat lebih merasakan kehidupan.

'Baiklah ayo kita makan, coba ajak Akira lalu kita pergi ke Sugar plum cafe' melihat ajakan Sang Ibu dari ponsel yang mengajak pergi ke kafe favoritnya, membuat ia dengan cepat berlari menuju Akira.

Hinata tersenyum bahagia kala menyaksikan Kaori yang terus menarik lengan Akira yang duduk menyendiri di ayunan, keduanya nampak berjalan kearahnya dengan ekspresi berbeda.

Akira dengan wajah malas dan Kaori dengan wajah ceria, Hinata terdiam sejenak memperhatikan wajah Akira yang begitu mirip dengan Sang Suami.

Ia menggeleng mencoba mengenyahkan segala hal tentang Sang Suami, ia berdiri menggandeng kedua buah hatinya dan berlalu menuju mobilnya terparkir tak jauh dari Taman kanak-kanak tempat menimba ilmu kedua anaknya.

--->

Sugar plum cafe

Sebuah kafe yang menyediakan berbagai makanan dan segala hal bertema anak-anak. Siang yang terik itu sepertinya membawa para orang tua dan anak mereka untuk bersantap ria di kafe itu, terbukti dari sesaknya isi kafe oleh para pengunjung di jam makan siang ini.

Hinata membawa kedua anaknya memasuki kafe, ia memandang sekeliling mencari meja kosong untuk kedua anaknya.

Ia menghela nafas saat tak menemukan satupun kursi kosong untuk sang anak, ia menatap kedua buah hatinya bergantian.

'Mommy akan memesan makanan dulu, kita makan di taman seberang kafe saja bagaimana?' Hinata menatap ekspresi kedua anaknya, wajah kecewa Kaori membuatnya merasa bersalah "Tak apa Mommy, asal kita dapat makanannya saja aku sudah senang" Kaori tersenyum.

ISILY 2 : When Love seeks his DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang