W Author POV W
Dikcy berdiri kokoh di tempatnya, dinding runtuh dan menjadi tempat berpijak untuknya. Dibawah ada Poker serta sepasang adik-kakak menghadang atau lebih tepatnya mencoba bertarung melawan.
"Bagaimana kalau kita menaikkan tingkat kesulitannya.?" Dicky menciptakan tombak petir berukuran super besar saat tangan kanannya terangkat.
Poker berdecih.
Tombak Dewa : Tombak Petir Penghukum
Jush.!!
Bounch!
Tombak petir Dicky terpental keluar dari arena saat Civie memukulnya menggunakan Senjata Kode Nama berupa tongkat besi. Serangan Dikcy menghasilkan ledakan yang mampu membuat lubang super besar di tembok.
"Hehe. Serangan lambat seperti itu mudah dilawan.." kekeh Civie.
"Ho? Ini akan menyenangkan.."
Sesosok bayangan menusukkan pisaunya dari belakang, Dicky menarik tubuhnya ke kanan dan melompat mundur saat sayatan pisau memutar ke arahnya. Faith mengangkat pistol ditangan kiri dan menembakkannya, namun petir Dicky menangkis peluru timah itu seakan tidak ada apa-apanya.
"Kau juga lum--?!" Dikcy terkejut melihat Faith bergerak sangat cepat sampai-sampai menghasilkan bayangan semu. Faith melesat dan kembali menusuk, Dicky refleks menangkap tangan yang memegang pisau itu dan berhasil.
Civie tiba-tiba melompat dari belakang Dicky, ia mengayunkan tongkat besinya. Dicky mengelak setelah melepaskan tangan Faith agar dapat menghindar.
Tung.!
"Apa??" batin Dicky kaget.
Tongkat besi Civie terpantul ke arahnya setelah memukul ke tanah. Dicky dengan panik menggerakkan kepalanya dan berhasil menghindari hantaman tongkat yang dapat menggores kulit itu.
Tung!?
"!" Dicky kembali terkejut kali ini ia tidak bisa menghindar. Tongkat besi Civie kembali terpantul setelah memukul ruang kosong, tongkat itu memukul kuat kepala Dicky sampai dia memuntahkan sedikit darah.
Kedua adik-kakak itu segera melompat menjauh dari Dicky, bersamaan dengan itu bebatuan mengunci Dicky.
"Apa yang??"
Poker berlari dari depan, tangan kirinya diselimuti angin dan beberapa percik listrik.
Tinju Setrum
Bzzt!!
Dicky tersetrum oleh sisa-sisa petirnya. Poker meninju tepat di muka, tinju itu membuat Dicky terlempar dari tempatnya karena hempasan angin yang kuat.
Dicky menghantam lantai kasar tanpa ada kesadaran.
"Puas rasanya meninju wajah orang gak jelas ini.." ungkap Poker.
"Kau hebat juga, Poker.." puji Civie meletakkan tongkat dibahu.
"K-kita menang'kan.?" gugup Faith kembali ke dirinya yang asli.
"Ya. Saat memukul aku menetralkan kekuatan mentalnya. Dia tidak akan sadar dalam waktu lama.." terangkan Poker.
Tapi Dicky berdiri seperti orang yang kesurupan.
"Ya... Itu andai dia tidak memiliki kepribadian ganda." guman Poker tersenyum masam.
"Hehe... Kalian benar-benar menunjukkannya, kurasa saatnya serius." tekanan aura milik Dicky naik dratis melebihi ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(SPW) - [2]Supernatural Powers : The Return of Author[END+Movie]
Fantasy[Buku Kedua Dari SPW] Genre : Adventure, Fantasy & Code Name Riza kehilangan Kode Nama dan juga ingatannya selama bersama Tim Virus. Selama 2 tahun, Riza hidup seperti orang kebanyakan. Di umurnya yang ke - 19 di semester kedua di tempat kuliahnya...