Listen Music: 🎶 똑같아요 (SAME) ♡ Song Ji Eun & Sung Hoon♡ 🎶
Disarankan menggunakan headset untuk mendapat sensasi yang berbeda ❤" Cinta telah merenggut permata yang kumiliki di dunia ini.
Yang pertama dan yang terakhir"Prank....
Suara gelas pecah memenuhi seisi rumah. Tamparan demi tamparan dilemparkan kepada seorang wanita paruh baya yang lelah setelah pulang kerja. "Dasar wanita bodoh. Dimana uangnya. Aku ingin pergi dengan gadisku. Berikan cepat" Umpat pria tua itu yang tak lain adalah suaminya yang tengah mabuk.
Sang istri tak mampu melawan dan hanya memberikan selembar uang 100.000. "Apa? Hanya segini? Seharian kau kerja kemana saja. Berikan dompetmu sini. Cepat!!!" Sang suami merampas dompet itu dan mengambil seluruh uang didalamnya. Dia pun melempar dompet kewajah istrinya yang telah terluka parah.
Brakkk....
Suara pintu dibanting sangat keras. Hikss...Hiks...Hiks...
Anak kecil yang hanya mengintip dari pintu sedari tadi mulai memberanikan diri untuk menemui mamanya yang bersandar di tembok dengan keadaan tak berdaya. "Mama.... Maafin Ryan ya ma. Ryan takut dipukul sama papa kalau keluar lagi. Tapi, Ryan gamau mama juga dipukul. Ryan takut mama sakit.". Ucap Ryan sambil terisak-isak. Ryan menyentuh dahi mamanya yang bengkak hingga membiru.
"Ryan sayang. Lihat mama. Mama gapapa. Ini Cuma sakit sedikit. Papa ga jahat. Papa Cuma capek. Ryan harus nurut sama papa ya. Biar papa ga mukul Ryan." Jawab mama Ryan sembari memeluk Ryan. Ibunya menahan perihnya luka akibat dari pukulan ayah Ryan. Akan tetapi, dia mencoba kuat demi buah hati kecilnya ini.
"Ryan janji ma. Kalo udah besar nanti. Ryan bawa mama ke rumah Ryan. Enggak ke rumah papa. Biar mama ga dipukulin." Ucap Ryan kembali sambil memeluk mamanya dengan erat. "Iya sayang." Jawab Mama Ryan sambil menitihkan air mata.
Suara petir dan hujan menjadi saksi atas kepedihan kehidupan Ryan dan mamanya. Selama 10 tahun, Ryan hanya bisa menyaksikan ibunya dipukul setelah pulang kerja. Sebagai guru SD, ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Hingga pada akhirnya...
10 Tahun Kemudian....
"Yes... Akhirnya gue lulus juga dari SMP ini. Gue mau pulang dan nunjukkin ke mama bahwa gue dapat nilai UN terbaik di sekolah." Ucap cowok yang menginjak umur 15 tahun ini. Dengan semangat dia mulai keluar dari sekolah yang akan ditinggalkannya dan mengayuh sepeda bututnya dengan cepat.
Rumahnya berjarak 3 km memakan waktu 30 menit dengan kecepatan tinggi. Naik sepeda loh ya. Sesampai nya, Ryan melihat motor ayahnya terparkir di depan rumah. Dia udah balik. Tumben. Gumam Ryan.
Dari luar terdengar suara tembakan. Ryan kaget dengan suara itu. Dia pun langsung masuk dan sudah merasa tak takut dengan papanya. Ibunya tergeletak dengan peluru menembus dadanya. Sedangkan, papanya tertunduk disamping mamanya sambil membawa pistol yang berlumuran darah.
"Orang gila tak berperasaan. Apa yang kamu lakukan pada mamaku. Dasar b*ngs*t. Aku akan laporkan kau ke polisi." Ryan berlari keluar rumah dan meminta tolong kepada tetanggnya untuk memanggil ambulan dan polisi.
Pemakaman digelar keesokan harinya. Setelah tubuh mamanya dibawa ke rumah sakit, ternyata nyawanya tak dapat diselamatkan. Ryan hanya bisa termenung. Dia bingung dan pasrah. Dia tak bisa menangis karena bahu yang selalu menjadi sandarannya telah pergi untuk selamanya.
Ketika kerumunan orang yang menghadiri pemakaman telah pergi. Hanya ada Ryan sendiri. Duduk sambil memegang nisan mamanya. "Ma, maafin aku. Aku gagal membawa mama keluar dari rumah papa. Maafin aku ma" Ucap Ryan yang dengan mata berkaca-kaca.
Seketika cuaca mulai mendung dan mengingatkan Ryan untuk segera pulang. Akan tetapi, dia tetap duduk disitu walaupun derasnya hujan mengguyur badannya. Tiba-tiba seorang pria tua membawa payung mendekatinya. "Ryan, mamamu telah pergi. Kau tidak memiliki siapapun selain aku. Ikutlah denganku nak." Ucapnya sambil memberikan tangan kanannya agar dapat diraih Ryan.
Ryan tak menggapai tangan tersebut. Dia bingung. Sambil memandangi orang yang membawa payung tersebut, Ryan berpikir siapakah pria ini?
♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢♡♢
Di sudut kota lain...
Sosok wanita cantik dengan rambut panjangnya yang terurai kebawah tengah duduk di balkon sendirian. Tak lupa disamping nya ada segelas susu rasa vanilla dan kue coklat buatan bibi pengurus rumah.
Wanita itu tengah memandangi sosok lelaki dalam handphone nya. Yup. Foto Cinta dan lelaki itu yang tengah berpose couple cute. Cinta tersenyum kecil sebentar. Namun, senyuman itu berubah menjadi tetesan air mata.
Cinta mengingat kejadian 2 tahun lalu. Ketika dia menginjak kelas 2 SMP.
2 TAHUN LALU....
"Cinta udah cantik. Udah manis. Pasti Didi udah nungguin lama karena aku dandan hehe." Ucap Cinta tengah berkaca di kamar nya.
Cinta dengan style imutnya siap untuk merayakan anniversary 1 tahun bersama Didi. Untuk pertama kalinya Cinta jatuh cinta dengan lelaki dan pertama kalinya dia berpacaran.
Wanita ini menaiki taksi menuju pusat taman kota yang indah. Dia selalu tersenyum tak sabar untuk bertemu Didi. Karena keduanya hanya bisa bertemu di luar sekolah. Mereka berdua bertemu dari tempat bimbel latihan vocal. Tak sangka akhirnya tumbuh benih cinta diantara keduanya.
Tak menunggu lama, Cinta pun sampai di taman. Dia menghubungi Didi beberapa kali namun tidak diangkat. "Didi nih kebiasaan. Jangan- jangan lagi boker dia." Seru Cinta terkekeh.
Cinta tetap menghubungi Didi terus-menerus dan tak menemukan tanda- tanda akan diangkat. Dari kejauhan, Cinta melihat sosok pria tampan dan tinggi. Yang jelas Didi tengah berdiri disana. Cinta mulai berlari kecil.
1 langkah... 2 langkah... 3 langkah...
Kini Cinta terhenti. Dia melihat wanita cantik nan tinggi berada di hadapan Didi. Siapa ya?? Ah mungkin teman Didi. Cinta pun melanjutkan langkah nya. Namun, dia tersontak. Langkahnya kembali berhenti ketika wanita tersebut memeluk Didi. Bahkan menciumnya.
Untuk pertama kalinya, Cinta merasakan hal yang aneh. Perih, sakit, dan sesak pada dadanya.
Didi hanya terdiam. Tak sadar Didi melihat bahwa Cinta kini tepat berada diantara keduanya. Cinta hanya bisa menangis dengan ingus mulai keluar. Dia benar- benar sakit dan malu tak membawa tisu.Cinta berlari mencari taksi. Didi mengejarnya namun wanita tersebut menghentikan Didi.
Cinta tak peduli lagi. Dia tetap pergi berlari hingga akhirnya bisa meninggalkan taman itu. Di dalam taksi yang tadinya dia tersenyum kini hanya bisa menitihkan air mata.
Jadi, inikah sakitnya mencinta seseorang. Aku tidak akan membiarkan diriku yang merasakannya. Pria lain harus merasakan juga sakit ini.
Sambil mengingat kisah pilu masa lalunya, kini Cinta menyeruput segelas susu nya yang mulai dingin. Ah, sudah berapa lelaki yang mau mengajakku kencan hari ini. Sungguh melelahkan mempermainkan mereka. Cinta pun mulai mengatur jadwal dengan pria-pria mainannya.
DON'T FORGET TO FOLLOW IG: @tasyapuf & @lovephobia
NEXT CHAPTER!
Waiting for 10 view, like, comment.
Thank You ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEPHOBIA
Novela Juvenil[BELUM TAHAP REVISI] Menemani insan yang merenung didalam kamar 'sendirian' "Aku benci kamu, Cinta" "Tapi kenapa? Kenapa kamu benci aku?" "Kamu mau tau alasannya? Hah? Okey... Karena kamu itu Cinta." "Tapi, Ryan. Aku...." "Kenapa???" "Aku cinta kamu...