Benci

4 1 0
                                    

   Mata Kelvin terbelalak seketika. Riana telah mengingat hal yang dilupakannya saat kecil. Kenangan kecil tentang berita kepergian kedua orang tuanya. Selama ini ia menganggap Panji sebagai ayah kandungnya karena ia sama sekali tak mengingat bahwa kedua orang tua kandungnya mengalami kecelakaan. Bahkan Panji harus berbohong tentang istrinya yang dia ceraikan. Sedangkan Panji belum menikah. Dia sengaja membuat cerita palsu tentang ibunya Riana agar Riana percaya akan keluarga yang dibuat Panji untuk menutupi tragedi kecelakaan itu.

   Lantas apa yang akan dilakukan Panji sekarang? Apa Riana akan membencinya karena telah berbohong dan mengaku-ngaku sebagai ayah Riana?

   Kelvin segera menelpon Panji. Menceritakan kepada pria itu tentang apa yang terjadi. Panji syok. Dia akan segera datang kesekolah untuk melihat keadaan Riana yang sedang terpuruk.

   Kelvin berjalan cepat memasuki kelas. Bu guru masih mengajar kelasnya, tapi dia tak menghiraukan hal itu. Dia tetap kukuh berjalan kearah meja David. Dia langsung menarik kerah baju David sampai David bangkit dari duduknya. Seisi kelas langsung memandang kearah mereka.

"David. Kapan lu berenti buat nyakitin Riana?! Lu tau gak? Dengan perlakuan lu yang sekarang... Riana pingsan lagi! Apa harus ngurung dia di toilet? Apa harus matiin lampu?! Kenapa?!", teriak Kelvin marah. Sepertinya Kelvin tidak dapat menahan amarahnya lagi.

"Maksud lu?", tanya David tak mengerti.

"Alah. Gak usah pura-pura gak tau. Dulu mungkin gua takut sama lu. Tapi gua gak bisa biarin lu terus nyakitin Riana kayak gini"

"Hei. Ada apa ini? Kalian sudah menganggu jam pelajaran saya!", protes bu guru.

"Maaf bu. Saya ada urusan sama pengecut ini. Mohon pengertiannya bu", pinta Kelvin.

   David terdiam. Tiba-tiba terfikir kondisi Riana.

"Dimana Riana?", tanyanya.

"UKS"

   Tanpa menjawab perkataan Kelvin, David langsung berlari ke UKS, bahkan lupa untuk meminta izin kepada guru. Sepeninggalannya David membuat Kelvin heran. Seharusnya mereka masih memperdebatkan hal tadi karena semua belum selesai di mata Kelvin. David belum menjelaskan apa-apa.

   Pintu UKS dibukanya dengan tidak sabaran, kemudian dibanting sehingga menimbulkan suara keras. Dia sangat mengkhawatirkan gadis itu. Ya. Ini adalah pertama kali baginya mengkhawatirkan seseorang. Biasanya dia hanya mementingkan diri sendiri.

   Suara pintu terbuka membuat Riana memandang kearahnya. Riana yang duduk seraya merengkuh kedua kakinya dan menangis tersedu-sedu kini terdiam dengan air mata yang terus mengalir dari sela matanya. Mata bengkaknya bertemu dengan mata David. Nafas David terengah. Dia berlari sekencang mungkin agar bisa cepat-cepat ke UKS.

"Riana..."

   Dia berjalan menghampiri gadis itu dan duduk di kursi samping kasurnya.

"Ngapain kamu ke sini?", tanya Riana. Ia sangat membenci lelaki ini, bahkan sudah tak mau melihatnya lagi.

"Lu juga curiga sama gua?", tanya David. Dia berharap gadis ini berhenti mencurigainya.

   Riana hanya terdiam, kemudian memalingkan wajahnya.

"Ayolah Riana. Bukan gua yang ngelakuin itu. Gua kan udah janji kalau gua..."

"Seharusnya aku gak pernah percaya sama kamu. Tapi bodohnya aku malah percaya sama janji manis kamu. Padahal aku tau kalau kamu bukan tipe orang yang bakalan buat janji kaya gitu. Iya. Dibanding membuat janji dan menjaganya, atau mengingkarinya, kamu lebih cocok mengingkari janji itu", ungkap Riana seraya memotong perkataan David.

Change For Love(True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang