Kejanggalan

3 6 0
                                    

   Sesuai janjinya, David dan Riana kembali kesekolah setelah selesai makan. David ingin mengantar Riana pulang dengan mobil sport yang dia tinggalkan di parkiran sekolah. Begitu sampai, mereka menemukan Kelvin yang menunggu Riana sejak tadi. Sudah 40 menit Kelvin menunggu sendirian di sini. Menanti dengan kekhawatiran, dan kini berganti menjadi keheranan.

"Sorry. Gua tadi minjem Riana bentar cuma ngajak Riana makan", ucap David kepada Kelvin.

   Kelvin terdiam. Tak mempercayai perkataannya yang terdengar cukup tulus. Bagi seorang David, meminta maaf dengan ketulusan seperti ini tidak mudah dimasuk akal.

   David kembali berjalan kearah mobilnya. Saat itu Kelvin bertanya pada Riana.

"Bener yang dia bilang barusan?", tanya Kelvin. Dia hanya ingin bertanya kepada orang yang pasti tidak akan membohonginya.

"Iya", jawab Riana dengan wajah bingungnya.

"Kenapa?"

"Aku juga gak tau. Dia berubah banget. Katanya mau gantiin nasi goreng aku yang tadi siang dia buang. Dan dia bilang..."

"Eh! Ayo!", panggil David dari dalam mobilnya.

"Yuk! David mau anter kita pulang", ujar Riana seraya menarik tangan Kelvin.    

"Hah?!"

   Ia tak melanjutkan penjelasannya lagi. Riana duduk di samping David, dan Kelvin duduk di belakang. Suasana dalam mobil benar-benar hening. Tak ada satupun yang mengangkat suara. Perasaan canggung mulai menyeruak.

Semoga cepat-cepat sampai.

   Akhirnya hal yang mereka tunggu-tunggu telah tiba. Mereka sampai ke rumah. David menurunkan mereka tepat di depan rumah Riana. Lelaki tampan itu mengintip postur rumah Riana dari jendela mobil. Tidak terlalu besar, tapi  terlihat sangat nyaman.

"Kalian beneran tetanggaan?", tanya David.

"I..iya"

   David memperhatikan kegugupan Riana yang sepertinya merasa tidak nyaman dengan keberadaannya.

"Yaudah. Gua pulang ya"

"Eh... ma..makasih", jawab Riana gelagapan.

   Sebenarnya David khawatir gadis itu hanya akan terus membencinya. Tapi dia cukup lega karena pada akhirnya Riana mau bicara dengannya.

"Sama-sama", balasnya dengan senyum manis.

   Mobilpun mulai dijalankan. David melesat dengan kecepatan standar sedangkan mereka terus memperhatikan kepergian mobil sport hitam itu hingga tak terlihat oleh mata.

"Cowok aneh", ucap Kelvin.

"Jangan kaya gitu. David udah bilang minta maaf. Oh ya! Dia juga bilang kalau dia gakkan ganggu kita lagi", jelas Riana yang akhirnya mengakhiri penjelasannya tadi.

"Terus.. kamu percaya?", tanya Kelvin yang terlihat ragu.

   Sepertinya lelaki ini benar-benar membenci David sampai tidak mau berhenti untuk terus mencurigainya.

   Riana terdiam seraya berfikir. Wajahnya terlihat tenang. Senyumpun merekah dari bibirnya.

"Iya. Aku percaya", jawab Riana.

   Semua itu bisa dilihatnya dari tatapan David dan cara bicaranya yang berubah drastis saat di kafe. Pangeran iblis yang biasanya bicara kasar dan usil tapi tampan, tiba-tiba bicara serius dan berubah menjadi manis. Nada suaranyapun pelan. Terasa lembut dan tulus. Riana mempercayainya karena Riana tahu, orang seperti David tidak mudah mengatakan hal seserius itu. Maka tidak ada alasan lain bahwa laki-laki itu sungguh-sungguh meminta maaf padanya.

Change For Love(True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang