Janji

2 6 6
                                    

《《《Flashback

   Beberapa menit sesudah David menjahili Riana saat istirahat dan kembali berkumpul dengan teman-temannya, dia merasa bimbang. Entah karena hal apa. Di saat teman-temannya saling bicara dan tertawa, hanya dia yang terdiam. Seperti melamunkan sesuatu.

"Menurut kalian...."

   David yang mulai membuka suara, langsung mengalihkan pandangan kedua temannya kearahnya.

"...gua keterlaluan gak sih?", tanyanya masih dengan tatapan kosong. Bahkan dia masih lanjut melamun. Seakan pertanyaannya tadi memperjelas bahwa dia sedang bergumam.

"Maksud lo?", tanya Revan merasa bingung.

"Lu lagi gak ngomong sendiri, kan?", tanya Aldo hanya ingin memastikan.

   David menatap kearah mereka. Tatapannya malas dan terlihat sedikit marah. Namun dibalik itu, seperti ada unsur rasa bersalah.

"Lu fikir gua gila ngomong sendiri?!", protesnya.

   Setelah marah dia kembali melanjutkan lamunannya. Lalu kembali bicara.

"Menurut kalian gua keterlaluan gak?", tanyanya dengan pertanyaan yang serupa.

"Apanya?", tanya Revan masih bingung.

"Perlakuan gua ke Riana", jawabnya.

"Oh itu... kalo boleh jujur sih... iya", jawab Revan ragu-ragu, takut David akan marah jika dia salah bicara.

"Dimananya?", tanya David lagi-lagi.

"Seemuanyahh", jawab Aldo seraya merentangkan kedua tangannya seakan menggambarkan kesalahan David yang besar.

"Coba jelasin", pinta David. Wajahnya terlihat murung, matanya masih menatap ke lantai.

"Sebenernya Riana tuh gak salah apa-apa, tapi lu bully dia mulu. Mending dibully doang mah. Lah ini.. jujur, lu tuh kejam banget Vid. Cewek polos jadi harus nangis setiap hari cuma karena lu", jelas Aldo yang tak pernah berfikir saat bicara.

   Dia adalah orang yang tak perduli situasi saat bicara. Bahkan tetap ngegas dan tak kenal rem. Jika Revan bicara dengan hati-hati karena takut salah bicara, terutama David sangat pemarah, maka Aldo adalah kebalikan dari Revan. Dia tak perduli apa yang diucapkannya akan membuat David marah atau tidak. Bisa dibilang dia terlalu jujur dan akan mengungkapkan semua isi hatinya.

"Nangis?", tanya David yang tidak tahu menahu jika perbuatannya berhasil membuat bahan bullyannya menangis.

"Lu tau darimana kalo Riana selalu nangis kalo David bully dia? Perasaan dia baru nangis pas David nyiram dia pake kuah mie ayam", tanya Revan heran.

"Lu mah gak tau apa-apa. Ya lu pada gak punya otak apa? Mikir aja napa. Gak ada korban bullying yang hidupnya tenang. Lu gak suka nonton film apa? Tv lu ada 10 juga dirumah! Dimana-mana korban bullying itu gakkan diem aja. Kalo mereka diem artinya mereka sakit hati. Dia diem didepan kita doang, tapi kalo dibelakang dia nangis. Bahkan.. bisa kemungkinan ada niatan buat bunuh diri", jelas Aldo panjang lebar, sok tahu dan merasa paling pintar.

"Hah?! Bunuh diri?!", kaget Revan dan David serentak.

   Aldo mengangguk yakin.

"Terlebih tadi.. aduh.. kalo diinget, gua bener-bener gak abis fikir. Tuh nasi goreng baunya aja udah enak, keliatannya enak. Tapi maen lu banting aja. Gua gak yakin kalo nasi gorengnya beneran gak enak kaya yang lu bilang. Mana masih penuh. Si Riana juga baru makan beberapa suap tapi udah gak bisa makan lagi. Kayaknya dia kelaperan"

   Kesannya Aldo seperti semangat menyalahkan David dan membuatnya terpojok. David yang biasanya marah kini malah menunduk, mengakui kesalahannya. Dan apa yang baru saja Aldo katakan memang benar. Bahwa dia sangat jahat.

Change For Love(True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang