Pulang Bareng?!

1 6 1
                                    

   Sekolah telah berakhir beberapa menit lalu. Hanya tinggal beberapa siswa-siswi yang masih tertinggal di sana. Kelvin dan Riana biasa pulang bersama karena rumah mereka bersebelahan. Sebelum itu, Kelvin pergi kekamar mandi karena sudah tidak tahan ingin buang air kecil. Mau tak mau Riana harus menunggunya di luar toilet.

   Punggungnya ia sandarkan ke dinding, matanya tertuju pada kakinya yang sesekali ia sentakkan kelantai. Membuat irama sederhana dan bersenandung pelan. Tiba-tiba..

"David! David tunggu!", teriak seorang gadis yang berlari melewatinya.

   Gadis itu tak lain adalah Vitta. Dia adalah gadis tercantik dan populer di sekolah. Dia adalah pacar David. Tentu saja. Mereka sangat cocok. Sama-sama populer, sama-sama banyak fans, dan sama-sama kaya.

   Dari parkiran David menoleh kearah Vitta setelah menyadari dirinya di panggil. Sementara Riana terus memperhatikan kemana arah Vitta berlari.

"David. Anterin aku pulang. Ya? Ya? Please...", pintanya memohon dengan manja pada David.

"Apa sih? Gak ah!", tolaknya mentah-mentah.

"Terus aku pulang sama siapa?", rengek Vitta, mengatur wajahnya sedemikian rupa agar terlihat imut dan cantik.

"Pak Supri lah! Biasanya juga ama dia"

"Dia gak jadi jemput", jawab Vitta.

"Iya gak jadi jemput soalnya lu yang minta dia buat gak usah jemput lu lagi. Lu fikir gua gak tau apa? Semua itu lu lakuin buat bisa pulang bareng sama gua, kan?", tanya David yang sudah hafal betul bagaimana sikap pacarnya ini.

   Vitta terdiam. Mulutnya yang cerewet tadi tiba-tiba saja terbungkam. Merasa bingung dan merasa sedikit takut. Bagaimana bisa David mengetahui rencananya se-detail itu?!

"Udah telfon lagi pak Suprinya. Minta jemput", suruh David.

"Tapi.. aku pengen pulang bareng kamu"

"Ah.. cerewet banget sih!"

   David merasa kesal dengan Vitta. Vitta selalu melakukan hal yang dibencinya. Merengek, manja, sok cantik. Yah meski pada kenyataannya itulah yang biasanya wanita lakukan.

   Dari kejauhan Riana memperhatikan mereka dengan bingung.

"Mereka beneran pacaran gak sih? Tapi kok.. David kaya gak suka sama Vitta. Padahal dia kan cantik", fikir Riana.

   Sebenarnya ia juga tak ingin perduli dengan apa yang dilihatnya. Tapi tetap saja, ini sangat aneh. Pasangan lain biasa terlihat saling menyayangi. Tapi mereka....

   Yah, itu karena mereka dijodohkan dan tidak pacaran atas kehendak sendiri. Jadi yang hanya diuntungkan adalah Vitta yang sudah menaksir David dari kecil. Sementara David hanya menganggapnya sebagai adik yang selalu menganggu. Tidak lebih dari itu.

   Kelvin keluar setelah berlama-lama di dalam toilet.

"Kok lama?", tanya Riana.

"Maaf. Ternyata mules juga", jawab Kelvin merasa tak enak hati.

"Yaudah ayo cepetan. Keburu malem"

   Mereka berdua berjalan cepat sebelum langit sore berganti menjadi petang. Sebenarnya itu semua hanyalah alasan Riana. Tidak apa jika hanya telat pulang. Hanya saja jika ia berlama-lama di sana, ia takut David akan segera menemukannya.

   Langkahnya yang terburu-buru membuat Kelvin kesulitan mensejajarkan dirinya dengan Riana.

"Riana.. tunggu.."

"Ayo cepetan!"

   Riana terus berjalan cepat seraya menundukkan kepalanya. Membuat poni-poninya menutupi wajahnya.

   David baru saja menyadari keberadaan mereka berdua. Diapun tersenyum dan berfikir bahwa ini adalah kesempatan bagus.

"Ayo dong David. Anter aku pulang. Ya ya?", pinta Vitta tidak mau menyerah.

   Tangan Vitta yang sedari tadi melilit tangan David, kini David menyentakkannya sehingga lilitan itu terputus. Dia bahkan tak mendengarkan permintaan gadis cantik itu, malah berjalan menghampiri Riana yang sedang berusaha menyelamatkan diri darinya.

"Riana!", panggil David dengan keras.

   Riana menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Kelvin. Kelvin melihat ke arah David yang berlarian kecil menghampiri mereka, sedangkan Riana sedang bergumam dengan hatinya yang seolah sedang mengutuk waktu.

"Yah dia lagi.."

   Bagi Riana, David adalah hal terburuk dalam hidupnya. Satu-satunya hal yang paling ia benci dan sangat ingin ia hindari. Namun kenapa... kenapa? Kenapa malah David yang lebih sering muncul dibandingkan dengan hal baik? Kenapa?!

   Langkahnya terhenti begitu dia sudah berhadapan dengan Riana, sedangkan Riana masih menunduk dan tak memiliki keinginan sedikitpun untuk melihat wajah David. Ia masih sibuk mengutuk waktu tentang betapa bencinya ia menerima kenyataan jika harus di pertemukan lagi dengan David.

"Mau ngapain? Bully Riana lagi?", tanya Kelvin.

   David tak menjawab. Hanya melihat sekilas ke arah Kelvin dan kembali melihat kearah Riana. Dia bahkan hendak mengintip wajah Riana seraya menundukkan tubuhnya.

"Riana... pulang sama gua yuk!", ajak David dengan senyum.

   Seketika sontak membuat semuanya terkejut. Begitupun Riana yang langsung mengangkat wajahnya dan menatap wajah David dengan sangat dekat. Merasa tak percaya dengan apa yang baru saja pria itu katakan. Padahal ia fikir David akan kembali menjahilinya.

'Hah? Gak salah? Nih cowok kesambet apaan?!'

Change For Love(True)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang