II - Sasuke Daily

5.9K 617 10
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

The Same Glass©2019

Collaboration with umayonnaise

Warning: AU, OOC, Typos, Rated M untuk keamanan, ejaan tidak serapi yang dikira, dll.

****

Pagi ini Sakura sudah rapih menggunakan jaket baseball hitam putih miliknya. Ia juga memperlengkap penyamarannya dengan memakai celana jeans biru laut ukuran besar. Wig sudah ia kenakan lebih dulu, tanpa mengoleskan apapun di wajahnya ia segera mengambil tas hitam miliknya yang berisi baju ganti serta peralatan make up yang akan ia gunakan di toilet umum terdekat.

Setelah memastikan penampilannya kesekian kali, Sakura keluar dari kamar menuju kamar Mebuki yang berada di lantai bawah. Kepala merah muda itu menatap sekeliling ketika sosok Mebuki tidak terlihat. Ia segera berbalik dan berjalan dengan cepat ke ruang tamu untuk mencari ekstensi sang ibu.

Ternyata Mebuki ada di sana, duduk di sofa sembari menonton televisi yang menayangkan berita harian. Lalu ketika berganti penayangan iklan Mebuki mengigit kuku tangannya. Padahal Sakura sudah memotongnya tiga hari yang lalu karena tidak ingin ibunya kembali melukai wajahnya sendiri.

"Apa yang kau lakukan, Bu?" Sakura menurunkan tangan Mebuki ke atas pangkuannya. "Kukunya sudah pendek, jadi tidak perlu mengigitnya lagi."

"Kau mau ke mana Sakumo?" Mebuki mengacuhkan ucapan Sakura.

"Bekerja bu," sahut Sakura pelan. Hampir setiap hari Sakura harus menjelaskan ke mana ia pergi. Mebuki tidak menanggapinya lagi dan Sakura mencium kening ibunya. "Aku pergi dulu, Ibu jangan ke mana-mana dan tetap di rumah sampai perawat Mei datang oke?"

Mebuki mengangguk patuh, membuat Sakura tersenyum tipis sebelum meninggalkan ibunya sendirian. Butuh waktu sekitar lima menit berjalan kaki untuk sampai di toilet umum terdekat, setelah selesai mengganti pakaian dan mengoleskan make up di wajahnya. Sakura merasa kesehariannya ini membuatnya semakin lelah dan muak.

Sakura bahkan tidak tahu sampai kapan ia harus menjadi orang lain untuk ibunya. Jika boleh memilih egois ia akan dengan senang hati meninggalkan hidupnya ini dan meminta reinkarnasi.

Mengeluarkan ponselnya dari tas, ia mencari kontak kekasihnya dan mengirimkan pesan singkat seperti biasa.

Sakura
Selamat pagi, semangat berkerja. (07.30)

Tersenyum sendiri melihat pesannya terkirim Sakura kembali memasukkan ponselnya dan segera keluar dari toilet.

...

Di tempat lain Sasuke tersenyum membalas sapaan beberapa perawat yang menyapanya di lorong rumah sakit. Senyum itu masih setia di wajahnya bahkan ketika ia sampai di kamar bernomor dua ratus empat. Membuka pintu di hadapannya, ia melangkah masuk tanpa ragu dan menyapa penghuni kamar tersebut.

"Selamat pagi, Kaida. Bagaimana kabarmu hari ini?"

Wanita berpakaian baju biru muda itu menoleh, ia memandang Sasuke takut. Tubuhnya gemetaran dan ia tiba-tiba terisak. "Aku tidak gila ...  sungguh dokter! Aku masih waras aku tidak gila!"

"Aku mengerti." Sasuke mendekati pasiennya. "Apa kau sudah meminum obat yang diberikan perawat?"

Kaida menggeleng kencang. "Aku tidak mau dokter, obat itu hanya membuatku berhalusinasi! Aku tidak gila! Aku sungguh tidak gila!"

The Same GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang