XII - Flashback

2.6K 294 65
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

The Same Glass©2019

Collaboration with umayonnaise

Warning: AU, OOC, Typos, Rated M untuk keamanan, ejaan tidak serapi yang dikira, dll.

***

Deras hujan seakan mengintimidasi. Pria itu mengaduk-aduk kopinya dengan pandangan kosong. Bungkam sedari tadi hingga membuat gadis di depannya mengalihkan perhatian ke arah jendela. Keduanya bertemu tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Ego, hati, dan pikiran masing-masing menahan komunikasi yang seharusnya terjadi sejak satu jam lalu. Tidak ada tegur sapa, tidak ada basa-basi perihal cuaca, apalagi canda gurau. Keduanya sama-sama menunggu siapa yang membuka pembicaraan.

"Hari itu ...."

Sekalipun terdengar seperti gumaman, mata gadis itu tidak bisa untuk tidak melirik pria dihadapannya.

"Harusnya aku tidak mendengarkan Itachi."

.

.

.

Mr . dan Mrs. Dawson adalah tetangga kami saat liburan di Chicago, tepat tiga kamar dari hotel yang kami tempati. Mereka pasangan ramah yang sangat menyukaiku. Awalnya mereka sering memberiku pancake tiap pagi, kemudian entah sejak kapan aku jadi suka bermain di tempat mereka.

Tiga hari sebelum kami kembali ke Jepang aku bertengkar dengan ayah. Sebenarnya hanya aku yang kesal sendiri karena beliau selalu melarangku ini dan itu tanpa memberitahu alasannya. Aku merasa iri pada Itachi, kakakku yang bisa melakukan apapun karena ia lebih dewasa. Usia kita cukup jauh, saat itu ia baru masuk kuliah dan aku berusia delapan tahun.

Aku masih di lobi hotel dengan ego yang sangat tinggi. Berpikir apa lebih baik kembali ke hotel atau kabur. Jika aku kabur atau bersembunyi ayah pasti sedih lalu mencariku, kemudian ayah akan meminta maaf dan membelikanku mainan baru. Imajinasi yang indah.

Sore itu dari lobi kulihat Mrs. Dawson menangis terjongkok di seberang jalan. Ia tidak mempedulikan beberapa orang yang menegurnya. Karena penasaran aku keluar berlari menyebrang jalan dan menghampirinya.

"Kenapa kau menangis di sini, mam? Apa telah terjadi sesuatu padamu?" tanyaku khawatir sembari mengusap bahunya.

Mrs. Dawson menatapku, wajahnya semakin mengerut sedih dan tiba-tiba ia memelukku. Mrs. Dawson menangis lagi, tetapi kali ini lebih keras hingga membuatku bingung. Aku yang tidak tahu apa-apa membalas pelukannya.

"Sasuke, aku butuh bantuanmu." Mrs. Dawson melepas pelukannya. Ia menatapku putus asa dengan kedua tangannya berada di lenganku. "Kau mau membantuku 'kan?"

Tanpa ragu kujawab, "Ya, aku akan membantumu jadi jangan menangis lagi."

Mrs. Dawson berdiri, menggandeng sebelah tanganku pergi menjauh dari hotel. Ia tidak banyak bicara seperti biasanya sampai kita berjalan menuju halte.

"Kita mau ke mana?" tanyaku ketika Mrs. Dawson menuntunku naik bus.

Wanita itu tidak menjawab. Kupikir kesedihannya yang membuat ia enggan bicara. Seperti halnya ibu sewaktu pulang dari kantor sebulan lalu. Wajahnya terlihat sedih entah apa yang terjadi, lalu ibu menjadi pendiam keesokan harinya. Orang dewasa cenderung menahan perasaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Same GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang