VII - Who Is She?

4.4K 477 76
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

The Same Glass©2019

Collaboration with umayonnaise

Warning: AU, OOC, Typos, Rated M untuk keamanan, ejaan tidak serapi yang dikira, dll.

***

Satu lagi hari yang melelahkan di kota besar seperti Tokyo. Tidak ada yang lebih menyebalkan selain bekerja lembur seorang diri, atau mungkin ditemani derasnya hujan dan petir. Kesalahan pemula sangat dimaklumi, namun kesalahan tersebut bukan disebabkan olehnya.

Sebenarnya bukan salah siapa-siapa karena memang tidak ada yang salah, ini hanya lembur task force. Kau tahulah akhir tahun, Tutup Buku, Audit Laporan Keuangan dan lainnya. Terlalu hiperbola jika dibilang sendiri, nyatanya ada beberapa karyawan lain juga security di luar sana. Kehidupan karyawan baru yang introvert, menyedihkan.

"Tok tok tok."

Seorang pemuda mengetuk meja si gadis lembur lengkap dengan suara ketukan dari mulut manisnya sendiri.

"Maaf Gaara-san saya sibuk saat ini," ujar Sakura tanpa menoleh.

"Oh maaf, aku hanya ingin bertanya apa kau butuh tumpangan nanti? Aku lihat cuaca di luar semakin buruk."

Jari cantiknya masih menari diatas keyboard. "Saya bawa payung dan masih sempat mengejar bus terakhir, maaf."

"Aku memaksa, membiarkan gadis cantik pulang sendiri pada malam hari membuatku gelisah." Sangat manis dan gigih, tipe pria gentleman berpengalaman.

"Gaara-san." Sakura membereskan mejanya segera, dengan senyum manis gadis itu berucap, "Saya sudah punya pacar."

JDERR!

Penolakan yang nyata, didukung backsound kilat juga tangisan langit. Santai saja Merah, masih banyak ikan di laut. Kita bisa menikah hari ini jika Tuhan berkehendak.

"Ah ... aku mengerti." Gaara tersenyum tipis. "Jika aku tidak melihat mobil pacarmu di depan, tawaran tadi masih berlaku."

Sungguh pria yang gigih, ia memasukan kedua tangan ke dalam saku celana dan pergi dengan gaya.

Janganlah kau banyak tingkah jika ingin mendapat cinta.

Begitulah quote yang ada di meja Yuuki, gadis di sebelahnya. Kita tidak sedang menyindir siapapun, salahkan narator yang terlalu berlebihan.

Kembali pada Sakura yang buru-buru keluar dari kantor, kurang setengah jam lagi bus terakhir datang. Jarak dari kantor menuju halte sekitar sepuluh menit, masih bisa terkejar.

Hujan tidak sederas tadi, selain mengejar bus Sakura harus mencari cara agar tidak bertemu mobil Gaara yang sialannya keren. Tentu saja Sasuke tidak akan datang, sudah dua bulan lebih keduanya tidak saling menghubungi satu sama lain. Bukan berarti putus hanya break sementara. Meskipun masih tidak ada kejelasan sejak kejadian terakhir mereka bertemu tapi Sakura cukup paham kondisi.

Ia bertekad untuk tidak menghubungi Sasuke sebelum pria itu menghubunginya duluan. Prinsip wanita yang menyebalkan.

Sakura menambah kecepatan larinya, dan sekarang ia sudah tiba di halte. Duduk bersebelahan dengan wanita berambut panjang, gelagatnya cukup aneh karena wanita itu menunduk seperti mematung. Tak lama bus datang, Sakura lekas naik dan duduk di dekat jendela.

Wanita itu tidak beranjak dari tempatnya juga masih menunduk. Entah kenapa Sakura agak merinding kemudian lekas menepuk bahu penumpang di depannya. "Pemisi ... maaf Tuan, anda melihat wanita yang duduk di sana?"

The Same GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang