IV - Inelegant

4.2K 557 83
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

The Same Glass©2019

Collaboration with umayonnaise

Warning: AU, OOC, Typos, Rated M untuk keamanan, ejaan tidak serapi yang dikira, dll.

****

"TOLONG!"

Napasnya terengah-engah, mungkin sekitar tiga jam berlalu tetapi belum ada tanda-tanda keberadaan manusia selain dirinya.

"SESEORANG TOLONG AKU! HO—uhuk uhuk."

Percuma, kulit di sekitar lukanya sudah menjadi ungu. Si Pinky semakin membeku ditemani beberapa serangga malam, bajingan. Tenggorokannya pun sakit karena terus berteriak, tidak ada persediaan air atau makanan. Luar biasa.

"Aku pasti dikutuk."

Ya, di sinilah Sakura berada. Kelincahannya yang melebihi penari latar berujung jatuh kepelukan jurang setinggi sepuluh meter. Bukan salahnya yang keluar di sore hari perkemahan karena ingin memotret sunset, salahkan tuan jurang yang singgah sembarangan.

Wanita tidak pernah salah, bukan?

Menghela napas sebentar, Sakura merangkak mengambil senter yang sempat dibantingnya. Benda itu tinggal jasad akibat pemakain secara boros, sekali lagi salahkan saja baterainya.

TOKTOKTOK

Dan senter tidak berdosa pun harus terluka untuk kesekian kalinya.

TOK TOK TOK

Sekuat mungkin Sakura menghantamkan benda itu pada pohon di sampingnya, dikarenakan pita suara sudah terkuras habis.

TOKTOKTOK

"Sakura!"

Tangannya berhenti. Oh, Tuhan akhirnya! Sakura semakin kuat menghantamkan senter.

"Aku mendengarnya! Sin, Arahkan sentermu kesana!" Seseorang berseru dari atas jurang.

Dan, Sakura tidak pernah sebahagia ini melihat cahaya yang menyilaukan matanya. Ia berhasil ditemukan.

...

"Sakura?"

Matanya enggan terbuka, namun suara sang kekasih yang memanggilnya terus menerus memaksanya terbangun. Sakura melamun sebentar sembari mengumpulkan nyawa, tidak peduli kekehan Sasuke yang melihatnya lucu.

Tadi itu, kenapa ia memimpikan masa kemahnya dulu? Sepertinya si Pinky masih memikirkan kejadian tadi sore. Meskipun Sasuke sudah memastikan sendiri asal suara ketukan itu dan tidak menemukan apa-apa, rasa penasarannya masih ada.

"Mau kuantar pulang? Ibumu sendiran di rumah."

Lamunannya buyar, Sakura mendelik kekasihnya dengan wajah masam. "Kau mengusirku? Lagi pula aku sudah meminta Mei untuk lebih lama di rumah."

Sasuke menyentil dahi lebarnya. "Bukan itu masalahnya, hanya ada satu ranjang dan aku akan membakar semua sofa jika kau menginap setuju?"

Si Pinky mendesis jijik, padahal hati kesurupan saking senangnya. Dasar wanita.

"Di mana mantelku?" Pengalihan, kenapa tidak dilanjutkan topik menginapnya? Kami menunggu!

Sasuke tertawa pelan, entah lucu atau miris dengan penolakan yang nyata. Pria itu mengantar Sakura pulang setelah makan malam, si Pinky mengeluh lapar sesudah hibernasi di rumah sultan. Agak tidak tahu diri, niat merawat orang sakit malah ia yang tidur pulas lebih dari dua jam.

The Same GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang