VIII - Transparent

3.2K 409 113
                                    

Naruto©Masashi Kishimoto

The Same Glass©2019

Collaboration with umayonnaise

Warning: AU, OOC, Typos, Rated M untuk keamanan, ejaan tidak serapi yang dikira, dll.

***

Sepertinya menatap layar ponsel tanpa melakukan apa-apa menjadi kegemaran Sakura seharian ini, ia hanya duduk mengerutkan kening memperhatikan benda pipih berlayar hitam di atas meja kerjanya. Bukankah tingkahnya saat ini lebih menyedihkan dari kaum rebahan penikmat wifi gratis?

Bukan karena ia lenggang, dan seolah tidak ada pekerjaan. Sakura sudah menyelesaikan tugas akhir bulannya yang mencekik, hari ini setidaknya ia ingin hidup dengan tenang, sebelum para petinggi di kantornya kembali memberikan banyak tugas yang menyebalkan.

Ponselnya berbunyi, Sakura dengan buru-buru meraih benda tersebut dan mendecih saat melihat notifikasi pesan dari operator.

Demi Dewa Jasin kakek Hidan, kenapa kekasihnya itu belum menghubunginya juga sampai sekarang? Sakura tidak mau repot-repot memikirkan alasannya, yang ia tahu pertama; Sasuke pria brengsek yang berhasil mencuri perhatiannya. Kedua; pria brengsek itu adalah kekasihnya.

Menarik napas panjang, Sakura memutuskan untuk mematikan ponselnya di sisa waktu yang telah ia habiskan untuk menunggu. Sedikit menumbuh rasa berharap kekasihnya akan mencarinya jika ia tidak ada kabar seperti ini, meski Sakura akui mustahil untuk hubungan mereka yang semakin merenggang.

Yah, siapa tahu kan.

..


"Kau harus makan yang banyak supaya terlihat seksi, jujur manekin lebih baik darimu."


Sakura mendecih mendengar komentar teman satu bekalnya hari ini. "Sial, kau benar."

Karin tertawa menanggapi. "Hei, mau kuceritakan lelucon lawas?" tanyanya mencoba menghibur, gadis ini cukup peka dengan sekitarnya ternyata.

Sakura menggeleng. "Tidak, terima kasih." Lalu melirik teman satu divisi barunya. "Kau tidak takut gemuk, huh? Makanmu banyak seperti babi."

"Hei!" Karin menatap tajam Sakura, meski hanya bercanda, ia cukup sensitif jika mengenai tubuhnya.

"Kau sensitif sekali," cibir Sakura pelan. Sudut bibirnya tertarik ke atas, sangat puas karena berhasil melancarkan aksi balas dendamnya.

Gadis berambut merah itu hanya memutar bola matanya, lalu tiba-tiba bersiul saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di pintu masuk kantin kantor.

"Sial, dia pria paling menggairahkan yang pernah kulihat."

Sakura mengernyit, ia tidak mengerti ucapan gadis gila di sebelahnya. Sampai arah pandangannya mengikuti apa yang dilihat Karin, membuat rahangnya jatuh.

Sasuke ada di sana. Di kantornya, dan ini sangat mengejutkan.

Sakura buru-buru bangun dari duduknya dan berlari menghampiri Sasuke, ia sangat tidak rela kekasihnya ditatap sedemikian intens oleh pegawai perempuan lain meski sedetikpun. Aksinya Pinky sepertinya akan menuai kontroversi, mengingat kepergian pasangan ini menimbulkan kericuhan kecil.

.
.
.
.


Sasuke tidak keberatan jika kekasih Pinky-nya membawanya ke manapun, meski akhirnya pria itu tahu tempat tujuan Sakura adalah rooftop. Onyx-nya menatap lekat kekasihnya, memperhatikan bagaimana rambut merah muda cantik itu bergoyang mengikuti arah angin.

The Same GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang