3

69 6 0
                                    

Uluran tangan mereka begitu manis

Aku sempat kecewa dan putus asa atas keadaan ini. Sebab masalah yang datang bukan hanya dari latar belakang saja tapi juga nasib keluarga nyaris di ambang kehancuran.

Pada saat itu aku sangat marah pada Tuhan, kenapa ia menghukumku seperti ini? Apa yang salah padaku?

Sejenak aku terdiam duduk melamun. Bahkan sesekali terbesit di pikiran untuk melakukan bunuh diri. Namun Seseorang menghampiri, berkali- kali bertanya namaku tapi tidak pernah  dijawab.

Dia begitu sabar, sehingga Pandangan dapat teralihkan dan aku menyambut hangat sapaan itu. Jujur sebenarnya aku tak percaya dengan embel-embel teman atau sahabat. Karena semua cuma kata bukan kesepakatan.

Setelah membuka obrolan, Dia pamit pergi entah kemana sebab aku kurang suka bertanya. Tanpa ku tahu Dia  mengumpulkan satu angkatan di lapangan. Semua menari, bernyanyi, dan memakai properti lucu yang mereka sulap dari barang bekas.

Aku terharu

Untuk pertama kalinya kata Terima kasih di ucap secara tulus. Segala dugaan nyatanya salah besar, Meico serta kawan lain tidak seburuk yang aku pikir.

Sungguh, kegilaan mereka benar- benar  menghipnotis sedemikian rupa. Jadi, inikah uluran tangan manis itu? Menggenggam erat kebersamaan tanpa peduli dari mana latar belakang seseorang itu berasal.

WHILE CASHING DOWN DESTRUCTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang