hi, gula! (8)

3.4K 556 29
                                    

Kembali melakukan aktivitas sekolah, Tawan sebagai murid normal tentu saja merasa malas jika bertemu mata pelajaran yang menyakitkan mata seperti matematika contohnya.

Tapi tidak sekarang, Tawan suka sekolah.
hehe.

Apalagi kalo liat Dek Gula yang pagi pagi udah bersinar makan nasi kuning di kantin.

Dengan senyuman ciri khasnya, Tawan mendekat sesekali menjawab sapaan murid lain.

"Dek Gula" Masih dengan senyumannya.

New memutar mata malas "Ganti lagi sekarang panggilannya?"

"Ngga ganti, cuma ditambah, biar makin kentel kita"

New bodo amat.

Tawan duduk di hadapan New, lalu dahinya menyatu "Kaya ga tidur? ada tugas?"

Nasi kuningnya sudah habis, jadi New melipat bungkusnya dan memasukkan ke dalam pelastik.

"Gausa kepo"

"Lho lho lho, ga boleh gitu sama Masmu ini"

New menatap malas

"Mas suami maksud gue" Tawan tertawa.

New memutar mata, lagi.

"Ya suka suka lo dah Kak" New beranjak, Tawan membututi.

"Mas, panggil gue Mas, dek."

"Dih, geli"

New berjalan saja, tak peduli dengan Tawan. Namun langkahnya terhenti.

"Lho, kenapa Dek? Mau panggil gue Mas?"

New memilih untuk tidak menggubris. "Ada yang minta nomor lo ke gue kak"

Tawan menatap New. "Lalu?"

"Boleh?"

Tawan menggeleng. "Bilang kedia"

"Bilang apa"

"Gue lagi memperjuangkan orang spesial, ngga ada ruang buat siapapun,  kalopun dia dapet nomor Gue ya percuma, ga bakal Gue waro" Tawan tersenyum.

New berbalik, menjauh dengan sedikit senyum tipis.

Namun,

"Lho, emang orang spesialnya Gue ya?"

gula | taynewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang