6. Murid Baru

26 9 2
                                    

Jangan lupa vote&comment:*


"Hoammm..."

Seorang gadis tengah menguap dan mengucek-ngucek matanya. Risa melihat jam yang ada di dinding menunjukkan pukul enam kurang lima belas, tumben sekali ia bangun cepat biasanya juga jika di bangunkan ia tidak akan bangun.

Menyibak selimutnya dan beranjak, ia pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan memulai ritual paginya yaitu, mandi. Yaiyalah mandi, masa ke kamar mandi mau tidur lagi. Kan nggak mungkin, Eh mungkin aja kalo bagi Risa mah.
.
.
.
Setengah jam sudah waktu yang Risa habiskan untuk bermandi. Lima menitnya ia mandi dan sisanya ia gunakan untuk tidur sambil berendam di bak. Ingat ini bak, bukan bathtub. Bayangkan saja bak yang berbentuk persegi tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil itu Risa pakai untuk berendam sambil tidur. Katanya tidak ada bathtub, bak pun jadi.

Setelah melakukan ritual mandinya, ia memakai seragamnya dengan rapi, sesudahnya ia menyisir rambutnya dan menggerainya, kemudian mulai memakaikan bedak tabur bayi dan mengoles lipbalm ke bibirnya. Lalu ia pun memakai sepatu untuk yang terakhir.

Sudah siap. Ia pun langsung turun ke bawah untuk menemui mama dan abangnya. Ketika sudah sampai ia pun tidak luput dari kebiasaannya.

"HELOW EPIBADEHH AYEM BEK.." Teriak Risa sambil merentangkan tangannya dan tersenyum entah karena apa.

"Ayem bek? Ayam bebek maksud kamu?" Maya mengeryit kebingungan mendengar ucapan anaknya itu.

"Aduh mama, maksud Risa itu i'm back yang berarti 'aku kembali' dan tak tahu arah jalan pulang.. aku tanpamu buntelan sikil.." Risa malah bernyanyi tidak jelas.

"Heh bagong! Aku tenggelam bukan kembali" Tian menoyor kepala adiknya itu.

Risa menatap abangnya jengkel lantas ia mengadu kepada Maya, "Ishh mama, abang nih kebiasaan suka main tangan. Main ludo kek sekali-kali"

"Wahh boleh tuh.. ayo kita main" Tantang Tian menatap Risa sengit.

"Ayo! Siapa berani?! Eh, siapa takut!" Balas Risa tak mau kalah.

"Hushh kalian ini kebiasaan ribut terus. Ayo di makan sarapannya nanti kesekolahnya telat loh." Ucap Maya menghentikan aksi dua bersaudara yang saling menatap sengit itu.

"Eh iya ma.." Sahut keduanya kompak sambil menyengir. Maya terkekeh mendengarnya, kedua anaknya ini kadang ribut kadang pula kompak.

Mereka pun sibuk dengan sarapannya masing-masing dan terdiam. Risa yang memakan nasi gorengnya itu sedang memikirkan strategi agar ia tidak kalah saat bermain ludo dengan abangnya. Karena setiap bermain ludo dengan Tian, Risa pasti dimakan oleh pion Tian terus masuk kandang lagi. Seketika sebuah ide terlintas di otaknya itu.

"Bang, gajadi maen ludo karena ludonya gamau di mainin. Gimana kalo kita maen tahu bulet aja soalnya kasian abangnya tahu buletnya nggak ada beli... siapa yang dapet pembeli paling banyak dia pemenangnya dan yang kalah harus traktir di kantin." Ucap Risa panjang lebar. Ia pun tersenyum miring, kau pasti kalah abang, adikmu ini kan jago sekaliii. Hahaha Dalam hati Risa bersorak ria karena Tian pasti tidak bisa mengalahkannya, karena ia sangat jago sekali jika bermain tahu bulat.

Tian yang sedang mengunyah makanannya itu berpikir sejenak dan ia pun menangguk, "Oke. Kalo lo kalah lo harus traktir gue nanti dikantin."

Risa mengulurkan tangannya kehadapan Tian, "Deal!" Tian pun membalas uluran tangan Risa.

Maya yang sedari tadi menatap kedua anaknya terheran-heran, sebenernya yang mereka omongin itu apa sih?

"Kalian ini mau ikut acara tv ya?"

Sad & CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang