9

637 112 21
                                    

Taehyung menatap kearah Jihoon yang menunduk,pemuda mungil itu terisak dan yang Taehyung lakukan hanyalah mengusap bahu pemuda itu pelan.

"Sudahlah,jangan menangis"ucap Taehyung sehingga isakkan Jihoon mulai mengecil di pendengarannya, Taehyung menyentuh dagu Jihoon kemudian mengangkat wajah pemuda yang lebih mungil darinya itu untuk menatapnya.

Jari nya mengusap pelan wajah Jihoon yang tampak memerah "semua akan baik-baik saja"ucap Taehyung sambil tersenyum kemudian dibalas anggukan oleh Jihoon.

"Kalau begitu kau cepat kekelasmu"ucap Taehyung dan Jihoon menurutinya,
Langkah nya ia bawa menuju kelas nya yang sebentar lagi akan dimulai, dan untung saja dosen mereka belum datang.

Seongwoo mengikuti arah jalan Jihoon yang mendekat kearah kursi disampingnya
"Emm Jihoon?"panggil Seongwoo namun Jihoon enggan menoleh kearahnya "kurasa kau sudah mengetahuinya"ucap Jihoon sambil menatap kearah jarinya yang menggenggam pulpen berwarna merah.

"Aku-"
"Tak apa,sungguh tak apa"ucap Jihoon menyela Seongwoo yang menggaruk rambutnya dan memilih diam.

.

Kini sudah hampir jam 8 malam dan Jihoon masih enggan untuk pulang, yang ia lakukan hanyalah berjalan-jalan disekitar kota Seoul yang tampak temaram malam ini.

Tring

Sebuah notifikasi terdengar di ponselnya,Jihoon sedikit menyipit karena cahaya ponselnya yang sedikit terang.

Dowoon
Lihat dibelakangmu

Jihoon mengernyitkan dahi nya kemudian ia berbalik dan tepat dibelakang nya ada Dowoon yang tersenyum kearahnya.

"K-kau mengikutiku?"tanya Jihoon dan dibalas anggukan kecil dari Dowoon yang memasang wajah jahilnya.

"Hanya saja aku takut ada sesuatu yang terjadi padamu"ucap Dowoon kemudian berjalan mendekat kearah Jihoon yang tersenyum tipis kearahnya.

"Apa yang kau lakukan sendirian?kulihat kau hanya terus berjalan"ucap Dowoon kearah Jihoon yang menunduk menatap kearah sepatu converse berwarna Maroon miliknya.

Tanpa disangka ternyata Dowoon berjongkok dihadapan Jihoon, sehingga obsidian keduanya bertemu dalam temaram malam ini.

Semua terasa aneh saat mata bulat itu menatap kearah pemuda yang berjongkok dihadapannya itu,
Jihoon merasa desiran ketenangan mulai menghinggapi dirinya apalagi saat pemuda itu tersenyum kecil kearah Jihoon yang membeku "bertahanlah,semua kan baik-baik saja"ucap Dowoon dan Jihoon tak mengerti lagi kenapa air mata nya mengalir saat ini.

Dowoon berdiri,kemudian menarik tubuh Jihoon kedalam dekapannya saat pemuda itu mulai terisak, Dowoon mengusap kepala belakang Jihoon perlahan, diusaknya pelan rambut madu milik Jihoon agar pemuda mungil itu merasa nyaman.

"Menangislah,tak apa"ucap Dowoon


"Iya-iya sebentar lagi aku akan-"ucapan Daniel terhenti tepat saat ia berada disamping mobilnya yang terparkir diseberang jalan, ia kaku saat kedua matanya melihat pemandangan diseberang sana.

Kebetulan atau bukan,tapi ia kembali bertemu dengan Jihoon.
Tapi,bedanya pemuda mungil itu kini berhasil menyayat hatinya yang baru saja ia gunakan untuk mencintai seseorang lain hari ini.

Pemuda mungil membuat nya meringis perih karena sesak saat ia melihat Jihoon menangis dalam dekapan seseorang yang tak ia kenali karena wajahnya yang sedikit tak terlihat di lampu-lampu yang temaram ini.

Daniel terduduk disamping mobilnya,ia bersandar sambil terus berusaha bertahan sekuat tenaga untuk berdiri.
Tangannya mencengkram dada kiri nya yang berdegup kencang dan terasa sangat sesak
"K-kenapa begini?"monolog nya.










"A-apa karena J-Jihoon?"pikir Daniel.




Tbc

Maaf agak pendek,soalnya chap depan aku percepat yahh alurnyaaa. Karena cerita kemungkinan gak terlalu panjang :)

Votement juseyo
Kisseu

Right Here (NIELWINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang