Hanya butuh sepuluh detik, ya hanya sepuluh detik.
Satu,
Dua,
Tiga,
Empat,
Lima,
Enam,
Tujuh,
Delapan,
Sembilan,
Sepul—
"LIHAT! DIA MONSTER!"
"MONSTER PERGI KAU!"
"JANGAN MAKAN AKU, DASAR KAU MONSTER!"
"DASAR KAU MONSTER! KAU TIDAK BOLEH HIDUP!"
"KUBUNUH KAU JIKA SAJA AKU BISA!"
Bolehkah Taehyung menangis sekali saja? Sayangnya tidak. Ia tidak bisa menangis walau hatinya menjerit. Bukan karena ia malu atau takut. Ia bahkan tidak memiliki air mata yang bisa dikeluarkan. Semua air mata yang ia bayang-bayang hanya keluar dalam bentuk teriakan dihatinya.
Wajah memerahnya ia tutup seakan dirinya sedang menangis dengan air mata membanjiri—padahal tidak.
"Ada apa? Kenapa kalian meneriakinya?"
"Maksudmu monster itu?" seseorang bertanya kembali pada pemuda dibelakangnya. "Barusan monster itu kembali menunjukkan aksi menyeramkannya saat seseorang memotong tangannya menggunakan gergaji mesin. HANYA DALAM SEPULUH DETIK, bayangkan! Dalam waktu secepat itu tangannya menyatu kembali dengan sendirinya! Hanya monster yang bisa melakukan itu, iya ka—eh? Dimana orang itu?"
Lupakan soal pembicaraan kakek tua dengan cangkul dipundaknya.
Taehyung ingin berlari, tapi seluruh warga mengelilinginya. Padahal dirinya hanya ingin membeli bahan makanan yang ia butuhkan setelah beberapa hari ini tidak makan karena seluruh warga sudah mengenalnya sebagai monster, dan semua orang takut padanya; menolak untuk berinteraksi pada Taehyung.
Yang hanya bisa ia lakukan hanya berteriak dengan menutup kedua telinganya, "KUMOHON! HENTIKAN! AKU BUKAN MONSTER! HENTIKAN!" Ia tidak bisa menangis, dan itu membuat dada serta kepalanya semakin sakit. "Kumohon... Hentikan... Sakit... Kumohon..." Cicitnya memelas.
Mungkin tuhan mendengarnya, semakin lama, suara teriakan warga pun berhenti dan hening. "Hei." Taehyung masih menutup telinganya, hanya sebelah mata ia buka guna mengintip semua warga yang terdiam. "Hei, kau." Dan sekarang Taehyung baru dapat menyadari keberadaan pria tinggi —lebih tepatnya karena posisinya yang berjongkok dan pria itu berdiri— disebelahnya mengulurkan tangan.
Dengan gerakan secepat kilat, Taehyung menggeser lebih jauh saat melihat uluran tangan itu, ia tidak pernah percaya saat ada tangan yang terulur untuknya setelah berkali-kali ia menerima uluran itu, seperti tadi, seorang pria usil memberinya uluran tangan dengan ekspresi seperti malaikat, dan ketika Taehyung menerima tangannya, teman orang itu datang dengan gergaji mesin ditangannya dan memotong tangannya dalam waktu satu detik.
Sadis bukan?
Jika ditanya, apa sakit? TENTU SAJA! Bayangkan tanganmu teriris pisau dapur saat sedang mengiris bawang, apa tidak sakit? Dan sekarang bayangkan tanganmu dipotong oleh gergaji mesin! Walau memang Taehyung bisa beregenerasi dalam waktu 10 detik, bukan berarti dirinya kebal rasa sakit. Dan walau memang Taehyung tidak bisa menangis, bukan berarti dirinya tidak memiliki perasaan dalam hatinya. Ia menjerit setiap hari, ingin menangisi semua deritanya dalam bentuk air mata. Tapi hanya jeritan dari bibir yang ia keluarkan.
Seperti Taehyung semakin percaya bahwa dirinya memang monster. Tapi dirinya belum menerima.
"Hei, kenapa menjauh? Aku ingin membantumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [KookV] √
FanfictionTaehyung yang tidak bisa dibunuh, bukan berarti ia kebal. Taehyung yang tidak bisa menangis, bukan berarti ia tidak punya hati. Taehyung yang berbeda dari manusia kebanyakan, bukan berarti dirinya MONSTER. Taehyung itu MALAIKAT, begitulah yang Jungk...