hadiah

1.6K 36 0
                                    

Weni memutuskan untuk berjalan menuju minimarket terdekat, untuk mencari suaminya yg beberapa saat yg lalu pergi ke sana untuk membeli soju karena mereka kehabisan air bening beraroma pekat itu sebab di rumah mereka teman-teman Weni tengah mengadakan pesta kecil-kecilan sebagai perayaan rumah baru yg di adakan setiap pasangan yg baru menikah.

Ia menyusul sang suami karena pria itu belum kunjung kembali bahkan setelah satu jam menunggu, jarak tempuh rumahnya dengan mini market terbilang dekat dan dapat di jangkau dengan 5 menit berjalan kaki.

Ia khawatir, dan semakin khawatir saat tidak mendapati Jungkook di sana.

Kemana perginya beruang besar itu.

Weni meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Jungkook tapi pria itu tidak mau menjawabnya.

Hampir sepuluh menit berlalu dan Weni baru bisa menghela nafas lega saat melihat Jungkook sedang duduk di salah satu ayunan di sebuah taman yg terletak tak jauh dari apartemen.

"Apa yg sedang beruang besarku lakukan di sini?"

Weni berdiri tepat di hadapan Jungkook.

Pria itu masih tidak menjawab dan menatap wajah Weni dengan sayu.

"Aku menghabiskan sojunya... Karena itu aku tidak berani pulang" seru Jungkook mirip dengan anak sekolah dasar yg takut ketahuan ketika melakukan sebuah kesalahan.

Atensi Weni beralih pada dua botol soju yg telah kosong.

Astaga Jungkooknya sudah mabuk.

"Gwenchana, kita bisa membeli lagi, sekarang kita pulang nde?"

Weni mengusap pipi dingin Jungkook, pria itu sudah terlalu lama di luar.

"Aniyo, aku lebih baik di sini bersamamu"

Weni tersenyum, ia menyadari keinginan kecil dan manis Jungkook.

"Kau akan tetap bersamaku, dimanapun itu" Weni mendekat, mengikis jarak dengan meraih Jungkook masuk kedalam pelukannya.

"Maaf, karena aku terlalu kekanak-kanakan" jungkook berbicara dengan pelan namun terdengar jelas oleh Weni.

"Aniya, aku tahu bagaimana perasaanmu" Weni menepuk punggung Jungkook perlahan, mencoba memberikan kenyamanan di sana.

"Kau tidak marah padaku?" Jungkook menjauhkan sedikit tubuhnya agar dapat menatap Weni.

Tatapan Jungkook masih sayu dengan hidung yg memerah, ia benar-benar terlihat seperti beruang besar yg perlu sebuah pelukan.

"Aku tidak punya alasan untuk marah padamu" Weni memilih untuk membawa Jungkook kembali kedalam pelukannya.

Weni tahu banyak tentang Jungkook yg sedang merajuk seperti ini adalah cara tercepat untuk membuat mood suaminya kembali adalah dengan memperlakukannya dengan sayang.

Pria itu sedikit kesal karena beberapa saat yg lalu kesenangannya di renggut oleh kedatangan tak terduga teman-teman Weni yg tiba-tiba mengadakan pesta di rumah mereka.

"Tapi oppa, kita tidak bisa melakukan itu malam ini" Weni berseru dengan hati-hati.

Seruan Weni mendapat helaan nafas kasar dari Jungkook.

"Gwenchana, karena malam ini ada teman-temanmu, kita bisa melakukannya besok"

Weni hampir saja tertawa, bagaimana bisa Jungkook selalu dengan santai saat berbicara mengenai sex dengannya.

"Tapi aku pikir kita tidak akan bisa melakukannya selama beberapa bulan kedepan"

Hhm?

Jungkook memutus pelukan hangat itu dan menatap Weni dengan kedua alis menaut.

Beruang besar yg tengah merajuk itu membutuhkan penjelasan.

"Berikan alasan yg masuk akal, kim Weni" Jungkook berseru dengan nada dingin.

"Kau akan segera menjadi... Appa"

Hm?

Ap-pa?

Apa maksudnya?

"Aku akan menjadi apa?" Jungkook mengulang pertanyaan untuk dirinya sendiri.

Weni tersenyum gemes, tangannya ia bawa untuk masuk kedalam saku coat dan meraih sesuatu dari dalam sana.

Testpack.

Dengan garis dua merah jelas tertera disana, yg artinya weni-

"Aku hamil"

Tepat saat kalimat itu Weni ucapkan seperti ada ribuan kembang api yg meletus di hati Jungkook.

Pria itu dengan cepat tersadar dari mabuknya, memeluk Weni erat dengan beberapa kali menghujani wanita mungil itu dengan kecupan.

Keluarga kecilnya akan lengkap sebentar lagi, bayi kecil itu akan membuat tali antara Weni dan Jungkook semakin erat.

"Terimakasih, karena kau sudah bersedia menjadi ibu dari anak-anakku" Jungkook menangkup wajah Weni.

"Bersiaplah untuk menjadi appa yg baik untuk anak kita kelak"

Weni melepaskan tangan Jungkook dari wajahnya, dan mulai berjinjit.

Wanita manis itu menghadiahi Jungkook dengan sebuah ciuman panjang di bibirnya.

Lengan yg sudah melingkar di leher Jungkook di balas oleh beruang besar itu dengan semakin mempererat pelukan pada pinggang Weni.

Mencium hangat bibir istri mungilnya.

Tidak lebih.

Jungkook sadar bahwa istrinya perlu banyak istirahat dan tidur dengan saling berpelukan sepertinya akan jau lebih manis.

"Khaja, kita harus kembali dan memberi tahu teman-temanmu juga" Jungkook menggenggam erat tangan Weni.

"Eem! Khaja"

Weni mulai melangkah dengan kepala yg bersandar pada lengan Jungkook.

Bagaimana dengan rasa mabuk Jungkook?

Eyyyyy...
Lupakan itu..

Jungkook bahkan sudah mendapatkan seratus persen kesadarannya sekarang.

Kabar bahagia ini bahkan menurut Jungkook seluruh dunia harus mengetahuinya.

Apa kira-kira yg akan terjadi jika Jungkook benar-benar resmi menjadi seorang appa??

Jungkook bahkan kelewat bahagia ketika tragedi morning sickness sebentar lagi pasti akan mendatangi Weni dan Jungkook harus bersiap akan hal itu bukan???

...
...

The end

mood booster (jeon Jungkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang