"Aduh, jepitanmu mantap, Sayang ... ngh ... ahh ...."
"Ah, ah, ahn, mmm ... ah ... suntikan Pak Dokter juga asoy," mulut mengeluarkan suara desahan pemicu berahi, menjawab pujian dengan pujian tak tulus, sementara jari Olin malah berlari-lari di layar HP-nya, melihat-lihat komentar-komentar pengikutnya di media sosial; TubeYou.
AnakNgegas_1 : Aduh, Neng! Itu dada apa buah melon? Boleh dong icip.
Like 18 Dislike 69 Reply
Olin langsung menekan tombol reply. Dengan tangan yang bergerak cekatan, dia mengetik jawaban.
LuckyNo69: @AnakNgegas_1 Ihhh, mecum! (-////-)
Sudut bibir merah Olin terangkat. Strategi pamer belahan dada dengan pura-pura polos benar-benar dapat meningkatkan jumlah viewers dan subscriber-nya. Video dirinya bermain game P*GH dan 'tidak sengaja' menjatuhkan lollipop di antara belahan dadanya sungguh mendapatkan sambutan luar biasa. Jumlah yang menonton videonya telah menembus dua ratus ribu lebih, dan jumlah subscriber-nya bertambah hingga sampai 5.000 hanya dalam sehari.
"Engh ... Olin ... enak sekali, Lin."
Olin memutar bola matanya. Tentu saja enak! Pak tua itu kira lubang siapa yang sedang dia masuki sekarang?
Olin memegang pergelangan tangan yang kini meremas dadanya keras, memindahkan jari-jari gemuk itu untuk meraup bokongnya, dia tidak mau implannya meletus karena diremas terlalu keras.
Tubuh Olin terombang-ambing ke depan dan ke belakang akibat gerakan menyodok yang makin lama makin kencang, bongkahan dada besar miliknya semakin menyembul dari balik bra hitam yang dia kenakan.
Posisi menungging dengan bertumpu pada meja sungguh membuat Olin sebal. Pangkal pahanya terasa tidak nyaman terkena benturan dengan tepi meja, dan pakaiannya menjadi kusut karena gesekan. Dia harus membuat perhitungan ganti rugi dengan bosnya.
"Sssh ...." Tadinya Olin hendak berdecak kesal, begitu ingat dia masih membutuhkan si dokter yang masih giat menggarap lubangnya, Olin buru-buru mengubahnya menjadi desisan, pura-pura merasa nikmat padahal nyaris tidak merasakan apa pun dari jarum suntik untuk balita milik si dokter.
Pantas saja istrinya selingkuh dengan pria lain. Perempuan mana yang bisa puas dengan ukuran mini begini. Rahasia soal selingkuh ini hanya diketahui oleh Olin. Pak Dokter yang merasa dirinya perkasa ini sama sekali tidak tahu berapa banyak dokter muda magang yang mendadak jadi ginekolog saat istrinya berkunjung ke klinik.
Keluh kesah Olin sedikit terobati dengan melihat komentar-komentar yang masih terus muncul di video miliknya. Apalagi, komentar-komentar itu dia baca pada HP Appel keluaran terbaru yang dibelikan pria yang kini asik memaju-mundurkan pinggulnya di belakang Olin—kalau bukan karena hadiah ini, mana mau Olin di-tusbol sore-sore begini. Lubang Olin mahal.
"Olin Sayang, enak tidak rudal pak dokter? Pasti enak, ya, Sayang? Ah—ah."
Tawa Olin hampir meledak mendengarnya. Rudal? Ukuran segitu dia sebut rudal? Jangankan merasa enak, hanya sekadar geli-geli juga terasa antara ada dan tiada.
"Engh ... iya, Pak Dokter, rasanya enak," jawab Olin malas-malasan. Dikeluarkannya desahan-desahan erotis yang membuat sang dokter tambah semangat menubruk Olin. "Ah, Argh, terus, Dok, tikam Olin terus, lebih dalam, ahn, ahn, ah ...."
Ada juga keuntungan dari posisinya yang sekarang, pasangannya tidak akan melihat ekspresi bosan yang tidak selaras dengan desahan penuh semangat yang dia keluarkan. Dia sungguh ingin segera selesai dan pergi dari kantor bosnya ini.
YOU ARE READING
Butterfly Effect
RandomKonten dewasa 21+ Mini Event Team : D Tema : Sekretaris Finalis Tema : Jugun Ianfu