Titik Perjuangan #05

104 12 1
                                    


2 Hari Berikutnya.

Dering dari Ponsel Aulia berbunyi, Aulia yang sedang bermalas - malasan aktivitas yang sangat nyaman dengan suasana rumah sambil tiduran di sofa. Ia pun tidak merespon dari siapa itu yang meneleponnya.
Nada itu kembali berbunyi, dengan rasa malas ia pun melawan rasa malas itu. Segera ia beranjak dari kasur itu dan mengambil ponsel didekat mejanya. Ternyata yang menelponnya ialah Ridwan.

"Ada apa wan? Ganggu istirahat gua aja." sapa Aulia.
"Ringgo sudah sadar, ia tadi ngomong sama gua ingin ketemu dengan lo, segera datang kesini ya penting katanya" ucap Ridwan.
"Oke gua kesana" jawab Aulia.

***

Sehabis mempersiapkan untuk ke rumah sakit, Tiba - tiba pintu Rumah Aulia ada yang mengetuk, penasaran siapa yang datang. Aulia pun membuka pintu tersebut
Dengan wajah kaget dan kebingungan, ternyata tamu yang datang ke rumah Aulia ia lah Dinar.

"Kok kamu tau rumahku?" sapa Aulia
"Jagankan rumahmu, isi hatimu saja aku tahu"
"Siapa ?"
"Diriku, namun setengahnya masih tersimpan dia" balas Dinar.
Aulia tidak membalas, ia pun langsung menutup pintu rumahnya, "Aku mau ke Rumah Sakit tadi Ridwan menelpon ku katanya..."
Tiba - tiba Dinar memotong ucapan Aulia.
"Datangnya aku kesini kamu juga tahu, aku mau jemput kamu. Kita bareng datang ke Rumah Sakitnya"
Aulia ke bingungan, Ia pun menerima tawaran Dinar.
Dinar pun langsung melaju ke arah motor yang ia parkir tepat gerbang Rumah Aulia.
"Ayoo mbak, kali ini kuantar ke Rumah sakit, esok aku antar kau ke pelaminan" canda Dinar.
Tanpa balasan, Aulia langsung menaiki jalan motor Dinar

Cuaca cukup mendukung awan nampak biru cerah tidak terlalu panas namun tidak menunjukan akan hujan tiba, di perjalanan menuju Rumah Sakit. Seperti biasa Dinar yang selalu memulai topik bicara, Aulia hanya mendengarkan layaknya sedang di dongengkan
"Aul"
"Iyaaa"
"Engga Jadi" Dinar mengurungkan niatnya, tadinya ingin membahas pertemuan di Rumah sakit 3 hari lalu.
"Aneh" balas Aulia dengan nada biasa saja.
Mata Dinar tetap fokus pada jalanan, 10 menit berlalu. Setibanya ia sampai Rumah sakit. Dinar mematikan mesin motor yang ia laju, memakirkan motor tepat di samping kiri Rumah sakit tersebut.
"Kenapa aku punya pirasat tidak enak ya" ucap Gadis cantik tersebut.
Dinar tidak merespon perkataan Aulia, ia langsung beranjak pergi dari parkiran tersebut.
"Ayoo!!! Aulia, gausah dipikirin" teriak Dinar.
Aulia pun beranjak jalan beranjak mengejar Dinar.
"Kau duluan saja Aulia, aku tidak masuk. Aku menunggu di ruang pendaftaran sini"
Tanpa pamitan, Aulia pun beranjak ke Lantai 4 ruangan 307 tempat Ringgo di istirahatkan.
Setibanya di lantai 4, ia pun mendengar suara dari pintu ramai.
Dengan canggung, Aulia pun membuka pintu ruangan tersebut. Terlihat disana ada Ridwan dan Herdie.
"Permisi" sapa Aulia.
Semua menoreh kepada Aulia, "Eh ul udah datang, Sini mendekat" ajakan Ridwan.
"Kamu tidak kenapa - napa Sayang ?"
Ringgo membalas sambil bersandar di bantal.
"Aman ko, Dokter sudah menyuruh ku pulang, kamu sama siapa kesini?"
Aulia tidak memberi tahu kan kepada Ringgo, ia pun berbohong kepada Ringgo.
"Tadi naik kendaraan umum kesini" respon Aulia sambil tersenyum.
Seketika datang arah berlawanan Dinar, ia datang bersama Lestaluhu. Dengan muka tertawa tersenyum "Sorry gua telat, ini lama nunggu Lestaluhu tadi bannya bocor sebelum mau ngejemput gua" ucap Dinar.
Ekspresi muka Aulia tertawa lucu, namun ia menahannya agar tidak menduga - duga Ringgo dan yang lainnya.
"Nih ada oleh - oleh dari nyokapnya Lestaluhu, salam semoga lekas sembuh" ucap Dinar.
Ridwan menoreh terhadap Aulia dengan senyuman. Aulia pun mengedipkan mata sebelahnya agar jangan sampai ada yang tahu bahwa Aulia mengenali Dinar. Ringgo dikarenakan Pria yang sangat protektip. Mudah tersinggung.
Ringgo membalas ucapan Dinar dan menoreh kepada Dinar & Lestaluhu. "Yaelah gausah repot - repot padahal abis maghrib, gua dibolehin pulang. Terimakasih ya Leslatuhu, salam ke Nyokap lu ya. Terimakasih juga Dinar".

15 menit kita berbincang ngobrol tentang kronologis kejadian Ringgo bisa kecelakaan, dengan nada rendah, Dinar berbicara kepada Mereka bahwa ia pulang dan tidak bisa mengantarkan Ringgo ke rumahnya.
"Semuanya, sorry gua duluan ya. Disuruh nyokap ada perlu anterin barang pesanan pelanggan langganakan kue keluarga gua".
"Oh yaudah, hati - hati dijalan nya kawan" ucap mereka.
"Makasih udah mampir kesini Nar." tambahan dari Ringgo.
Dinar pun bersalaman kepada semuanya yang disana.
Ia pun bersalaman dengan Aulia. Mereka saling bertatap dan saling tersipu malu. Namun Aulia harus menahan rasa itu. Karena didepannya ada Kekasihnya yang harus ia jaga perasaannya.

Aulia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang