Untuk kamu, yang merindu tetapi tak bisa cemburu
Ini saya, yang terlepas dari angan-angan kasih yang menggoda jiwa. Yang meredam asmara pada pekuburan sukma. Yang memaksa gugur kandung benih cinta tersurat.
Saya memaksa, memaksa mati. Saya memangkas, memangkas tumbuhnya buluh-buluh perindu penyiksa rasa. Menjambak kasar setiap rindu yang mengakar. Menebas resah pada gilanya khayal cumbu untuknya. Agar tak ada lagi perih mencemburu kasih.
Dinding-dinding raga tak lepas kuat. Cagak belulangku pun retak teretas sembilu membilur remas. Pelindung hati rusak, parah terhentak, hingga kasar terobek. Terbebaslah alur-alur rindu. Bercerita pada semesta. Berkabar pada samudra. Berbincang dengan angkasa.
Saya terkejut ketika saraf-saraf pilu menganak kecewa. Alam pikir mengadu sadarku. Raga menghentak, mengaduhkan perih menekuri sejengkal hati. Ah! Hatiku terjepit oleh sajak-sajak gila makna yang menarikan kidung asmara. Memaksa gejolak rindu berombak menggelung samudra. Saya tersudut oleh gembong pengadu. Matilah! Matilah saya!
Terlepas rindu, tersiksa pukau,
Saya, yang mati tersudut radar rindu
