Liah's Life

24.7K 265 46
                                    

Gadis mungil itu melangkahkan kakinya menuju kelas dengan kepala tertunduk. Sesekali ia mengangkat kepala dengan takut-takut untuk melihat jalannya. Koridor sekolah yang di penuhi murid-murid itu sibuk sendiri, tak satu pun menghiraukan atau bahkan menyadari datangnya gadis itu. yah.. Dia selalu invisible. Disaat yang lain asik bercakap-cakap dengan teman mereka, ia hanya dapat berjalan dalam diam.

Mata abu-abunya tertarik pada kertas biru terang yang menempel di mading. Ia pun mendekati mading tersebut untuk melihat lebih jelas.

Sebuah pemberitahuan mengenai pendaftaran lomba menyanyi yang akan diadakan sekolah. Pentas menyanyi yang selalu diadakan setiap tahunnya di WesternSun High School. Bibir kecil gadis itu memebentuk seulas senyum.

Ia membuka buku yang ada ditangannya.

Words come so easily

Hard to believe it's me

With every breath the feeling grows.

(Lyric dri film barbie popstar :p)

Sepenggal lirik dari puluhan lagu yang telah dibuat oleh Liah. Itulah namanya, Liah Lyra Oceana. Tak punya teman dan terpaksa harus memendam semua perasaan sendiri sendiri, membuat Liah memilih untuk menuangkan perasaanya dalam sebuah lagu. Gadis dengan tinggi 160 itu sangat menyukai hobinya itu. Menulis lagu dan menyanyi membantunya dalam berbagai hal, terutama dalam mengisi kekosongan hidupnya dan meng-expresikan perasaannya.

Sempat terpikir oleh Liah untuk mendaftar perlombaan itu. Sudah terbayang olehnya, berdiri diatas panggung dengan fans-fans yang mengaguminya. Sungguh Liah sangat ingin menjadi penyanyi. Bukankan ini langkah awal untuk menjadi seorang penyanyi sungguhan? Tepat pada saat itu seseorang mendorong tubuh mungil Liah dengan kasar.

"Minggir kau jelek!" Ujar Bianca. Si gadis cantik penguasa sekolah. Gadis yang memperlakukan semua orang dengan semena-mena, dan gadis pelontar hinaan kepada orang-orang yang dianggapnya, jelek, bodoh, atau kutu buku, sok tenar dan lain-lain. Tak ada standar benar di matanya, semua orang pasti di cibirnya.

Bianca membaca sekilas pengumuman tersebut lalu menulis namanya dikolom pendaftaran. 2 orang temannya berdiri dibelakang Bianca. Selalu begitu, mereka selalu mengikuti kemana Bianca pergi, seperti dayang-dayang.

Liah melihat ketiga orang tersebut kemudian menunduk. Ia selalu menunduk, mencerminkan rasa gugupnya terhadap setiap orang. Liah menghela nafas. Bodohnya ia sempat berfikir untuk mendaftar perlombaan itu. Mana mungkin ia berani menyanyi didepan banyak orang ketika berhadapan dengan siapa saja ia hanya bisa diam. Ia hanya seorang gadis jelek, culun, pendiam, tak berbakat, bahkan tak seorang pun sudi menjadi temannya. Kehadiran Bianca membuatnya sadar segala hal itu, sadar bahwa seseorang sepertinya hanya akan bermimpi untuk menjadi penyanyi.

"What are you doing here ugly?" Tanya Bianca tajam, mata coklat madunya menatap Liah dengan jijik. Rambut coklat tua yang bergelombang jatuh tergerai melewati bahunya. Bianca sangat cantik, hanya saja hatinya tak secantik wajahnya. 'Teman-temannya' ikut menatap Liah dengan jijik bagaikan Liah adalah kuman.

"Eng.. No.. nothing." Liah menutup bibirnya dan kembali menunduk. Bianca tertawa sinis.

"Jangan bilang kau mau mendaftar lomba nyanyi." Dayang-dayangnya pun tertawa. Liah menggeleng dengan gugup.

"Tidak." Jawabnya pelan. Kuku panjang dari jari telunjuk Bianca yang di cat pink tua itu mengangkat dagu Liah.

"You know you're ugly right?" Tanya gadis itu dengan nada manis, di sertai senyuman halus, namun matanya benar-benar mengejek. Liah memandang wajah Bianca yang seakan meminta jawaban. Liah pun mengangguk pelan.

"Dan kau tak ingin penonton muntah karena tampangmu bukan?" Dayang-dayangnya tertawa dengan gaya memuakkan, seakan menghina seseorang adalah hal yang benar-benar lucu.

"Tidak." Jawab Liah, menahan rasa sedih dihatinya. Setiap hari ia mendengar itu, semakin hari pula ia percaya bahwa ia memang jelek, dan tak pantas ada di mana pun. Perkataan Bianca seperti sebuah senjata yang selalu membuat Liah jatuh, merasa tak berarti, dan kehilangan kepercayaan diri.

Bianca menepuk pelan pipi Liah. "Aku senang kau sadar diri, perlombaan itu hanya untuk orang keren sepertiku, sedangkan kau..." Ia menatap Liah dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan Liah lagi-lagi hanya dapat menunduk dengan wajah pasrah karena ia memang tak punya apa-apa untuk di banggakan. "Kau tau sendiri." Ia menahan tawanya dengan senyum licik,

Gadis itu mengibas rambutnya dengan sebelah tangan kemudian melangkah pasti bak diva berjalan di catwalk.

"Aku tak bisa membayangkan gadis kutu buku itu ikutan lomba nyanyi. Ia pasti akan bernyanyi seperti tikus kejepit." Ujar satu teman Bianca kepada temannya yang lain sambil terkikik.

Liah menarik nafas dalam.

Bertahanlah.

Berpura-pura bahwa semua baik-baik saja....

~

Baca cerita terbaru aku ya. Koment jgn lupa vote. Siap menerima kritik kok :D

https://www.wattpad.com/45808747-exactly-the-same-justin-bieber-fanfiction-ff-bls

The Way You Are (bahasa Indonesia) Justin Bieber fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang