Question Mark

4.5K 95 4
                                    

Hari demi hari berlalu, dalam 2 bulan Ashley dan Justin sudah menjadi teman yang sangat dekat. Dimana ada Justin disitu pula ada Ashley dan juga sebaliknya.

Mereka berdua merasa sangat nyambung diberbagai hal oleh karena itu mereka sangat akrab. Mereka sering belajar bersama dirumah Ashley, bermain alat musik bersama bahkan menciptakan lagu bersama.

Mereka sepasang sahabat yang tak terpisahkan. Itulah kata murid-murid Westren Highshool saat melihat mereka berdua bercanda ria di koridor atau sedang makan di kantin.

Namun persahabatan itu tak hanya sebuah persahabatan. Ashley selalu mengharapkan sesuatu yang lebih dari itu namun Justin seakan buta dan tuli dari setiap perhatian dan signal-signal yang Ashley berikan. Ia tak pernah menganggap Ashley lebih dari seorang sahabat.

"Untuk semua panitia buku tahunan harap berkumpul di ruang club jornal sekarang." Ujar sebuah suara dari pengeras suara yang ada di setiap penjuru sekolah.

Ashley menoleh kearah Justin yang berdiri tepat disebelahnya.

"Aku harus pergi. Ada pertemuan panitia. Kau bisa menungguku?" Tanya Ashley.

"Hmm Bagaimana ya." Justin mengetuk dagunya dengan jemarinya seraya berpura-pura mempertimbangkan pemikiran untuk menunggu Ashley atau segera pergi meninggalkan sekolah itu.

"Aaah Pleasee." Rengek Ashley seperti seorng anak kecil.

"Ughh, Aku malas menunggu." Erang Justin tak kalah bersifat kekanak-kanakan.

"Begini saja, aku pergi terlebih dahulu ke bioskop. Setelah kau siap, baru kau menyusulku kesana. Aku tak akan menonton sebelum kau datang." Usul Justin. Menghindari kebosan menunggu disekolah yang sudah mulai sepi.

"Aaah. tidak. Masa kau tega meninggalkan aku disini. Ayolah aku tak akan lama." Ashley menarik-narik lengan baju Justin. Bersih keras merengek agar pria itu tetap berada di sekolah menunggunya.

Justin pun menyerah.

"Oke,"

"Yey!" Ashley memekik riang, dan pergi menuju ruang club jurnal.

"Aku menunggu di belakang sekolah!" Ujar Justin, dan Ashley hanya mengacungkan jempol ke langit.

***

"Bagaimana kalau kita buat profile semua siswa, tak perlu banyak satu lembar setiap siswa." Ujar Ernist. Pria berkaca mata yang merupakan paniti buku tahunan.

"Itu gila, kita harus membuat 500 profile. Dan itu akan membuat buku setebal 250 halaman." Sahut Emily. Mereka sedang merundingkan apa yang akan mereka buat untuk buku tahunan bagi siswa yang akan lulus tahun ini. Apakah akan membuat foto 4x5 beserta nama seperti buku tahunan biasanya atau membuat suatu yang baru.

"Kurasa tidak terlalu gila." Balas Ashley. Ernist menunjuk Ashley dengan riang karena usulnya mendapat pembelaan. "Kita buat saja setiap halaman dengan 4 profil siswa. Profilnya tak usah banyak-banyak hanya tanggal lahir dan hal yang menonjol darinya selama disekolah." Ashley mengajukan pendapatnya.

Ashley yang kreatif dan kritis.

Hal yang selama ini ia pendam. Ketika ia keluarkan, hal itu malah membuatnya dikenal banyak orang dan banyak diperlukan di dalam event sekolah.

"Oh ya dan kita bisa menulis nama julukan mereka." Ujar Pricilia bersemangat. Yang lain mangut-mangut menyetujui. Daniela mulai menulis usul-usul yang diterima kedalam notes miliknya.

"Oke kalau begitu mari kita sama-sama mengumpulkan data-data siswa. Aku akan membagi 25 nama kepada setiap panitia untuk kalian data." Ujar Ernist.

The Way You Are (bahasa Indonesia) Justin Bieber fanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang