Kekalahan yang menerpa pasangan Fajar dan Rian bukan karena alasan hubungan mereka yang mengalami gangguan atau merenggang seperti yang diasumsikan banyak orang.
Faktanya, mereka saling support dan saling perhatian satu sama lain.
Tidak ada istilah nanti ataupun terlambat dalam setiap kegiatan mereka setiap hari.Kecewa?
Pasti ada didalam benak kedua insan tersebut. Namun seberapa lama kita harus menampilkan rasa kecewa itu.??Setidaknya itulah yang Rian pikirkan, Rian tak terlalu memikirkan lama apa yang baru saja terjadi, meski memang tak mudah untuknya melupakannya begitu saja.
Usai pertandingan,mereka menuju kamar disebuah hotel mewah kawasan Birmingham.
Fajar hanya terduduk lemas sebelum menuju alam dunia mimpinya, masih merenungkan apa yang harus ia lakukan seterusnya.
"Masih mikirin yang tadi A?" Tanya Rian saat melihat raut wajah Fajar yang tak seindah biasanya.
"Iya Ian.. coba aja tadi Aa ga fault service, terus lebih sabar ngembaliin bola. Mungkin kita yang ke Final". Fajar memaparkan lamunannya kepada Rian.
"Sudahlah A, Ian juga banyak kesalahan ko tadi,namanya kesalahan itu ga bisa kita minimalisir A".
Fajar kemudian mendelik kepada sosok dihadapannya tersebut, kemudian berucap
"Maksudnya gimana Ian?""Ya.. manusia memang pasti gak pernah bisa luput dari yang namanya salah A, cuman manusia juga gak pernah tahu hal apa yang membuat mereka melakukan kesalahan, terkadang terjadi begitu saja."
"Setidaknya Ian..."
Belum sempat Fajar menuntaskan balasan kalimatnya , Rian sudah memotong perkataan Fajar.
"Nggak ada seandainya A , semua itu sudah ditakdirkan sama yang diatas A. Kalo kita bisa milih takdir, semua manusia ingin berada di keinginan yang sama, dan dari kegagalan ini kita belajar kalo kita punya takdir yang lain untuk kita tuntaskan terlebih dulu, sebelum takdir yang kita inginkan tercapai."
Fajar hanya menyunggingkan senyum ketika mendengar perkataan Rian, setidaknya pikiran kalut dan hati kecewanya sirna saat mendengar ungkapan Rian.
"Makasih ya Ian"
"Buat apa?"
"Buat semua kata-kata yang Rian ucapin, semuanya sangat berarti bagi Aa"
"Makanya ... "
"Makanya apa Ian?"
"Makanya jangan sedih lagi A, Ian ga suka kalo aa kaya gini"
"Terus Aa harus gimana biar Ian selalu suka?"
"Gak harus gimana-gimana , cukup jadi Aa seperti biasanya dan ga pernah sedih ataupun murung kaya tadi"
Fajar pun menggelitiki tubuh Rian , sekaligus membuat gemaan tawa mereka menerkam seisi ruangan hotel tersebut.
"Aa seneng punya Ian"
"Ian juga seneng punya Aa"
"Ian tahu kenapa?"
"Kenapa A?"
"Karena Ian itu Always Be.."
"Always Be, gimana A?"
"Always Be itu selalu menjadi kan artinya.. iya Ian itu selalu menjadi apapun yang Aa butuhkan"
"Ah gombal nih" celetuk Rian sambil menyikut wajah Fajar
"Eh serius Ian.. and i promise i will do like what you do" Fajar tertawa singkat setelah memgucapkan kalimat tersebut.
"Weleh.. weleh.. so pake bahasa Inggris, diajarin Marin ya? Apa Sean Vendy itu?"
"Siapa aja boleh" Fajar mengakhiri ucapan nya dengan mengecup kening Rian singkat.
"Eh kurangajar nih Aa, curi-curi kesempatan dalam kekalahan" Rian meledek Fajar dengan perkataannya.
"Dah ah tidur yok".
Tanpa basa-basi mereka langsung menuju alam mimpi dan Always Be Have A Nice Dream for Each Other.
.
.
.
.
.TbC.
.
.
.
.
.
I'm back... so Sorry for late update, i wish i can continue the story very very soon every week.
And starting from now, the story plot will based on FajRi moment okay? Hope You like It..
See You Next Chap
YOU ARE READING
The Journey
FanfictionKarena kita tidak akan pernah mengetahui akhir dari kisah kehidupan ini, tanpa adanya petualangan... " [Faj-Ri] "