14 - Just A Feeling

306 32 1
                                    

2 bulan usai pernikahan, memang kehidupan Fajar dan Rian sama sekali tidak berubah...

Mereka masih tetap sama, seperti Rian yang selalu kulineran yang berujung susah untuk dibangunkan, ataupun Fajar yang selalu bermanja kala hari libur tiba.

Mereka sangat senang karena mendengar mendapat jatah libur 2 minggu dari pelatih .
Mereka memutuskan berkunjung ke rumah mertua mereka masing-masing, kemudian lanjut bersantai di apartemen mereka untuk 1 minggu.

Pagi itu, hari ke 9 mereka menikmati masa libur sebelum kembali ke pelatihan.
Tiba-tiba...

"Hoeeekkk"
"Hoeekkk.. uhuk. "
suara Rian tengah muntah di wastafel kamar mandi membuat Fajar beranjak dari tempat santainya.

Fajar mendapati Rian berdiri lemas dekat wastafel, ini sebenarnya bukan kali pertama Fajar melihat Rian seperti ini.

Sebelumnya, usai turnamen Sudirman Cup juga ia pernah mendapati Rian seperti ini, Fajar kala itu hanya memberi Rian minyak angin dan sudah sehat saja.

Kali ini ia memiliki hal untuk dikhawatirkan, saat di rumah orangtua Rian, mereka saat itu benar-benar tidak bisa menahan gejolak dan desiran menggebu-gebu yang sudah cukup lama mereka coba tahan.

Sehingga, mereka melakukan malam pertama di rumah orangtua Rian, hanya dalam 4 hari rasanya tidak mungkin Rian langsung mengalami morning sick

Namun ia takut kalau ini benar-benar morning sick,

"Ian sakit dibagian mana?"
Fajar coba bertanya kepada Rian.
"Disini nih a, rasanya perut Rian kaya ada yang nendang-nendang" Rian menunjukkan perutnya dan menyebutkan clue yang menurut Fajar semakin membuatnya degdegan

"Kita ke dokter aja Ian?"

"Engga mau Ian takut disuntik"

"Engga bakal atuh Ian, lagian kan ada Aa"

"Iya , awas aa boong ya"

"Iya... bentar aa siap-siap dulu"

Mereka pun memutuskan untuk pergi ke dokter sekaligus mengetahui secara pasti apa yang sebenarnya dialami Rian

Nomor antrean telah sampai kepada Rian, Fajar dan Rian melangkah masuk dengan pikiran dan perasaan masing-masing.

Rian pun tentunya diperiksa dibagian perut sesuai keluhan yang dibincangkan pada resepsionis saat mereka tiba.

"Jadi, Rian kenapa dok?"
Fajar bertanya dengan wajah degdegan yang tak bisa disembunyikan

"Jadi begini, karena kalian pasangan baru sepertinya, jadi Rian mengalami suatu kondisi dimana ia merasa ingin cepat menimang anak, dan tubuhnya merespon dengan seolah-olah ia mengalami morning sickness"

Penjelasan dokter membuat Fajar dan Rian termenung.

"Memangnya ada dok kejadian seperti itu?"
Rian bertanya.

"Tentu ada.. gejala ini akan hilang dengan sendirinya, diusahakan Fajar tidak terlalu mengisyaratkan Rian buru-buru dalam memiliki anak, agar Rian tidak terlalu berpikiran seperti ia sedang hamil"

"Kalau hamil, seperti apa dok ?" Fajar bertanya.

"Mungkin trimester pertama hanya morning sickness, atau mood naik turun"

Penjelasan dokter akhirnya bisa disimpulkan dengan baik oleh Fajar ataupun Rian, mereka pun pulang dengan perasaan lega.

Setidaknya, mereka tidak akan dimarahi pelatih karena tidak bisa menunda honeymoon.. dan melanjutkan sisa libur yang ada sebelum turnamen berikutnya bergulir.

.
.
.
.
.
TBC
.

.

.

.

.

Well ,im back.. terima kasih yang selalu menunggu aku publish chap berikutnya, dan semoga semakin suka sama chap berikutnya ya..

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN seluruh readers dari author :)

.
.
.
.
.

Oh ya, boleh mampir juga kesini

https://my.w.tt/nsj9ZYIGaY

The JourneyWhere stories live. Discover now