Bukan keinginan ku

38 11 2
                                    

Matahari bersinar terik, membuat para siswa-siswi di lapangan tampak risih karena kepanasan. Namun, semua itu sebentar lagi akan berakhir.

"Pengumuman-pengumuman, barisan di istirahatkan." Suara siswi yang betugas sebagai protokol terdengar di pengeras suara.

Pemimpin upacara pun memberi aba-aba untuk mengistirahatkan kami. Tak lama, wakil kepala sekolah datang dan menaiki mimbar.

"Selamat pagi siswa-siswi yang saya cintai dan saya banggakan. Dengan amat bersyukur kepada tuhan, hari ini kita diberikan kesempatan untuk berkumpul disini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan di pagi hari ini." Kepala sekolah menjeda perkataannya.

"Terlalu banyak ketidak siplinan dan pelanggaran dalam tata tertib sekolah, saya harap semua siswa-siswi di sekolah ini sadar dan mau memperbaiki diri."

Semua memperhatikan wakil kepala sekolah dengan seksama. Sementara itu Lee Minho sebagai guru BK beberapa kali menghela nafas berat.

"Hari ini suatu pembelajaran untuk kita semua, bahwa yang namanya peraturan yang sudah di tetapkan oleh sekolah itu tidak boleh dilanggar. Etitud harus di jaga, karena kita disini bersekolah untuk menjadi lebih baik bukan untuk mencari masalah."

"Dengan sangat berat hati saya mengeluarkan siswa saya hari ini. Kepala sekolah beserta staf dewan guru sudah memikirkan ini dengan matang dan maaf karena kami tidak punya pilihan lain." Semua siswa-siswi berbisik-bisik saat mendengar penjelasan wakil kepala sekolah.

"Saya mengumumkannya disini bukan untuk melecehkan tetapi untuk memberi pelajaran kepada kita semua bahwa jangan meremehkan kami para guru dan kepala sekolah dengan menjadi anak yang tidak taat kepada peraturan."

"Dengan sangat berat hati, kami mengumumkan bahwa kami telah mengeluarkan siswa kelas 12 bernama Bobby karena telah bersikap tidak sopan bahkan tidak pantas pada teman perempuannya dan itu adalah pelanggaran etitud."

Seketika saat itu semua murid baku pandang membelalakkan mata mereka, terutama kelas 12. Lisa menutup mulutnya rapat, air matanya menggenang.

'siapa yang memberitahu guru? Kenapa dia dikeluarkan? Aku bahkan tidak menuntut atau mempermasalahkan ini.' batin Lisa.

"Sekian dari saya, selamat pagi." Kepala sekolah langsung meninggalkan mimbar beserta staf dewan guru.

Keadaan lapangan menjadi gaduh sebelum dibubarkan oleh pemimpin upacara.

***

"Dimana Bobby?" Tanya Xiyeon yang tiba-tiba menyerobot ke dalam kelas 12.

"Dia tidak turun," jawab Hanbin dengan lemas.

Tidak hanya dia, semua orang saat ini lemas dan cemas akan keadaan Bobby.

Xiyeon berlari dengan cepat meninggalkan kelas yang hening itu. Air matanya jatuh membanjiri pipi mulus miliknya.

'dimana kamu? Kenapa kamu tidak ada!? Aku disini! Jangan terpuruk sendirian!' batin Xiyeon.

Xiyeon berlari ke arah belakang sekokah, mencari celah untuk keluar tanpa harus izin, karena ia tau bahwa semua itu akan sia-sia.

'bobby, tunggu aku!' batin Xiyeon yang berusaha memanjat pagar tembok sekolah.

***

Lisa berdiri di depan semua teman-temannya yang kini memperhatikannya dengan lesu.

"Siapa pelakunya?" Tanya Lisa dengan suara yang bergetar.

"Siapa yang memberitahu guru tentang masalah aku dan Bobby?" Tanya Lisa kali ini suaranya tak hanya bergetar melainkan matanya mulai memerah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang