Beby menatap ponselnya.
"wooden landmark, 302"
begitulah kira-kira isi pesannya sebelum ia masuk kedalam pesawat.
perjalanan kali ini bisa dibilang cukup memusingkan. Karena jika biasanya dia tidak khawatir dengan senjata yang ia bawa, kini berbeda. Ia hampir saja ditangkap penjaga bandara karena kedapatan membawa senjata api. untung saja ia masih memiliki kenalan salah satu anggota BIN, jadi saat ia meneleponnya, ia terselamatkan.
Saat ini ia sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya menuju targetnya kali ini.
"hunting begin." gumamnya sambil memejamkan mata.
.
.
."makasih ya bli Made sudah boleh tinggal disini seminggu." ucap Vira. Ini hari liburan terakhir mereka.
"iya sama-sama. terimakasih juga sudah berkunjung di Bali dan menginap dirumah saya." jawab Bli Made.
"iya bli, terimakasih udah mau nampung kita disini. dan maaf kalo ngerepotin selama kita disini." ucap Ronald.
Setelah berpamitan mereka langsung pergi dari rumah Bli made.
Mobil penjemput sudah terparkir di gang utama. Mereka langsung naik dan mobil mengantar mereka menuju ke bandara. Mereka memang berniat untuk pulang naik pesawat agar mempercepat perjalanan pulang mereka.
.
."thanks ya guys buat liburan seminggunya." ucap Wendy saat mereka sudah menapakkan kaki di bandara sukarno-hatta.
"iya gue seneng banget udah ngabisin waktu sama kalian." tambah Vira.
"makasih ya kak Leon udah ikut sama kita." ucap Aster, ketiga orang tersebut mengangguk setuju.
"sama-sama. gue juga seneng kok maen sama kalian." ucap Leon.
"kalo gitu sampai ketemu minggu depan ya guys." pamit Wendy. Mereka memang berpisah di bandara karena jalan rumah mereka berbeda-beda.
Angel dan Leon jalan beriringan.
"gue anter ya." ucap Leon.
"tapi lo kan gak bawa mobil?" tanya Angel.
"gue di jemput Riko. mobil gue dipinjem dia seminggu ini. udah daripada elo naik taksi." jawab Leon.
"mmm kayaknya gue gak bisa bareng elo deh." Angel menunjuk sosok pemuda yang tengah berdiri bersidekap menatap keduanya dengan pandangan datar.
Pemuda itu langsung menghampiri Angel dan Leon.
"lama banget sih. capek nih nungguin." gerutu pemuda yang tak lain adalah Justin. Tanpa banyak bicara, Justin merebut koper yang dibawa Angel dan membawanya menuju mobil.
"kayaknya sampek disini deh Yon. gue pulang dulu ya. sorry gak bisa bareng." sesal Angel.
"its okey gapapa. kalo udah sampek rumah kabari ya." Angel mengangguk.
Ia berjalan menuju Justin yang sudah menunggunya disamping mobil dengan pintu terbuka.
"masuk." ucap Justin jutek. Setelah Angel masuk, ia juga ikut masuk namun sempat sebelumnya menatap kesal kearah Leon.
"jalan pak..." ucap Justin datar.
Begitu di dalam mobil Angel langsung memejamkan matanya.
"mana..." terpaksa Angel membuka matanya karena goyangan pelan dari Justin di bahunya.
"apa sih?" tanya Angel jutek, gak tau apa orang capek. batinnya.
"oleh-oleh gue mana." koreksi Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Cantik 3 : The Purpose
Actionaku hanya meminjamnya sebentar, aku berjanji akan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milikmu