Devon saat ini berada di depan seorang wanita, wanita yang selalu menjadi bayang-bayangnya selama ini.
Loly.
"ada apa tante? Kenapa mengajakku bertemu tiba-tiba?" tanya Devon, saat ini mereka tengah ada di LA.
Tantenya mengajak bertemu tiba-tiba. Disinilah Devon sekarang, di apartemen tempat Ayahnya dulu tinggal sampai sebelum dia kembali ke Indonesia dan meninggal disana.
"hahh, tidak kau, tidak Beby. Selalu saja kalau aku yang mengajak bertemu selalu bertanya apa. Seakan aku memanggil kalian karena ada sesuatu." jawab Loly kesal.
Devon menghela nafas, "bukan begitu tante, tidak biasanya tante menghubungiku dan mengajak bertemu seperti ini." ucap Devon melunak.
"hmmm sudahlah, jangan dibahas. Aku kesini hanya ingin mendengar pendapatmu." Devon mengerutkan keningnya.
"aku ingin kau memerintahkan kedua adikmu yang ada di Indonesia untuk mengawal dua orang ini." ucap Loly menyerahkan dua map pada Devon. Devon melihat dengan seksama kedua biodata di dalam map itu.
"mereka adalah sekutuku. Dulu organisasi Cheng terjadi pemberontakan setelah Lady Cheng meninggal. Dan aku membantu penerus organisasi itu untuk merebut kembali organisasi yang diambil alih itu. Tapi masalahnya kedua penerus organisasi itu tidak tahu apa-apa karena mereka berdua memang tinggal di Spanyol dan sekarang keselamatan mereka adalah prioritas kami. Jadi aku ingin meminta bantuanmu menjaga kedua penerus itu."
"kenapa di Indonesia?"
"aku tidak mungkin menempatkan mereka selain Indonesia. Hanya indonesia saja markas Killer yang tidak dipimpin oleh mantan musuh organisasi. Aku tidak percaya sepenuhnya pada markas-markasmu yang lain. Lagipula kurasa di Indonesia lebih aman. Tolong jaga dua orang itu sampai semuanya selesai."
"lalu siapa yang menjaga mereka."
"adik-adikmu yang ada di Indonesia?"
"tapi aku sudah menonaktifkan mereka semua dari organisasi tante." protes Devon.
"aku tidak mungkin meminta orang lain untuk mengawasi mereka. Ingat, keselamatan mereka prioritasku. Lagipula mereka tidak akan menjaga sampai seperti guardmu itu yang mengikutimu kemana-mana." ucap Loly yang melirik Scott yang memang duduk tak jauh dari mereka.
"tugas mereka hanya mendampingi keduanya sehari-hari. Justin sekarang masih duduk di bangku SMA, jadi aku akan menjadikannya murid pertukaran pelajar di Indonesia, sedangkan Renee bisa saja mempelajari bisnis kalian karena memang dia baru lulus S2 manajemen bisnis di spanyol." jelas Loly.
"bagaimana? Kau mau membantuku?" Devon hanya menghela nafas.
"baiklah, akan aku atur semuanya."
****
Ale sedang menikmati sarapannya, ia melirik jam ditangannya. Tidak biasanya Angel masih tertidur jam segini. Apalagi dia ada jadwal kelas pagi. Padahal ia ingin memberitahu Angel sesuatu.
"tuan, kamar sudah dibersihkan."
"ya terimakasih mbok." jawab Ale.
Hari ini adalah hari dimana tamu penting mereka datang. Sesuai perintah Devon, kedua tamu itu akan tinggal untuk sementara waktu di rumah mereka.
Jadi Ale sudah memerintah para pembantunya untuk merapikan dua kamar. Satu kamar bekas Derrick yang ada diatas, disebelah kamar Angel. Satu kamar bekas kamar Hans yang ada di seberang kamarnya. Karena hanya dua kamar itu yang tidak memiliki persenjataan pribadi.
"ahh mbok..... Gak jadi." baru saja Ale hendak memerintah pembantunya, namun Angel sudah muncul di ruang makan.
Angel mengambil tempat di depan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Cantik 3 : The Purpose
Aksiyonaku hanya meminjamnya sebentar, aku berjanji akan mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milikmu