Prolog

173K 1.3K 34
                                    

AUTHOR POV

Devandra Alendo Nothels Putra dari seorang pengusaha sukses bernama Revan Nothels, ia tentunya berasa dari keluarga berkecukupan, apa yang ia mau selalu terturuti sama seperti ayahnya dulu walau ibunya tidak pernah memanjakannya tetapi ayah dan neneknya selalu memberikan apa yang ia mau.

Devan tumbuh menjadi seorang pria yang sangat tampan, wajahnya tidak jauh berbeda dengan wajah ayahnya.

Ia memiliki seorang adik yang bernama Chalovandra Alivia Nothels adik yang sangat cantik dan sangat ia sayangi. Perbedaan usia mereka hanya terpaut 4 tahun, Devan kini berusia 27 tahun dan Alivia berusia 23 tahun yang kini masih duduk di bangku perkuliahan semester akhir.

"Kak, mau berangkat ke kantor ya?" ucap Alivia melihat Devan yang sudah rapi dengan jas hitamnya lengkap dengan kemeja biru tosca dan dasi berwarna senada.

"Iya" ucap Devan singkat.

"Jangan cuek-cuek dong gimana cewek mau dekat sama lo kalau cuek gitu" sindir Alivia.

Devan memang sangat cuek dan dingin bahkan dengan adik kandungnya sendiri tetapi Alivia tau kalau kakaknya itu menyayangi dengan caranya sendiri.

"Gue nebeng ya" ucap Alivia yang masih sibuk melahap roti dengan selai coklatnya.

Tidak menjawab Devan lalu pergi begitu saja tanpa menggubris perkataan Alivia, membuatnya harus mengejar Devan takut jika tertinggal.

"Pa, Ma, Dev berangkat ke kantor" ucap Devan menyalami dan mencium pipi Alice dan Revan.

"Via juga berangkat ma" ucap Alivia menyusul.

"Hati-hati nak" ucap Alice dan Revan berbarengan seperti direncanakan.

Disepanjang jalan hanya terdengar suara berisik Alivia yang menceritakan kisah kasihnya dengan sang kekasih yang sudah ia jalani selama setahun belakangan, dan berniat untuk melakukan hubungan yang lebih serius, mendengar kabar itu Devan hanya melirik sekilas lalu tersenyum tipis.

"Oiya kak kenalin dong pacar kakak ke Via" ucap Alivia sehabis menceritakan kisah kasihnya dengan sang kekasih.

"Tidak ada" jawab Devan singkat membuat Alivia jengah.

Mereka tiba di depan Kampus Alivia, sebelum ia turun, ia mencium pipi Devan terlebih dahulu sebagai bentuk rasa sayangnya kepada kakaknya, Devan tersenyum tipis, sangat tipis hingga tidak terlihat seperti tersenyum.

Jalanan cukup padat dipagi hari membuat waktu untuk sampai di kantor memakan waktu berjam-jam, untungnya ia pemimpin perusahaan tersebut, tetapi ia paling tidak suka keterlambatan, baginya terlambat adalah kata-kata yang sangat terkutuk pasalnya jika seseorang ingin sukses maka hargailah waktu.

Ia tiba dikantor setelah bergelut dengan kemacetan lalu lintas, melemparkan kunci mobilnya kepada satpam untuk diparkiran di parkir Bassement.

"Selamat pagi Mr. Lendo" ucap karyawan yang melintas, ya orang-orang memanggilnya dengan sebutan Mr. Lendo.

Devan hanya melirik sekilas lalu masuk kedalam lift, ia memang terkenal dengan aifat dinginnya yang entah menurun dari siapa, pasalnya selama ayahnya memimpin dulu ia terkenal dengan sikap ramahnya walaupun itu ditujukan kepada Office Boy sekalipun.

Ketika ia memasuki ruangan dimana ia akan berkutat dengan map-map yang harus ditanda tangani olehnya, seorang wanita berparas cantik menghampirinya.

"Selamat pagi Mr. Lendo, ini berkas cv yang perlu anda baca" ucapnya dengan formal.

"Terima kasih" ucap Devan singkat lalu membawa masuk berkas yang diberikan wanita tadi.

Ia menjatuhkan bokong diatas kursi kepemimpinannya, lalu mulai membaca sebuah berkas yang ia bawa dan melihat CV lengkap dengan foto seorang wanita berparas cantik dengan senyuman yang melengkung dibibirnya.

Partner Bastard (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang