AUTHOR POV
Keesokan harinya, Kinara diantar lagi dengan Jack, ia merasa tidak enak hati kalau harus menyusahkannya terus menerus, disatu sisi ia tidak enak jika harus menolak ajakan Jack.
Hari yang sangat melelahkan karena pekerjaannya hari ini sangat banyak, belum lagi ia harus mengatur jadwal pertemuan Devan dengan calon investor-investor penting dan beberapa partner bisnis lainnya. Sungguh melelahkan.
Ia berjalan menuju sofa panjang didekat meja kerjanya, lalu ia merebahkan tubuhnya dan meluruskan kakinya yang pegal karena cukup lama tertekuk.
Pintu tiba-tiba terbuka, Devan masuk dengan wajah lelahnya dan melihat Kinara yang sedang bersantai diatas sofa dengan nyamannya sedangkan dirinya sangat lelah dengan pekerjaannya.
Ia mendekati Kinara, baru hendak menyentuh bahunya, tiba-tiba Kinara bangun dan otomatis menabrak Devan yang berada dibelakangnya, mereka lagi-lagi berada pada posisi yang pernah mereka lakukan saat pertama kali bertemu.
Kini tubuh Kinara berada diatas tubuh Devan, mata mereka saling bertatapan, cukup lama dan tanpa sadar Kinara telah membangunkan sesuatu dibawah sana, Kinara yang sadar dengan posisi mereka akhirnya berdiri.
"Ma...maaf Sir, sa...saya tidak sengaja" Kinara menahan malu dan menyembunyikan rona merah pada pipinya.
"Sudahlah" Devan bangkit lalu merapikan pakaiannya yang kusut akibat tertindih oleh Kinara.
"Saya hanya ingin mengajakmu keluar"Mata Kinara spontan membulat mendengar ajakan atasannya itu, tidak biasanya ia mendapat ajakan dari bossnya bahkan mengobrol pun tidak pernah.
"Kenapa menatapku seperti itu?" Devan menatap tajam dan menaikkan satu alisnya kearah Kinara yang mengeluarkan ekspresi kagetnya.
"Sa...saya Sir???" tanyanya tidak percaya.
"Iya"
"Tapi..."
"Saya tidak terima penolakan, anggap itu sebuah penerimaan kata maafmu"
Mereka keluar dari ruangan dan bergegas menuju lift, hanya keheningan yang terasa diantara mereka, tidak satupun yang membuka suara.
Berada satu lift dengan atasannya membuat jantung Kinara berdentum cukup kuat, apalagi saat keluar dari lift terlihat Devan menggandeng tangan Kinara, sontak para karyawan yang melihat itu ramai-ramai menghadiahi tatapan sinis.
"Jangan hiraukan mereka!!" ucap Devan tanpa menoleh sedikitpun kearah Kinara.
Ada getaran dahsyat dalam diri Kinara saat Devan menggandeng tangannya, ia belum pernah merasa sedekat ini dengan bossnya yang bisa dibilang berdarah dingin sedingin sikapnya.
Bram, supir Devan sudah menunggu diluar kantor, dan ketika melihat bossnya keluar ia berlari dan membukakan pintu mobil untuk mereka.
"Bawa kami ketempat yang tadi" udap Devan kepada Bram saat membuka pintu mobil untuk Devan.
"Baik tuan"
Kinara masih bingung kemana Devan akan membawanya, ia hanya bisa pasrah dan diam seperti disandera. Ia melihat kendaraan yang melintas dibalik jendela mobil tidak berani menatap Devan yang akan membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
Setelah memakan waktu sekitar 15 menit mereka sampai disebuah toko butik yang mewah dengan Mannequin yang berjejer dibalik jendela kaca memakai gaun indah sangat indah.
Kebingungan Kinara bertambah banyak, melihat Devan yang mengajaknya ketempat ini, untuk apa ia mengajakku kesini?? Dalam hati Kinara bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Bastard (HIATUS)
Romansa#51_roman (190719) #28_Romantis (230719) #15_mostwanted (09092019) Warning!!! konten Dewasa, harap bijak dalam membaca Novel ini dilanjutkan dari Novel pertamaku yang berjudul My Boy Is Savage