Sepulangnya dari taman, Krist langsung membawa Singto ke dapur. Krist membuka kulkas dan menyenderkan Singto pada kulkas.
Krist membuka topi dan jaket Singto. Lengan Singto yang terbuat dari silikon terasa panas karena terlalu lama di bawah terik matahari.
"Singto? Kumohon buka matamu" Krist menyentuh pipi Singto.
Krist mengeluarkan es balok dari frezer dan mengusapkannya pada tangan dan pipi Singto.
Krist terus mengusapkan es balok itu hingga habis mencair, tangannya pun sudah terasa kebas karena dingin.
Krist beranjak ke kamar untuk mengambil charger dan buku panduan AC.
Krist menyambungkan charger pada leher Singto, leher Singto menunjukkan angka 60%.
"Daya baterainya masih ada, tapi kenapa Singto masih belum buka mata sih"
Krist duduk di depan Singto, ia membuka buku panduan mencari informasi tentang kelemahan Singto.
"Kok nggak ada" Krist terus membolak-balik buku pedoman, namun tidak menemukan solusi untuk kelemahan Singto.
"Apa aku hubungi aja ya perusahaannya? Oh aku kan masih punya nomornya petugas yang ngirimin AC"
Krist mengutak-atik handphonenya mencari nomor petugas yang mengirim AC ke rumahnya.
Tuut tuut tuut
Tidak ada jawaban. Krist mencoba lagi.
Tuut tuuut tuuuut
Tetap tidak ada jawaban.
"Bagaimana ini? Huh!" Krist duduk diam memperhatikan Singto.
Dia mendekati Singto dan menyentuh pipinya. "Hangat, apa aku tunggu saja ya sampai dingin? Mungkin setelah itu dia akan bangun"
Krist menunggui Singto hingga dia ketiduran di samping pantry.
Hingga sore hari, Krist mulai membuka mata karena merasa kedinginan sebab terlalu lama di depan kulkas.
Krist mengecek tangan dan pipi Singto yang mulai dingin.
"Kenapa belum bangun juga sih?"
Krist beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah mandi ia memesan delivery makanan. Krist memakan makanannya di meja makan dekat balkon.
Pandangannya tidak lepas dari Singto yang tetap menutup matanya di depan kulkas yang terbuka.
"Bagaimana ini?"
Setelah makan Krist membawa Singto ke kamarnya. Ia tidurkan Singto di kasurnya dan ia ganti bajunya.
Krist membuka jendela kamarnya karena ia merasa gerah. Biasanya saat ia sedang sibuk dengan tugasnya, Singto akan menemaninya dengan mengaktifkan pendingin ruangan.
Biasanya Singto akan duduk memperhatikan Krist dalam diam, kadang-kadang ia menanggapi ocehan Krist tentang tugas kuliahnya.
Namun sekarang, Krist hanya bisa diam di meja belajarnya menatap Singto yang terbaring di kasurnya, sementara laptop dan bukunya ia abaikan di meja belajar.
Hingga tengah malam Krist baru saja menyelesaikan tugasnya, leher dan punggungnya terasa kaku. Ia merenggangnya tubuhnya sebentar dan beranjak ke dapur untuk mengambil minum.
Ia kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur. Krist membereskan buku dan laptop, menutup jendela, menggosok gigi dan berbaring di samping Singto.
"Semoga besok pagi kau sudah membuka mata, Singto"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Turn Me On - [SK]
RandomCast : Singto + Krist Genre : Sci-fi, Action Pendingin ruangan milik Krist rusak Tapi dia mendapatkan sesuatu yang 'LEBIH' dingin "Cukup hidupkan aku dan kau akan merasa dingin"