GOMAWO

326 19 0
                                    

Typo bertebaran
And
Happy read readers
.
.
.
.
.
.
Apa kau benar melakukannya?
Terakhir yang ku ingat adalah aku yang benar benar ceroboh.

Terimakasih karena ingin berkorban demi aku. Tapi janganlah merasa seakan bahwa kau yang harus menanggungnya.

Ia mulai memeganggang pintu dengan penuh kecemasan. Tangannya bahkan mulai berkeringat. Ia membuka perlahan pintu itu dan mendapatkan seseorang yang menempati ranjang persakitan dengan tak sadarkan diri bahkan sekarat.

Ia mulai membuka gagang pintu itu dengan gemetar.wonwoo memilih untuk menemui mingyu sebelum melakukan operasi. Walau itu dilarang namun ia sangat memaksa dan dokterpun pasrah, dokter memintanya agar tak lama.

Ia berjalan menuju ranjang persakitan yang ditiduri oleh teman seperjuangannya itu. Mingyu tampak sangat pucat dengan alat alat yang menempel pada tubuhnya. Wonwoo sama sekali tak mengenal semua alat itu.

"Mingyu bertahanlah sedikit lagi... kau haru kuat,,apapun yang terjadi padaku kau tak boleh menyalahkan dirimu sendiri...setelah ini mungkin akan banyak yang terjadi...."

"Bukan hanya saat ini kau harus kuat namun nanti setelah kita melakukan operasi."

"Kau harus kuat jika tidak semua akan sia sia mingyu... siapa yang akan membuat seungcheol hyung marah karena tingkahnya. Siapa yang akan menjadi mc dishow lagi selain kau, mingyu-ah. Bertahanlah demi aku dan juga member seventeen. Pliss mereka butuh kau..."

Air mata wonwoo mulai mengalir dengan perlahan. Ia menahannya selama ini namun air mata itu tetap saja menlanggar kehendak darinya.

Ia memegang tangan mingyu perlahan dan berkata "jika ini takdir kau tak boleh menyalahkan semua dirimu... berjanjilah padaku."

[♡]{■○◇○■}[♡]

Huh...

Helaan nafasnya dapat terdengar sangat berat. Ia mempersiapkan semua yang bisa ia siapkan dari dirinya.

"Tuan.. operasinya akan dimulai sekarang... mari masuk." Ucap seorang suster dengan formal.

Wonwoo mengangguk pelan. Ia berjalan perlahan menuju pintu ruang operasi. Ia berhenti sejenak untuk melihat s.coups yang senantiasa tersenyum dan menyemangatinya.

Senyuman menawannya membuat wonwoo ikut tersengum dibalik semua ketakutannya. Ia berharap senyuaman itu selalu tergambar di wajah s.coups tanpa ada air mata dan kesedihan.

Wonwoo melangkahkan kakinya kedalam.  Ruangan itu sangat khas dengan bau obat obattan. ia dapat melihat mingyu yang terbaring lemah diatas ranjang dengan alat alat medis yang terpasang ditubuhnya.

Dokter menyuruhnya berbaring di ranjang kosong disebelah mingyu. Ia tampak sedikit berkeringat dingin. Sang dokter akhirnya menyuruhnya tenang dan meyakinkan bahwa semua akan baik baik saja.

Obat bius mulai disuntikan yang membuat wonwoo sangat sangat mengantuk. Ia mulai menutup matanya, ia terlihat rilex dan mulai berada dialam mimpinya.

Hujan Dalam Senja | Meanie BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang