Tentang Mereka

1K 34 0
                                    

Nanda membawa Bulan ke taman belakang sekolah. Ia duduk di kursi taman menatap Bulan yang masih menundukkan kepalanya. Sebenarnya, ia juga tidak tega dengan perlakuan Bagas yang ingin melecehkan Bulan. Apalagi, Nanda sangat menghormati seorang perempuan. Tapi, ia juga tidak bisa berbuat apa - apa. Ia tahu betul bagaimana karakter teman - teman satu geng nya. Jika ia ikut campur, maka akan merusak persahabatan yang telah mereka jalin selama bertahun-tahun.

" Hobi banget nunduk lo!" Nanda berdecak kesal menatap Bulan.

Nanda menghela nafasnya berat saat tak ada satu kalimat pun yang keluar dari mulut Bulan. Menyebalkan! Pikirnya. Bagaimana tidak, biasanya gadis manapun akan langsung merespon jika di dekati oleh Nanda. Bahkan biasanya para gadis yang mengejar dirinya dan rela untuk melakukan apapun demi mengobrol dengannya. Tapi Bulan, sangat berbeda dari gadis lainnya.

" Lo gagu?" Tanya Nanda tersenyum miring.

Bulan menggelengkan kepalanya tanpa menatap Nanda.

" Gue kasih tau sama lo, kalo Bagas udah mutusin buat nyium lo, berarti dia nggak akan pernah ngelepasin lo sampai dia dapetin apa yang dia mau." Nanda menatap Bulan dari atas kebawah.

Bulan menegakkan kepalanya lalu beranjak duduk di sebelah Nanda. Ia menghela nafasnya pelan dan menatap Nanda. Ia mengerti apa yang dimaksud oleh Nanda. Ia juga tidak ingin hal itu terjadi. Jika perlu, setelah dari taman, ia akan langsung menjauhi mereka semua demi keselamatan dirinya.

" Makasih udah kasih tau gue." Sahut Bulan dengan senyuman.

Nanda menaikkan satu alisnya. " Bisa senyum ternyata."

" Gue juga manusia pasti bisa senyum." Sahut Bulan pelan.

Nanda menatap wajah Bulan dengan seksama. " Cantik." Ucapnya pelan.

" Apa?" Tanya Bulan.

" Gue nggak bilang apa-apa." Nanda memalingkan wajahnya dari Bulan. " Em, lo kelas berapa?" Tanya Nanda memecahkan keheningan.

" Gue kela-.."

" Bulan." Teriak seorang gadis yang baru saja menghampiri Bulan.

" Chika."

" Ya ampun Bul bul lo kemana aja sih? Daritadi pagi nggak keliatan. Lo nyasar atau diculik? Atau lo di jahatin sama orang atau-.." Chika yang daritadi sibuk mengomel menutup mulutnya rapat ketika melihat Nanda yang duduk di sebelah Bulan.

Sementara Nanda, menatap tajam ke arah Chika.

" Gue terlambat Chik." Sahut Bulan.

" Kok bisa? Bu-bukannya lo selalu bangun pa-pagi?" Chika berkata gugup sembari menatap Nanda.

Bulan menggelengkan kepalanya pelan.

Nanda berdiri dari duduknya memasukkan kedua tangannya di saku celananya. " Gue duluan." Ucapnya tanpa menatap Bulan dan Chika. Ia langsung melangkahkan kakinya pergi.

Chika bergegas duduk di samping Bulan dengan wajah penasaran.

" Lo kok bisa kenal sama Nanda Bul? Terus ketemu dimana? Lo diapain sama dia? Lo nggak dijahatin kan? Atau jangan-jangan lo suka ya sama dia? Atau lo-.."

" Gue nggak sengaja ketemu dia. Karna gue dihukum bersihin gudang."

" Berarti lo ketemu sama geng nya Satria?"

" Satria?" Bulan mengerutkan keningnya.

" Satria Mahendra. Badboy SMA Pelita Nusantara. Masa sih lo nggak tau. Astaga Bulan lo kemana aja sih sampai nggak tau tentang mereka." Ucap Chika sambil berdecak menggeleng - gelengkan kepalanya.

Satria BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang