permulaan

629 40 5
                                    

Typo warn!ada dimana2




"Nona Min, anda sudah tau kan alasan saya memanggil anda"

Gadis itu menganggukkan kepalanya

"Lalu bagaimana? Apa anda sudah memutuskan?"

"Umm..sebenarnya pak, saya masih belum bisa menghubungi orangtua saya di desa, jadi bisa beri saya waktu satu hari lagi?"

"Ahh.. tak masalah, hanya saja jangan lewat minggu ini ya?"

"Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu"

"Silahkan"

Min yoongi gadis itu beranjak dari duduknya, sambil mendekap beberapa buku tebal dia tampak menghubungi seseorang melalui ponsel hitamnya.

Tut tut tut... (?)

Masih sama sejak 2 hari yang lalu, dia masih belum bisa menghubungi rumahnya jauh didesa sana.
Kembali ditekannya sejumlah nomor yang dengan luar biasa baik dihapalnya, nomor telepon rumahnya, bahkan dia masih sering lupa nomor ponselnya sendiri.

Dia masuk ke taksi yang tadi dia panggil, setelah mengucapkan alamatnya pada pak supir dia kembali menempelkan ponselnya ke telinga

"Haishh..! Apa mereka ternyata punya telepon baru dan nomor yang ini sudah tak digunakan? Ah tak mungkin juga kan?"
Entah pada siapa dia bicara
.
.
.

"Jadi kau akan mengambil beasiswa itu atau tidak?"

"Entahlah jeonghan, aku masih belum berhasil menghubungi orangtuaku, rumahku tak bisa dihubungi sama sekali"

"Huh.. kenapa sih mereka tak mulai menggunakan ponsel saja? Lebih gampang berkomunikasi kan"

Yoongi mengedikkan bahu "bagaimana denganmu?" Dia tampak asik melahap ice cream bucket berasa cokelat strawberry

"Tentu saja akan kuambil, kuliah program S1 ke china kapan lagi, ya kan??" Ceria si gadis bersurai hitam itu

"Ck.. kau tampaknya sangat bersemangat pindah ke china"

"Hehe.. selama s.coups ku ikut"

"Ehh?!?? Seungcheol juga dapat??"

Jeonghan mengangguk semangat

"Ahh.. kau beruntung sekali han, keluargamu fleksibel, dan maju, pacarmu tampan, bahkan kau diberkahi wajah cantik yang sempurna, aku iri tau!"

Jeonghan tertawa lepas mendengar penuturan sahabatnya itu, sudah 4 tahun sejak dia mengenal yoongi, dan gadis itu masih sama saja, suka mengeluh dan pesimis padahal tanpa dia sadari, dia sebenarnya punya segalanya.
Keluarga yang menyokong, otak cerdas yang terlalu sering digunakan, wajahnya juga tak bisa dibilang tidak indah, baby face yang benar-benar imut. Ck.. hanya kepercayaan dirinya saja yang kurang.
Lihat saja, wajahnya bahkan mengerut lucu saat kesal

"Berhentilah cemburu pada orang, itu tak berguna! Coba kau telisik apa saja yang kau punya dalam dirimu, kau sama perfect nya dengan orang-orang yang kau cemburui"

"Ckck..lihat-lihat kau kembali bernasehat seperti wanita tua lagi"

"Heh! Mau kupukul apa?"

Yoongi tertawa di balas oleh jeonghan

"Ummm..sudah jam 4 sore, aku ada janji dengan seungcheol, aku tinggal ya"

"Hm.. pergilah, tak ada hari indah tanpa seungcheol kan?" Diakhiri kekehan mengundang delikan dari jeonghan

Yoongi mengantar jeonghan kepintu,
"Entah mengapa tiap mendengar nama seungcheol aku teringat pada ayahku"

Jeonghan yang sedang mengenakan sepatu mendongak menautkan alis seakan bertanya kenapa

differentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang