hometown

265 31 10
                                    

Hola🙋 demi kelancaran jalannya cerita semua kejadian yang ada disini anggap aja emang ada dan beneran ya. Walau kalian berpikir gak bakal mungkin sih, tapi.. ya namanya juga ff apa aja pasti bisa wkwk
.
.
.

Sekitar 10 menit lagi dan kapal yang ditumpangi nya akan berlabu, yang artinya, semakin dekat waktunya, dia akan memijakkan kakinya lagi di desa. Jujur saja, dia tak punya ingatan apapun tentang desa itu atau keluarganya, ya kalian boleh terkejut, dia memang tak tau menahu tentang keluarganya disana, dia sering bertemu ayah dan ibunya karena mereka sering mengunjunginya, bahkan saat dia masih di china dulu. Dia hanya tau rupa keluarganya melalui foto-foto yang orangtua nya bawa saat berkunjung. Sebenarnya mereka juga sering mengupdate berita terbaru tentang keluarga mereka padanya, tapi, dia yang sudah sibuk sendiri di dunia nya tak pernah mau peduli. Dan kalau harus jujur, sebenarnya dia malu untuk menceritakan tentang keluarganya pada temannya. Apalagi sejak mendengar kabar kalau ayahnya menikah lagi, dan ibunya menyetujui bahkan berteman baik dengan si istri kedua. Dia tau hal-hal semacam itu wajar di desa nya, tapi baginya, itu adalah hal memalukan yang harus dia tutup rapat-rapat. Itu mengapa tak ada yang tau asal-usulnya, bahkan sahabatnya sekalipun. Yang mereka tau hanya orangtua nya tinggal di desa, dan mereka buta teknologi, itu saja. Mereka sering bertanya sebenarnya tapi dia selalu bisa mengalihkan pembicaraan dan membuat mereka lupa pada topik tentang keluarganya. Seumur hidupnya, yoongi hanya hidup di dunia nya sendiri, dan tak pernah peduli pada keluarga nya, yang memiliki pola pikir yang sangat bertolak belakang dengannya.

"YOONGIII!"
Mendengar namanya diteriakkan, dia lihat didermaga berdiri 2 orang pria beda usia, yang satu sudah paruh baya tapi masih terlihat tegap, yang satu lagi masih muda, dan sedang sibuk lompat-lompat sambil mengayun-ayunkan tangannya, dia tersenyum sangat lebar, ck, kakak nya itu

Kapal berlabu dan semua penumpang turun, yoongi turun yang paling terakhir.
Baru saja dia menapakkan kaki ditanah, sudah ada seorang pria yang memeluknya erat, sangat erat sampai yoongi tak bisa bernafas

"Astaga yoon!! Kakak sangat sangat sangat merindukanmu! Kau sudah sangat besar!"

"Aku juga rindu kau kak joon"
Sambil tertawa pelan

"Namjoon, kau mau meremukkan adikmu?"

"Hahah.. aku hanya sangat bersemangat ayah,"

Kini yoongi sudah berada dipelukan hangat ayahnya. Tak bisa dipungkiri kalau dia rindu kehangatan dan aroma khas ayahnya ini

"Bagaimana perjalananmu?"

"Menyenangkan"

Seunghyun tertawa, mengelus kepala yoongi
"Ayo, sedang tidak hujan, tak ada jalanan becek dan lumpur yang menghalangi, jadi kita bisa sampai didesa kurang lebih 1 jam"

"Sini kakak bawa kopermu, eh? Hanya ini barangmu??"

"Ahh tidak, masih ada 8 kotak barang-barangku yang lain, kukirim melalui kargo, mungkin akan sampai 3 hari lagi"

"Ahhh.. hahah, sudah kakak duga kau pasti datang membawa banyak sekali barang"

Benar saja, perjalanan menggunakan jeep hanya menempuh waktu satu jam, lebih tepatnya 45 menit, karena cuaca yang sangat cerah, jalanan yang belum teraspal biasanya akan menjadi lumpur saat hujan datang dan pastinya akan memperlambat laju jeep.
Sepanjang jalan namjoon tak berhenti mengoceh tentang banyak hal dan yoongi sahuti dengan senang hati, dia pikir mungkin sudah saat nya dia fokus pada keluarganya.

Didepan sana berdiri gapura selamat datang yang megah dan terawat. Suasana desa yang asri mendominasi, tak banyak kendaraan bermotor, sepeda lebih mendominasi disini. Tanpa sadar bibirnya melengkungkan senyum, tak seburuk itu, pikirnya.

differentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang