kemudian

241 35 10
                                    

"Kalau kau istirahat saja kemarin, kau mungkin gak bakal sakit kan,"

Bom yang sedang menyuapi yoongi menatap jengah suaminya itu
"Berhentilah mengomel, sudah kau turun lah dan makan bersama yang lain"

"Nanti saja"
Seunghyun membawa tangannya mengambil kain kompres yang ada di dahi yoongi, direndam ke air dingin, memeras, lalu meletakkannya kembali ke tempat semula. Yoongi tersenyum tipis, meraih tangan ayahnya itu untuk dia peluk
"Aku hanya demam ayah.."

"Ya, dan kau sakit keras dulu juga berawal dari demam"

Yoongi terkekeh, ayah nya sangat berlebihan rasanya, dia hanya demam dan sedikit pusing karena kelelahan dan terlalu lama berada diluar saat sedang terik-teriknya. Ditambah tadi malam dia tak tidur dan nekat mandi tengah malam karena dirasa gerah.

"Pergilah sarapan, kau bilang akan pergi bersama jiyong ke sebrang" kali ini suara bom melembut

"Hah, baiklah. Ayah ingin kau sudah sehat saat ayah pulang yoon"
Seunghyun berdiri, mengecup kening bom dan yoongi bergantian sebelum keluar menuju ruang makan

"Ayahmu bahkan lebih heboh dari yang tadi saat kau sakit dulu. Dia hampir menangis"

Yoongi tertawa

"Ada satu cerita. Hanya ibu ayah dan kakak mu namjoon yang tau. Dulu sebenarnya sebelum kau, ada anak lain harusnya yang lahir"
Yoongi membulatkan matanya
"Ya, ibu pernah keguguran. Ayahmu sangat menginginkan anak perempuan, dan saat tau ibu sedang mengandung anak perempuan, ayah mu sangat bahagia. Sayangnya saat akan memasuki usia 7 bulan, ibu keguguran karena terlalu lelah. Ayahmu sangat sedih dan kecewa, dia sampai tak bicara pada ibu. Tapi tak lama, dia menguatkan ibu dan menenangkan ibu. Lalu saat ibu hamil lagi, dia terus berdoa semoga itu juga perempuan dan akan selamat sampai lahir, dan doa nya terkabul karena kamu lahir. Dia sangat bahagia, dia tersenyum sangat lebar, sampai namjoon merasa cemburu karena perhatian ayahmu tertuju sepenuhnya padamu, tapi juga tak berlangsung lama, ayah hanya terbawa euforia, dia sangat-sangat bahagia sampai melupakan sekitar. Makanya saat kau sakit dulu, dialah orang yang paling sedih. Saat dia harus melepas kau hidup sendiri di kota, dia sangat cemas, dia terus bertanya apakah kau akan baik-baik saja. Dia tak pernah tahan melakukan perjalanan dengan pesawat, tapi demi bisa melihat mu dia memaksakan, walau harus sakit sekalipun. Kau lihat lampu hias yang ada di ruang tamu? Kalau kau ingat itu kau yang pilih"

"Aku?"

"Ya, umurmu masih 7 tahun, ya masih di cina. Seperti biasa ayah dan ibu membawa mu jalan-jalan saat berkunjung. Kau memaksa ayah membeli lampu itu karena suka saat melihatnya, saat kecil kau sangat terobsesi dengan disney itu mengapa kau suka gambar rumah mirip istana dan meminta ayah untuk membangun rumah seperti yang kau gambar"

"Rumah ini..??"

"Benar, bisa dibilang kau lah yang mendesain rumah ini. Ayah membangun rumah ini sesuai yang kau gambar dulu. Hahah.. dan sampai sekarang ibu masih tak bisa percaya ayahmu melakukan semua itu demi kau. Sudah lihat rumah kita yang lain kan? Rumah itu hanya, bangunan ck.. dulu kita tinggal disana, tapi setelah rumah ini dibangun, yaa disinilah kita"

"Aku tak pernah tau kalau aku sespesial itu"

"Ayah sangat menyayangimu, jadi wajar saja kalau dia heboh kalau kau terluka, walau luka kecil sekalipun"
.
.
.
.
.
.

Senyum jimin luntur

"Dia sakit?"

"Ya, dia itu sangat lemah, kelelahan sedikit pasti ujungnya sakit"

Jimin berpikir apa karena dia membawa yoongi terlalu lama kemarin, hingga gadis itu kini jatuh sakit

"Tenang saja, dia hanya kelelahan. Dia masih bisa bercanda saat aku berangkat tadi"
Seolah membaca pikiran jimin yang menyalahkan dirinya sendiri.

differentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang